Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalani kehidupan, kita sebagai manusia tentu seringkali dihadapkan pada dua pilihan berat yang membuat gelisah. Sebagai seorang muslim sholat istikharah menjadi cara terbaik. Sholat istikharah selain dapat menenangkan hati, juga dapat menentukan pilihan dalam hidup menurut petunjuk Allah swt.
Baca Juga
Advertisement
Tentu kita sama-sama sadar sebagai manusia hanya bisa berencana, Allah lah yang memiliki kehendak. Perlu diketahui dan diyakini Allah SWT maha mengetahui lagi maha menguasai segalanya, baik yang akan, sedang, maupun yag belum terjadi. Juga sebaliknya manusia bersifat terbatas atas segala sesuatu.
Oleh karena itu, libatkan Allah dalam segala hal yang dilakukan, agar hidup tenang dan tetap berada dalam ketentuan-Nya. Sering kali terjadi manusia dengan segala keterbatasannya menentukan pilihan atas dasar pengetahuannya yang terbatas tanpa melibatkan Allah dan pada akhirnya menyesali pilihan yang dibuat sendiri.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keutamaan Shalat Istikharah
Keutamaan sholat istikharah mampu menenangkan hati dan pikiran seperti disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 206 yang berbunyi :
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya,
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 116)
Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa sesuatu yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah dan sesuatu yang baik menurut Allah sudah pasti baik bagi manusia, meskipun kebaikannya belum atau bahkan tidak dirasakan.
Nyatanya, seringkali terjadi dalam hidup sesuatu yang dianggap buruk justru memberi dampak baik bagi manusia begitu sebaliknya. Kebaikan tidak bisa diukur dengan akal manusia yang terbatas, itulah kuasa Allah swt.
Jangan pernah merasa cukup menjadi manusia baik, karena pada akhirnya kita tidak pernah tahu kebaikan yang kita semai kapan akan bisa dituai, bahkan kebaikan tidak selalu soal diri sendiri tapi juga bisa orang lain yang merasakan. Kebaikan adalah projek jangka Panjang sesuatu dari Allah.
Advertisement
Waktu yang Baik untuk Sholat Istikharah
Waktu sholat istikharah mengikuti sholat sunnah dalam pengerjaannya artinya shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja tidak memiliki batasan waktu. Meski demikian, sholat istikharah dianjurkan dilaksanakan pada saat sepertiga malam atau bersamaan dengan shalat tahajut, karena pada waktu sepertiga malam adalah waktu yang paling mustajab dikabulkannya doa.
Disebutkan dalam hadits bahwa jumlah rakaat sholat istikharah adala 2 rakaat. Adapun niatnya bisa berdiri sendiri dengan niat sholat istikharah ataupun bisa dibarengi dengan niat sholat sunnah rawatib.
Tata Cara Shalat Istikharah
Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq menjelaskan, sholat istikharah boleh berupa sholat sunnah apa saja. Baik sholat sunnah rawatib, sholat sunnah tahiyatul masjid, maupun sholat sunnah lainnya.
Menurut Syaikh Wahbah disunnahkan membaca surat Al Kafirun setelah membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama. Setelah itu, membaca surat Al-Ikhlas setelah membaca surat Al-Fatihah pada rakaat kedua. Berikut cara sholat istikharah:
1. Niat
2. Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Kafirun
5. Ruku’ dengan tuma’ninah
6. I’tidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9. Sujud kedua dengan tuma’ninah
10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
11. Membaca surat Al Fatihah
12. Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Ikhlas
13. Ruku’ dengan tuma’ninah
14. I’tidal dengan tuma’ninah
15. Sujud dengan tuma’ninah
16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
17. Sujud kedua dengan tuma’ninah
18. Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
19. Salam
Penulis:
Ulwanul Askan
UIN Jakarta
Advertisement