Ilmuwan: Tinta Tato dapat Racuni Darah dan Sebabkan Kanker

Sebuah penelitian terbaru mengklaim tato dapat menjadi pemicu kanker di tubuh Anda.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 13 Sep 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2017, 18:00 WIB
Ilmuwan: Tinta Tato dapat Racuni Darah dan Sebabkan Kanker
Sebuah penelitian terbaru mengklaim tato dapat menjadi pemicu kanker di tubuh Anda.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru mengklaim tato dapat menjadi pemicu kanker di tubuh Anda. Bahan kimia dalam tinta tato akan bergerak dalam aliran darah dan menumpuk di kelenjar getah bening. Ini dapat menyebabkannya membengkak dan menghambat kemampuan mereka melawan infeksi.

Bahan kimia kontroversial titanium dioksida biasa ditambahkan ke tinta tato untuk menciptakan warna tertentu. Bahan kimia inilah yang kemudian dikaitkan dengan kanker, gatal, dan penyembuhan yang tertunda.

"Ketika seseorang ditato, seringkali mereka hanya berhati-hati dalam penggunaan jarumnya. Tidak ada yang mengkhawatirkan komposisi kimiawi dalam tinta yang digunakan," ujar Hiram Castillo dari European Synchrotron Radiation Facility di Perancis.

Para peneliti menggunakan sinar-X yang kuat untuk mengidentifikasi titanium dioksida dan logam berat yang ada pada sampel tato serta sampel jaringan getah bening. Meski partikel dengan berbagai ukuran ditemukan di kulit, hanya fragmen titanium dioksida mikroskopik yang sangat banyak yang tampak di nodus dan menyebabkan bengkak.

Para periset percaya bahwa partikel tersebut dapat diangkut dalam darah atau dilumpuhkan oleh sel kekebalan yang kemudian menyimpannya. Endapan ini dapat menyebabkan kelenjar getah bening membengkak, mengganggu kemampuan mereka melawan infeksi, dan menyaring patogen.

"Bukti visual menunjukkan kelenjar getah bening menjadi bewarna dengan warna tato. Ini adalah respon tubuh untuk membersihkan tempat masuk tato," ujar Bernhard Hesse yang terlibat dalam penelitian itu.

Menurut temuan yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports, reaksi nano partikel saat kelenjar getah bening menangani tatolah yang harus diwaspadai. Sebab, reaksi nanopartikel yang tak tepat dapat berujung pada penumpukan dan menjadi kanker.

(Sul/Ul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya