Waspada, Golongan Darah Ini Punya Risiko Tinggi Alami Penggumpalan Darah

Ada golongan darah tertentu yang berisiko tinggi alami penggumpalan darah. Apa saja?

oleh Sulung Lahitani diperbarui 21 Apr 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2021, 15:00 WIB
Gambar Ilustrasi Penyakit Jantung
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Penggumpalan darah telah menjadi topik utama diskusi baru-baru ini. Beberapa pasien Covid-19 mengaku mengalami pembekuan darah saat terinfeksi virus tersebut. Tak hanya itu, hal tersebut juga dialami beberapa orang yang disuntik dengan vaksin Covid dari Johnson & Johnson. Penggunaan vaksin tersebut pun terpaksa ditunda untuk sementara. 

Ada faktor-faktor risiko untuk pembekuan darah yang perlu diperhatikan. Menurut penelitian, golongan darah Anda sebenarnya dapat memengaruhi peluang Anda mengembangkan pembekuan darah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Golongan darah B memiliki risiko penggumpalan darah tertinggi

Fungsi Hemoglobin Dalam Darah
Ilustrasi Hemoglobin / Sumber: Pixabay

Para peneliti telah lama berusaha untuk menentukan hubungan antara golongan darah dan pembekuan darah. Yang terbaru, diterbitkan dalam Arteriosklerosis, Trombosis, and Biologi Vaskular, jurnal American Heart Association pada Januari 2020.

Para peneliti untuk studi memeriksa lebih dari 400 ribu orang dan menemukan bahwa mereka yang bergolongan darah B paling mungkin menderita pembekuan darah, yang juga dikenal sebagai trombosis.

Jika dibandingkan dengan golongan darah O, orang dengan golongan darah B 45 persen lebih mungkin mengalami trombosis, dan 55 persen lebih mungkin mengalami trombosis vena dalam, yaitu jenis pembekuan darah yang terjadi di pembuluh darah dalam seseorang.

 


Golongan darah O memiliki risiko pembekuan darah paling darah

Fungsi Hemoglobin Dalam Darah
Ilustrasi Hemoglobin / Sumber: Pixabay

Darah tipe A juga berisiko tinggi. Namun jika dibandingkan dengan golongan darah O, orang dengan golongan darah A memiliki risiko pembekuan darah vena dalam sebesar 50 persen.

Faktanya, ketika melihat golongan darah non-O apapun dibandingkan dengan golongan darah O, ada peningkatan risiko yang jelas dan signifikan. Orang dengan golongan darah non-O 44 persen lebih mungkin mengalami trombosis dan 51 persen lebih mungkin mengalami trombosis vena dalam.

Mereka juga 47 persen lebih mungkin mengembangkan emboli paru, di mana gumpalan darah bergerak ke paru-paru.

"Pada golongan darah A dan B, kami mengamati peningkatan risiko serupa dari kejadian pembekuan darah dibandingkan dengan golongan darah O," jelas penelitian tersebut.

 


Perbedaan protein dalam golongan darah penyebabnya

ilustrasi pemeriksaan tensi gula darah
ilustrasi pemeriksaan tensi gula darah. Photo by Hush Naidoo on Unsplash

Menurut penelitian tersebut, ada hubungan menarik yang dapat membantu menjelaskan hubungan antara golongan darah dan pembekuan darah. Orang dengan golongan darah O memiliki jumlah faktor von Willebrand (VWF) yang berkurang. Ini merupakan protein yang bertanggung jawab untuk membantu pembentukan gumpalan darah.

Namun, itu hanya satu penjelasan yang mungkin. "Karena trombosis adalah proses yang seimbang dan kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor, mungkin ada mekanisme biologi yang berbeda (yaitu, fungsi sel, jumlah reseptor sel) yang terlibat dalam peningkatan risiko kejadian pembekuan darah pada golongan darah A dan B."

 


Jika Anda mengalami gejala pembekuan darah, segera temui dokter

Fungsi Hemoglobin Dalam Darah
Ilustrasi Hemoglobin / Sumber: Pixabay

Menurut CDC, mengetahui tanda dan gejala penggumpalan darah sangat penting, karena lebih dari 100 orang meninggal tiap tahun akibat penggumpalan darah. CDC mengatakan Anda harus mengetahui gejala dari dua jenis utama pembekuan darah: trombosis vena dalam dan emboli paru.

Untuk trommbosis vena dalam, Anda mungkin mengalami pembengkakan, nyeri, nyeri tekan, dan kemerahan pada kulit di lengan, tungkai, atau perut Anda, tergantung di mana gumpalan darah itu berada.

Sementara untuk emboli paru, Anda cenderung mengalami kesulitan bernapas, detak jantung lebih cepat dari biasanya atau tidak teratur, nyeri dada atau ketidaknyamanan yang biasanya memburuk dengan napas dalam atau batuk, batuk darah, tekanan darah sangat rendah, pusing, atau pingsan.

"Jika Anda mengalami gejala apapun, temui dokter secepat mungkin," CDC memperingatkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya