Liputan6.com, Jakarta Berbagai cara kreatif dilakukan oleh seorang pria dalam merebut hati pujaannya. Apalagi saat menembak gebetan, diusahakan agar momen tersebut menjadi momen paling berkesan bagi sang gebetan.
Baca Juga
Advertisement
Hal itulah yang menjadi alasan seorang mahasiwa dari Universitas Halu Oleo dalam menembak gebetan yang telah lama ia taksir. Tak tanggung-tanggung, ia melakukan proses penembakan tersebut di tengah lapangan dengan memakai megaphone atau TOA.
Tak butuh waktu lama, aksi mahasiswa Fisip bernama Arif itu menembak mahasiswi bernama Dian, langsung menyebar di media sosial. Keberanian Arif melakukan penembakan itu di hadapan ratusan mahasiswa membuat warganet salut dengannya.
Tapi, tidak semua orang mengapresiasi usaha pemuda itu. Malahan, Arif sempat dianggap melecehkan simbol perjuangan mahasiswa karena memakai TOA dalam menembak gebetannya.
Salah satu kecaman datang dari BEM FIB UHO. Lewat akun Facebook-nya, BEM FIB menegaskan bahwa megaphone sebenarnya merupakan simbol perjuangan melawan ketidakadilan yang biasa dipakai mahasiswa, bukannya untuk menembak gebetan.
Â
Â
Dikritik BEM
-Menurut admin Facebook BEM FIB UHO, jika memang Arif seorang yang jantan, seharusnya pemuda itu datang ke orang tua gadis itu untuk meminta persetujuan mereka. Cukup panjang keluhan yang disampaikan BEM FIB UHO dalam akun Facebook mereka.
Berikut pernyataan resmi mereka seperti dikutip dari akun resmi BEM FIB UHO:
Â
Kami mengerti bahwa cinta itu fitrah memiliki kecenderungan rasa anugerah. Kami paham bahwa jiwa kita haruslah terisi. Melengkapi ketidaksempurnaan manusia.
Kami paham bahwa semua hal perilaku kita adalah hak setiap diri kita semua terserah kita.
Tapi jangan begitu caranya bung!
Melukai MEGAPHONE yang selama ini menjadi simbol perjuangan mahasiswa melawan ketidakadilan!
Tapi jangan norak bung! Menciderai Almamater yang isi otaknya punya konsep untuk masa depan negeri ini.
Tapi jangan jadi korban sinetron bung! Merusak tataran dunia kampus. Dunia yang seharusnya menjadi hunian para akademis. Dunia yang sepantasnya menjadi tempat para generasi kritis dan solutif. Dunia yang menjadi tempat lahir para pemimpin-pemimpin bangsa.
GENTLE itu datangi orangtuannya!
BERANI itu tinggikan maharnya!
LELAKI itu junjung kehormatannya!
Mahasiswa itu BAPER ketika lihat generasi hancur!
Mohon maaf atas perbedaan pandangan ini. Salam Budaya!
Â
Advertisement
Dibela warganet
Meski dikritik oleh BEM FIB UHO, toh banyak juga warganet yang mendukung aksi mahasiswa itu. Menurut warganet, megaphone bukanlah barang eksklusif milik mahasiswa. Buktinya, di tempat lain seperti di pasar, banyak pedagang yang menggunakan megaphone dalam mempromosikan dagangan mereka.
Ada pula warganet yang menuduh kalau admin akun tersebut sebenarnya iri dengan usaha Arif. Toh Arif pun sebenarnya sedang berjuang, berjuang untuk mendapatkan cinta pujaan hatinya.
Sayangnya, karena aksi penembakan itu melebar ke mana-mana, tak dijelaskan bagaimana akhir dari momen penembakan tersebut. Tak jelas apakah wanita itu menerima atau menolak pernyataan cinta Arif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: