DNA Mumi Buktikan Orang Mesir Kuno Keturunan Nuh

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Alkitab dan Alquran

oleh Sulung Lahitani diperbarui 14 Sep 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2017, 14:00 WIB
DNA Mumi Buktikan Orang Mesir Kuno Keturunan Nuh
Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Alkitab dan Alquran

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan telah lama bertanya-tanya tentang asal-usul orang Mesir. Sampai saat ini, tidak ada data empiris untuk mengklarifikasi masalah ini. Studi tentang sejarah penduduk Mesir hanya bisa mengacu pada referensi arkeologi sastra dan tidak langsung serta kesimpulan yand dibuat dari studi genetika orang Mesir masa kini.

Berdasarkan sumber-sumber ini, kebanyakan peneliti percaya bahwa orang Mesir kuno berasal dari Afrika bagian utara. Hal ini dikarenakan orang Mesir saat ini menunjukkan pengaruh genetik sub-Sahara yang signifikan.

Keyakinan tersebut bertentangan dengan catatan kitab suci yang menyiratkan nenek moyang orang Afrika dan Mesir adalah berbeda dan merupakan putra Nuh atau Noah. Sementara studi terbaru tentang DNA mumi dan menyoroti masalah tersebut, lebih mendukung narasi kitab suci.

Melansir dari Hidden-truth, penelitian tersebut dipimpin oleh Johannes Krause dari Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia. Upaya sebelumnya untuk mempelajari DNA mumi tetap tidak meyakinkan.

Iklim panas Mesir dikombinasikan dengan proses pembalseman yang dilakukan oleh orang-orang Mesir kuno menghancurkan sebagian besar DNA. Untuk penelitian ini, peneliti mengambil sampel 151 mumi dari Abusir el-Meleq, selatan Kairo. Sampel mereka membentang 1.300 tahun sejarah Mesir kuno, dari sekitar tahun 1388 SM sampai 426 M.

Para peneliti mampu mengumpulkan 90 sampel DNA mitokondria dan tiga sampel genom, total DNA organisme. Hasil yang mengejutkan menunjukkan bahwa orang Mesir kuno lebih dekat hubungannya dengan populasi dari Timur Dekat dan Asia barat daya, bukannya dari Afrika utara seperti yang diperkirakan sebelumnya.

"Di Mesir kuno, kita sama sekali tidak menemukan keturunan sub-Sahara Afrika. Mereka terlihat sangat dekat ke Timur dan memiliki hampir nol keturunan sub-Sahara Afrika," kata Krause kepada CBC News.

Ini menggambarkan bahwa orang-orang Mesir kuno lebih dekat berhubungan dengan orang Eropa daripada mereka yang berasal dari orang Mesir modern. Studi tersebut mengungkapkan bahwa pengaruh Afrika terhadap orang Mesir relatif baru.

Temuan baru ini sesuai dengan Dynastic Race Theory yang dianut oleh arkeolog David Rohl. Teorinya menyatakan bahwa orang-orang Mesir kuno tiba di atas lautan dari Mesopotamia, menaklukkan Lembah Nil, dan mendirikan dinasti-dinasti Mesir pertama. Ini bertentangan langsung dengan teori sebelumnya bahwa penguasa Mesir pertama dan sebagian besar penduduknya tiba melalui darat dari Afrika.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya