Kasihan pada Orang Tua, Bocah Pengidap Kanker Minta Mati Saja

Ia merasa iba melihat orang tuanya menghabiskan semua tabungan mereka untuk perawatan kanker yang ia derita.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 09 Des 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2017, 19:00 WIB
Kasihan pada Orang Tua, Bocah Pengidap Kanker Minta Mati Saja
Ia merasa iba melihat orang tuanya menghabiskan semua tabungan mereka untuk perawatan kanker yang ia derita.

Liputan6.com, Jakarta Seorang anak perempuan berusia 14 tahun yang sakit parah, meminta orang tuanya menyerah. Ia merasa iba melihat orang tuanya menghabiskan semua tabungan mereka untuk perawatan kanker yang ia derita.

Li Xiaoqing didiagnosis dengan kanker hati yang disebut hepatoblastoma pada tahun 2014. Kondisi Li yang tak membaik membuat orangtuanya berutang ke sana-ke mari untuk mencari biaya pengobatan buah hati mereka.

"Sudahlah Yah, Bu. Jangan berutang lagi. Ikhlaskan aku, aku tak ingin jadi beban kalian," demikian kata-kata Li pada orang tuanya seperti dikutip dari Sohu.

Mendengar pernyataan anaknya tersebut, orangtua Li tak kuasa menahan tangis. Sebab bagaimana pun, Li adalah buah hati mereka.

Berasal dari Provinsi Henan, Li tumbuh di pertanian bersama kakaknya, adik perempuan, orangtua, dan neneknya. Keluarganya terpaksa membawanya ke Beijing setelah dokter setempat menyarankan Li dibawa berobat ke ibu kota agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Anak perempuan itu telah menjalani lima kali kemoterapi selama berada di rumah sakit di Beijing. Operasi kanker hatinya baru akan dilakukan bila ukuran tumornya telah berkurang dengan kemoterapi. Namun, melihat kondisi orang tuanya, Li merasa tak tega.

 

Akhirnya mendapat bantuan biaya pengobatan

Kasihan pada Orang Tua, Bocah Idap Kanker Minta Mati Saja
Ia merasa iba melihat orang tuanya menghabiskan semua tabungan mereka untuk perawatan kanker yang ia derita.

Ayah Li, Xiangping, hanyalah seorang petani dan tukang las paruh waktu. Agar bisa membayar pengobatan anaknya, Xiangping bahkan rela bekerja ekstra. Ia juga dilaporkan berhemat dengan memilih tidur di hutan, terowongan bawah tanah, atau emperan toko.

Dari tahun 2015 hingga kini, Li Xiaoqing telah menjalani setidaknya 20 kali kemoterapi dengan biaya mencapai Rp 600 juta. Kondisi Li tak kunjung membaik meski ia menjalani kemoterapi, sementara itu orang tuanya tak lagi memiliki uang.

"Ayah, saya tak ingin lagi kemoterapi. Keluarga kita tak punya uang lagi. Bagaimana kita bisa membayar semua utang? Aku tak ingin menjadi beban kalian. Tanpa aku, kalian masih memiliki kakak dan adikku," ujar Li.

Namun, orangtua Li telah mengatakan pada media lokal bahwa mereka akan tetap berusaha melanjutkan pengobatan anaknya. Setelah diliput media lokal, kisah mereka menyentuh hati banyak orang.

Sumbangan pun dikumpulkan untuk membantu Li. Hingga saat ini, uang sebesar Rp 140 juta telah diserahkan pada mereka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya