Liputan6.com, Jakarta “The mountains are calling and I must go” – Jhon Muir
Begitulah petikan kata seorang penggiat alam, pria asal Scotlandia yang hari ini, menjadi semangat kaum muda untuk mendaki gunung.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Di balik keindahan alamnya yang mempesona ternyata gunung juga menyimpan segudang cerita mistis. Seolah gunung telah dibungkus satu paket bersama makhluk astralnya. Jika kita bicara gunung dengan mitos makhluk halusnya, maka pembicaraan tentang Gunung Slamet, tidak mungkin kita lewatkan.
Sebut saja pos 4 atau yang dinamai pos Samarantu yang paling kental aroma mistisnya. Pos buat beristirahat ini akan di temui oleh pendaki yang melewati jalur Bambangan. Konon pos Samarantu ini diambil dari kata samar dan hantu. Hal ini pun dibenarkan oleh seorang ranger gunung Slamet, Agus.
Seorang pedagang kopi di pos 3, Rudi pun mengungkapkan hal yang sama. “Kalau bisa, saat melewati pos 4 nanti, langsung terus jalan saja sampai pos 5 dan jangan lupa ucapkan salam,” ungkapnya.
Pos Samarantu ini ditandai dengan dua pohon besar yang sejajar menyerupai pintu. Pintu itu dipercaya sebagai pintu masuk juga bagi kerajaan makhluk astral. Tak jarang makhluk ini menunjukan wujudnya yang samar samar.
Tak sampai disitu, beberapa pendaki juga mengakui ketika turun dari Slamet menuju basecamp Bambangan, pendaki seakan terus berjalan di tempat yang sama.
“Ketika turun dari pos 2 ke pos 1 saya melewati satu pohon besar yang tumbang. Saya terus berjalan menuju pos 1. Tapi setelah lama berjalan, bukannya tiba di pos 1, saya malah bertemu kembali dengan pohon besar yang tumbang tadi”, ungkap Raka salah satu pendaki.
Raka juga menemui sosok anak kecil yang bermain di pos 1, dimana pos 1 ini adalah bangunan berbentuk pondok tempat pendaki beristirahat. Bu Brahma, yang menjadikan rumahnya basecamp gunung Slamet, menjelaskan bahwa mistisnya gunung Slamet mungkin karna aktivitas warganya sendiri.
Warga ingin gunung ini sesuai dengan namanya yaitu Slamet atau selamat. Jadi sangat banyak doa maupun sesajen yang dikirimkan warga agar gunung ini tidak meletus.
Hal ini terjadi karna kepercayaan masyarakat jawa dalam ramalan Jayabaya. Suatu ramalan yang telah dianut semenjak kerajaan Kediri dalam tradisi jawa. Dimana diterangkan jika gunung Slamet meletus, pulau Jawa akan terbelah menjadi dua.
Penulis :
Ilham Pratama
Mahasiswa Universitas Moestopo
Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @SahabatLiputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.