Liputan6.com, Jakarta Ikan Paus sperma atau yang lebih dikenal dengan paus berkepala kotak berukuran sebesar bus angkutan umum kembali terdampar. Penduduk di lepas pantai Davao del Norte, Filipina menemukannya pada 17 Desember 2016.
Makhluk malang dengan panjang 38.8 kaki (11.8 meter) meninggal usai menelan limbah sampah manusia, yaitu plastik hingga menyebabkan sistem pencernaan paus sperma tercekik.
Kematian paus yang mennjadi salah satu hewan langka ini terungkap setelah Darrel Blatchley dari D'Bone Collector Museum Lokal melakukan otopsi.
Advertisement
International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengungkapkan, paus sperma termasuk hewan yang rentan. Perlu diketahui bahwa hewan air tidak bisa mencerna limbah sampah manusia pada usus halusnya.
Ikan Paus sperma biasanya bertahan hidup dengan makanan seperti cumi-cumi, kepiting, udang, dan ikan. Sayangnya, non-biodegradable sampah manusia banyak ditemukan di laut, seperti plastik dan partikel lainnya.
Menurut analisis, kematian paus sperma pun bisa diakibatkan oleh perairan yang dangkal. Berat badannya yang sangat besar, menyebabkan paus tak bisa berenang. Dan dengan berat tubuh itu pelan-pelan akan menghancurkan organ internalnya.
Dengan adanya insiden ini, bisa disimpulkan betapavmembuang sampah sembarangan bisa menyebabkan berkurangnya makhluk laut yang langka.
Penulis:
Eka Nurjanah/Politeknik Negeri Jakarta
@Ekanurjanah626
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6