Lakukan Gebrakan, Tiongkok Larang Perdagangan Gading Gajah

Tiongkok akan melarang semua perdagangan gading gajah domestik dalam negeri pada akhir 2017.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 06 Jan 2017, 10:01 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 10:01 WIB
Lakukan Gebrakan, China Larang Perdagangan Gading Gajah
China akan melarang semua perdagangan gading domestik dalam negeri pada akhir 2017

Liputan6.com, Jakarta - Tiongkok akan melarang semua perdagangan gading gajah domestik dalam negeri pada akhir 2017. Keputusan ini dikeluarkan pemerintah dengan harapan dapat membantu melindungi spesies itu terhadap pemburu.

Langkah ini penting untuk populasi gajah di seluruh dunia. Sebagai catatan, 20.000-30.000 gajah dibunuh oleh pemburu setiap tahun untuk memenuhi permintaan produk gading di Asia, terutama di Tiongkok.

Sebuah survei terhadap gajah Afrika yang diterbitkan pada September tahun lalu menunjukkan, populasi gajah savanah telah menurun 30 persen dalam tujuh tahun terakhir, sebagian besar karena perburuan. Survei tersebut malah mengungkapkan jumlah gajah di dunia kini kurang dari 400 ribu ekor.

Tahap pertama dari pelarangan perdagangan gading gajah di Tiongkok akan dilaksanakan pada akhir Maret. Pada tahap tersebut, pemerintah memulai proses menutup 34 fasilitas pengolahan negara dan 143 tempat perdagangan gading yang ditunjuk.

Dalam siaran persnya, seorang pejabat Administrasi Kehutanan Negara mengatakan bahwa puluhan dari tempat tersebut akan ditutup pada 1 April 2017. Pemerintah juga akan membantu karyawan perdagangan gading dalam menemukan pekerjaan baru yang memanfaatkan keterampilan ukiran mereka.

Ilustrasi (Reuters) 

Selain itu, Tiongkok juga akan meningkatkan penegakan penjualan gading ilegal dan mendirikan sebuah sistem untuk mengatur transfer atau penjualan barang-barang gading yang dimiliki oleh warga. Semua pengolahan dalam negeri dan perdagangan gading akan ditutup pada 31 Desember 2017.

Atas keputusan tersebut, kelompok konservasi dan kesejahteraan hewan di seluruh dunia bertepuk tangan. Bahkan, Presiden World Wildlife Foundation dan CEO Carter Roberts menyebutnya gebrakan untuk konservasi gajah.

"Ini adalah berita besar yang akan menutup pasar terbesar di dunia untuk gading gajah. Saya sangat bangga dengan negara saya yang akan membantu memastikan bahwa gajah memiliki kesempatan berjuang untuk mengalahkan kepunahan," tutur Direktur Asia Wildlife Conservation Society, Aili Kang.

Seperti dikutip dari Buzzfeed, Kamis (5/1/2017), pemerintah Tiongkok juga berencana untuk meluncurkan kampanye kesadaran masyarakat tentang kebrutalan perdagangan daging. Sebuah survei tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah orang Tiongkok yang cenderung membeli gading turun dari 54 persen menjadi 26 persen.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya