Ada Bahaya di Balik Kenikmatan Ikan Asin

Terlalu sering mengonsumsi ikan asin meningkatkan risiko terkena kanker tenggorokan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Feb 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2019, 10:00 WIB
Ikan Asin
Ikan asin (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Liputan6.com, Jakarta Makan dengan nasi hangat, sayur asam, ditambah ikan asin plus sambal terasa nikmat sekali. Namun, jika Anda terlalu sering menyantap ikan asin ada bahaya mengintai yakni kanker tenggorokan.

Seperti dituliskan dokter Resthie Rachmanta Putri dari Klikdokter, dugaan bahwa ikan asin dapat memicu kanker tenggorokan bermula pada tahun 1970-an. Saat itu ditemukan angka kejadian kanker tenggorokan yang sangat tinggi di Tiongkok Selatan. Penduduk setempat memiliki kebiasaan yang unik, yaitu mengonsumsi ikan asin setiap hari.

Di Tiongkok, konsumsi ikan asin sudah dimulai sejak anak-anak dan berlanjut hingga usia tua. Atas dasar kejadian tersebut, di berbagai negara di Asia akhirnya dilakukan berbagai penelitian untuk mengetahui apakah ikan asin bisa mencetuskan kanker tenggorokan.

Selama dua dekade terakhir, studi di Tiongkok, Hongkong, Jepang dan Malaysia menunjukkan bahwa konsumsi ikan asin ternyata memang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kanker tenggorokan.

Semakin banyak ikan asin yang dikonsumsi, semakin besar risiko seseorang untuk terkena kanker di kemudian hari. Orang yang memiliki kebiasaan makan ikan asin sejak kecil lebih rentan mengalami kanker tenggorokan.

Kandungan berbahaya

Hal yang bisa membuat ikan asin memicu kanker tenggorokan adalah kandungan zat kimia bernama nitrosamin di dalamnya. Zat ini terbentuk saat pembuatan ikan asin, yaitu pada proses penggaraman dan pengeringan ikan di bawah sinar matahari.

Tak hanya itu, nitrosamin juga bisa terbentuk di dalam lambung saat ikan asin dikonsumsi dan ”berinteraksi” dengan asam di lambung.

Nitrosamin dan kandungan garam yang tinggi pada ikan asin diduga dapat merusak salah satu komponen DNA manusia, dan menyebabkan sel-sel tubuh, khususnya di daerah tenggorokan berkembang biak terus menerus secara tak terkendali.

Selain itu, zat tersebut juga menyebabkan seseorang lebih mudah terinfeksi Epstein-barr Virus (EBV), yakni virus yang menjadi penyebab utama kanker tenggorokan. Oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), nitrosamin dikategorikan sebagai salah satu zat karsinogenik (zat pemicu kanker) yang berbahaya.

Sebetulnya tak semua jenis ikan asin mengandung banyak nitrosamin. Tingginya kadar nitrosamin di dalam ikan asin pun tergantung jenis ikan, garam yang dipakai, banyaknya paparan sinar matahari, dan cara penyimpanan ikan asinnya.

Namun demikian, hingga kini belum ada cara sederhana mengukur kadar nitrosamin di dalam ikan asin untuk mengetahui apakah ikan tersebut berbahaya untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, untuk menjauhkan diri dari risiko kanker tenggorokan, cara yang paling aman adalah dengan membatasi konsumsi ikan asin.

 

Saksikan juga video menarik berikut

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya