Liputan6.com, Jakarta Angulas, kata Spanyol untuk bayi belut adalah salah satu makanan Spanyol yang paling mahal. Angulas merupakan sekumpulan besar belut berlendir.
Baca Juga
Advertisement
Bentuk dan tekstur makanan ini digambarkan seperti cacing di atas piring yang berlendir. Entah apa yang membuat makanan ini menjadi mahal padahal tak memiliki rasa sama sekali.
Lantas, mengapa ada orang yang rela membayar ratusan euro untuk makan angulas di restoran mahal?
Legenda mengatakan bahwa di masa lalu, angulas digunakan sebagai makanan untuk hewan ayam dan babi. Ada bukti sejarah yang mengatakan bahwa mereka pernah menjadi makanan pokok kelas pekerja di Spanyol Utara.
Tetapi hari ini, angulas dijual dengan harga hingga mencapai 1.000 euro atau setara dengan 17 juta 523 ribu rupiah per kilo, hanya orang terkaya yang mampu membeli makanan jenis ini bukan?
Kelangkaan makanan ini jelas memainkan peran besar dalam transformasi mengejutkan mereka.
Bendungan sungai, degradasi lingkungan dan penangkapan ikan yang berlebihan secara serius mempengaruhi populasi belut bayi, sehingga semakin jarang mereka mendapatkan maka semakin mahal juga harganya.
Tak ada cita rasa yang diberikan saat mengonsumsi makanan ini, tetapi rupanya banyak orang yang membayar premi untuk menikmati maknaan yang kebanyakan orang lainnya tidak mampu untuk membeli.
Cita rasa angulas
Angulas sama sekali tidak memiliki rasa atau pun warna, mereka bahkan tidak berbau sama sekali bahkan saat disandingkan dengan daun selada, aroma selada masih lebih beraroma.
Untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana rasa angulas yang hambar ini, resep yang paling populer untuk mengolah makanan ini adalah dengan menggunakan bawang putih yang digoreng dengan cabai merah dalam banyak minyak zaitun, kemudian menambahkan bayi belut untuk memberikan cita rasa pada makanan ini.
Makanan dengan harga mahal ini sangatlah populer di Spanyol, bahkan ada pasar gelap yang berkembang pesat untuk angulas di sana.
Advertisement
Angulas di zaman dahulu
Pada tahun 1950-an dan 60-an, keberadaan angulas masih dianggap terlalu rendah dan bukan kategori makanan mahal karena belum terjadi kelangkaan disana.
Namun, mulai dari tahun 70-an, sebuah restoran Basque yang besar seperti Arzak yang ada di Spanyol mulai memasak menu angulas dan tak disangka makanan ini pun mulai menjadi menu makanan kelas atas.
Seorang pemenang penghargaan penulis makanan dan sejarawan, Manolo González, mengatakan bahwa ekslusivitas selalu mampu memainkan peran dalam keahlian memasak.
Â
Penulis:
Immanuela Harlita Josephine