Penampakan Oarfish Jadi Pertanda Datangnya Gempa dan Tsunami, Benarkah?

Kemunculan oarfish dipercaya oleh warga Jepang sebagai pertanda akan adanya bencana di laut.

oleh Loudia Mahartika diperbarui 05 Feb 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2019, 16:30 WIB
Warga Anggap Oarfish Utusan Dewa, Kemunculannya Pertanda Gempa
Warga Anggap Oarfish Utusan Dewa, Kemunculannya Pertanda Gempa

Liputan6.com, Jakarta Media sosial Jepang sempat ramai karena adanya penemuan seekor ikan besar. Ikan itu disebut oarfish. Kemunculan oarfish dipercaya oleh warga Jepang sebagai pertanda akan adanya bencana di laut seperti gempa dan tsunami. Penampakan ikan oarfish ini pun menimbulkan kegelisahan masyarakat Jepang.

Ikan ini diketahui muncul pada hari Senin, 4 Februari 2019 lalu. Ukuran oarfish hampir empat meter dar ujung moncongnya hingga bagian ekor. Warga yang menemukan ini berlokasi di Pantai Imizu, tepatnya di teluk pantai utara Toyoma.

Ikan Oarfish dibawa ke akuarium untuk dipelajari

Oarfish terbelit di jaring-jaring ikan para nelayan saat hendak melaut. Ikan yang sudah mati itu tetap dibawa oleh nelayan untuk dibawa ke Akuarium Uozu untuk dipelajari.

Seperti yang dilansir Liputan6.com dari Asione Selasa (5/2/2019) sembilan hari sebelumnya, beberapa warga menemukan dua ikan mirip ular yang ditemukan di Teluk Toyoma. Pada tahun 2015 lalu, oarfish ditemukan empat kali di Teluk Toyoma. Banyak yang memprediksi bahwa tahun ini akan lebih banyak.

Ikan ini memiliki tubuh berwarna perak panjang dengan sirip merah. Oarfish adalah penghuni ikan lautan dalam yang jarang sekali terlihat dipermukaan laut. Itu mengapa bahwa legenda Jepang percaya bahwa ikan ini sebagai pertanda bencana jika naik ke permukaan.

Ikan Oarfish
Ikan Oarfish (sumber: asiaone)

Jadi isyarat akan adanya bencana sejak dahulu

Nama tradisional ikan ini disebut dengan Ryugu No Tukai yang artinya utusan dari istana raja naga. Nama tersebut sebagai isyarat bencana alam di masa lalu. Menurut pengetahuan di Jepang, jika ikan ini naik ke permukaan maka gempa akan datang karena penghuni lautan dalam sangat peka dengan pergerakan patahan seismik.

Seorang profesor ichthyology dari Universitas kagoshima, Hiroyuki Motomura mengatakan bahwa ia memiliki penjelasan dengan penemuan ikan oarfish baru-baru ini yang ditemukan di Teluk Toyama.

"Saya memiliki sekitar 20 spesimen ikan ini dalam koleksi saya sehingga bukan spesies yang sangat langka, tetapi saya percaya ikan ini cenderung naik ke permukaan ketika kondisi fisik mereka buruk, naik pada arus air, itulah sebabnya mereka begitu sering mati ketika mereka ditemukan," katanya dikutip dari Asiaone.

Sebelumnya, pada Januari 2010 silam, di sepanjang garis pantai utara laut Jepang Oarfish terhanyut hingga daratan. Tak berselang lama, tepatny pada tahun 2011, gempa berkekuatan 9 melanda timur laut Jepang yang memicu tsunami dan menelan korban jiwa hingga 19.000 orang.

Ramai di media sosial Jepang

Warganet Jepang banyak yang mempertanyakan kondisi laut di Toyoma. Pemerintah memprediksi tsunami bisa saja melanda Jepang setinggi 30 meter jika gempa besar datang.

Para warganet memposting komentar-komentarnya di kolom twitter terkait kegelisahan penemuan oarfish ini.

“Apakah ada sesuatu yang terjadi di laut?” komentar salah satu warganet.

“Apa yang terjadi di bawah Teluk Toyama?” timpal lainnya.

Walaupun ramai, Profesor Shigeo seorang seismolog Universitas Tokyo, menepis dugaan tersebut.

"Saya bukan spesialis ikan, tetapi tidak ada literatur akademik yang telah membuktikan hubungan ilmiah dengan perilaku hewan dan aktivitas seismik," katanya.

Walaupun begitu, pemerintah tetap bersiaga dengan menyerukan peringatan penyampaian informasi melalui banyak situs web, rute evakuasi dan perawatan medis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya