Waspada, Mendengkur Saat Tidur Bisa Jadi Tanda 11 Penyakit Kronis

Masalah kesehatan yang mungkin Anda alami ketika sering mendengkur.

oleh Fany Triany diperbarui 16 Jul 2022, 18:05 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2022, 16:07 WIB
Gambar Ilustrasi Seorang Laki-Laki Mendengkur Saat Tidur
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin menganggap mendengkur sebagai efek samping tidur yang terkadang menganggu atau memalukan. Tetapi sebelum mengabaikan dengkuran, pertimbangan masalah kesehatan yang mungkin akan Anda alami.

Menurut Karl Doghramji, MD, direktur medis Pusat Tidur di Universitas Thomas Jefferson dan Rumah Sakit di Philadelphia, menjelaskan bahwa, orang-orang yang mendengkur biasanya memiliki 40% peluang kematian lebih cepat daripada yang tidak mendengkur. Sebab apnea atau mendengkur ini terkait dengan sejumlah masalah kesehatan dari penyakit jantung hingga depresi.

Jika Anda mengalami sleep apnea atau mendengkur, berikut beberapa kondisi terkait yang perlu Anda ketahui dan waspadai, seperti melansir dari Every Day Health, Jumat (15/7/2022).

1. Strok

Berdasarkan analisa data kesehatan dari satu studi tentang tidur, menemukan bahwa intensitas mendengkur terkait dengan risiko aterosklerosis arteri di leher karena timbunan lemak yang disebut plank. Di mana kondisi tersebut dapat mengakibatkan strok.

Sederhananya, semakin keras dan lama Anda mendengkur setiap malam, maka semakin besar risiko jangka panjang untuk terkena strok. Agar kondisi tidak menjadi lebih parah, periksa dan lindunglah diri Anda agar terhindar dari bahaya dengkuran tidur.

2. Aritmia

Individu yang mendengkur dalam jangka panjang, berisiko mengembangkan irama jantung yang tidak teratur atau aritmia. Para peneliti telah menemukan bahwa orang-orang dengan sleep apnea lebih mungkin untuk mengalami atrial fiblasi, yaitu jenis aritma paling umum.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Serangan jantung dan GERD

Serangan jantung
Ilustrasi jantung tak sehat.

3. Penyakit Jantung

Dr. Doghramji berkata, “kita tahu bahwa sleep apnea terkait dengan masalah kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner, yang akhirnya mengarah pada kemungkinan serangan jantung.” 

Faktanya, data menunjukkan bahwa orang dengan sleep apnea atau dengkuran akan 2 kali lebih mungkin mengalami kejadian penyakit jantung nonfatal dan serangan jantung fatal.

Untuk meminimalisir kejadian tersebut, studi klinis menemukan cara pengobatan efektif untuk menekan terjadi dengkuran terus-menerus, yaitu dengan continuous positive airway pressure (CPAP). CPAP akan membantu penderita mendapatkan tidur lebih nyenyak dan bernapas dengan normal selama tidur.

4. GERD

Penyakit refluks gastroesofalgeal atau GERD, sangat umum terjadi pada orang dengan sleep apnea. Orang yang mendengkur juga mungkin mengalami GERD karena cara kondisi tenggorokan yang tidak teratur menyebabkan udara masuk dan keluar pada saat tidur.

Kondisi tersebut menyebabkan perubahan tekanan yang dapat menyedot isi perut mereka kembali ke kerongkongan. Baik GERD maupun sleep apnea, biasanya akan segera mereda saat orang tersebut kembali ke berat badan normal.

Cedera hingga sakit kepala

Mendadak Pusing Hingga Menyebabkan Pingsan
Ilustrasi Pusing dan Sakit Kepala Credit: pexels.com/pixabay

5. Cedera

Ini adalah salah satu bahaya paling serius yang disebabkan dari mendengkur. Sebagai contoh, apabila mendengkur membuat Anda kelelahan di siang harinya, kondisi ini sangat memungkinkan membuat Anda tertidur saat mengemudi.

Analisa tersebut didapat dari informasi kesehatan dan data mengemudi. Sebanyak 816 orang dewasa mengalami kecelakaan mobil yang disebabkan oleh mengantuk. 

6. Masalah kesehatan mental

Sleep apnea atau mendengkur dapat memengaruhi kesehatan mental. Ini menyebabkan masalah mulai dari mudah marah hingga depresi. Hubungan antara mendengkur dan depresi sudah pasti, kata Doghramji.

Sebuah studi baru-baru ini terhadap 74 pendengkur menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang mengantuk di siang hari, semakin besar peluang mereka untuk mengalami depresi ringan atau gejala kecemasan.

7. Sakit kepala

Apakah Anda sering terbangun dengan sakit kepala? Menurut sebuah penelitian terhadap 268 orang yang memiliki kebiasaan mendengkur, para peneliti menemukan hubungan antara seringnya sakit kepala si pagi hari dan gangguan tidur termasuk insomnia dan sleep apnea

Berdasarkan penelitian tersebut, tak mengherankan jika pendengkur mengalami sakit kepala rutin daripada orang yang jarang mendengkur atau tidak sama sekali.

Nokturia dan ganguan seksual

2 Kasus Gangguan Seksual Pria yang Semakin Sering Terjadi
2 Kasus Gangguan Seksual Pria yang Semakin Sering Terjadi

8. Nokturia

Sering terbangun dan pergi ke kamar mandi di malam hari adalah kondisi yang disebut nokuria atau hilangnya kontrol kandung kemih. Hal ini bisa terjadi pada wanita dan pria ketika mereka tidak bisa menahan kondisi saat ingin berkemih.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria di atas 55 tahun yang sering terbangun untuk buang air kecil mungkin mengalami pembesaran prostat jinak dan apnea tidur obstruktif. Studi lain juga menunjukkan hubungan yang kuat antara kedua kondisi tersebut.

9. Kurangnya kepuasan seksual

Sebuah penelitian terhadap 827 pria yang lebih tua menemukan bahwa semakin banyak dan semakin keras mereka mendengkur, semakin besar kemungkinan mereka mengalami tingkat kepuasan seksual yang lebih rendah.

Studi lain pun menyatakan hal yang sama, di mana pria dengan kondisi tersebut tidak memiliki keinginan untuk berhubungan intim dengan pasangan mereka, jelas Doghramji. Apabila Anda mengalami hal serupa, perawatan untuk gangguan tidur dapat membantu Anda mengatasi hal tersebut.

Komplikasi janin dan obesitas

Skandal Perempuan Hamil Pekerja Magang di Jepang Diminta Aborsi hingga Dipaksa Berhenti
Ilustrasi perempuan hamil. (dok. Anastasiia Chepinska/Unsplash)

10. Komplikasi janin

Mendengkur selama trimester terakhir kehamilan biasanya dipengaruhi oleh pertambahan berat badan. Yang lebih memprihatinkan, kata Doghramji, adalah kondisi di mana dengkuran ini mampu meningkatkan risiko komplikasi pada janin.

Hubungan antaranya masih belum jelas, tetapi tidak mengejutkan karena mendengkur sangat berisiko pada semua aspek kesehatan, tak terkecuali kehamilan. Jadi, apabila seorang wanita hamil mengalami sleep apnea, periksakan kondisi tersebut dengan dokter keluarga atau ob-gyn mereka masing-masing.

11. Kelebihan berat badan atau obesitas

Setengah dari orang yang kelebihan berat badan sudah pasti mengalami sleep apnea atau mendengkur, kata Doghramji. Ini disebabkan oleh beban yang menumpuk di sekitar leher, membuatnya lebih sulit bernapas di malam hari.

Untuk menghilangkan kondisi mendengkur saat tidur, orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, perlu menurunkan bobot tubuh. Cara ini paling efektif dilakukan sebagai upaya memperbaiki kondisi tersebut.

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya