Ima Keithel, Pasar Terbesar di Asia yang Semua Pedagangnya Wanita

Ketika Manipur masih dipimpin oleh raja, pasar yang sudah berusia 500 tahun ini pernah menjadi tempat diskusi seputar isu sosial dan politik

oleh Azwar Anas diperbarui 12 Apr 2016, 11:38 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2016, 11:38 WIB
Ima Keithel, Pasar Terbesar di Asia yang Semua Pedagangnya Wanita
Ketika Manipur masih dipimpin oleh raja, pasar yang sudah berusia 500 tahun ini pernah menjadi tempat diskusi seputar isu sosial dan politik

Citizen6 Jakarta - Ima Keithel atau ‘pasar untuk kaum ibu’ yang terletak di bandar Imphal di India, terkenal dengan keunikannya sebagai pasar terbesar di Asia dengan penjualnya yang hanya terdiri dari wanita. Seperti dilansir odditycentral.com, ketika Manipur masih dipimpin oleh raja, pasar yang sudah berusia 500 tahun ini pernah menjadi tempat diskusi seputar isu sosial dan politik.

Saat tradisi 'Lallup' masih berkembang, penduduk pria harus siap melayani raja kapanpun dipanggil. Oleh karena itu, penduduk wanita mengambil alih peran kepala rumah tangga dengan bertani dan berdagang.

Hal tersebut memicu keinginan berdagang bagi wanita di sana. Berbagai barang dijual di pasar seperti ragam buah dan sayur, hasil kerajinan tangan, dan perhiasan. Ada juga kosmetik, permen lokal, hingga pakaian tradisional Manipur. Namun khusus di pasar Ima Keithel, hanya wanita yang sudah menikah saja yang boleh berdagang di pasar.

Menurut seorang pedagang, Anoubi Devi, dia gembira karena dapat meneruskan tradisi anggota keluarganya secara turun-temurun. “Bagi kebanyakan wanita di sini, berdagang di Ima Keithel adalah seperti usaha turun-temurun milik keluarga,” katanya.

Pada Perang Dunia II yaitu di saat medan pertempuran berdarah bagi pasukan Inggris dan Jepang, Pasar Ima Keithel sempat ditutup. Hingga kini, pemerintah setempat juga sempat merencanakan penutupan pasar Ima Keithel dan menggantinya dengan supermarket modern. Namun para pedagang wanita memprotes putusan tersebut dan berhasil mempertahankan pasar. Hanya saja, pasar kini menempati bangunan baru yang disediakan pemerintah.

Peneliti independen, Dr. Shristi Pukhrem mengatakan eksistensi pasar Ima Keithel masih mendapat banyak ancaman karena kehadiran produk murah dengan jumlah besar, ke depannya ia berharap Ima Keithel menjadi simbol permberdayaan wanita Manipur.

"Pasar ini memberikan perlindungan bagi wanita dalam mengejar kehidupan di sebuah negara yang telah terpukul keras oleh konflik kekerasan, tata pemerintahan yang buruk, dan kurangnya pembangunan," ujar Pukhrem.

Studi menunjukkan sebagian besar pedagang di Ima Keithel menghasilkan 1.000 sampai 3.000 USD per tahun atau sekitar Rp 13-39 juta. "Meski barang dagangan laku banyak, para pedagang wanita tidak mendapat banyak untung karena uang yang didapat digunakan untuk membeli bahan baku dan logistik lainnya," ujar Dr. Yumkhaibam Shyam Singh, seorang profesor sejarah.

Penulis

Christyana Caroline

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini


**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya