Kisah Nenek 85 Tahun Kembali Pulang Usai 9 Hari Dinyatakan Meninggal karena Covid-19

Seorang nenek mengejutkan keluarganya setelah kembali ke panti jompo 9 hari usai dirinya dinyatakan meninggal dunia karena Corona Covid-19.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 25 Jan 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi seorang nenek. (dok. pexels/Italo Melo)

Liputan6.com, Spanyol - Seorang nenek dari Spanyol, mengejutkan keluarganya setelah kembali ke panti jompo sembilan hari usai dirinya dinyatakan meninggal dunia karena Corona Covid-19.

Rogelia Blanco, dinyatakan meninggal karena Covid-19 pada 13 Januari 2021, dan dimakamkan pada hari berikutnya. Karena protokol Covid-19, keluarganya pun tidak dapat menghadiri pemakaman nenek berumur 85 tahun itu.

Melansir dari Mirror, Senin (25/1/2021), Raman Blanco, suami Rogelia yang juga tinggal bersama di panti jompo di Xove, itu menangis dan patah hati ketika mengetahui istrinya meninggal karena Covid-19 dan tak dapat melihatnya untuk yang terakhir kalinya.

“Saya tidak percaya. Saya menangis, setelah kematian istri saya,” katanya kepada surat kabar Spanyol La Voz de Galicia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Identitas Rogelia Tertukar

Namun, betapa terkejutnya Raman ketika melihat istrinya kembali ke panti jompo sembilan hari setelah dimakamkan. 

Menurut laporan surat kabar itu, nyatanya ada kesalahan dari pihak yayasan yang memberikan identitas ke keluarga Rogelia. Sebenarnya, teman sekamar Rogelia ketika karantina yang meninggal karena Covid-19.

Yayasan San Rosendo, mengatakan bahwa kesalahan itu terjadi setelah Rogelia mengidap Covid-19 dan dipindahkan ke panti jompo lain dengan pasien lain yang juga dinyatakan positif. 

“Di antara para lansia yang dipindahkan adalah dua wanita yang ditempatkan di ruangan yang sama,” kata yayasan itu. 

 


Yayasan Menyatakan Penyesalan Atas Insiden Ini

Kedua nenek itu dipindahkan ke kediaman Os Gozos di Pereiro de Aguiar, 223 km dari Xove, pada 29 Desember. 

“Kesalahan identifikasi selama proses pemindahan dari Xove ke Pereiro de Aguiar menyebabkan kematian salah satu dari mereka yang disertifikasi pada 13 Januari, meskipun identitas salah ditetapkan,” katanya.

Yayasan tersebut pun menyatakan penyesalah atas insiden tersebut. “Ini adalah peristiwa satu kali, di antara lebih dari 100 transfer yang telah dilakukan sejak Desember lalu ke Os Gozos.”

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya