Masyarakat Diajak Tak Terlalu Panik Pada Covid XBB Jika Sudah Vaksin

Kekhawatiran akan Covid XBB meningkat, perlukah khawatir?

oleh Anissa Rizky Alfiyyah diperbarui 24 Okt 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2022, 12:59 WIB
Ilustrasi COVID-19 Omicron varian XBB
Ilustrasi COVID-19 Omicron varian XBB

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pemberitaan yang menyebutkan tentang anggota terbaru dari keluarga Omicron baru-baru ini ramai beredar.

“Varian Covid, Mimpi Buruk" atau “Varian Covid XBB, Waspara!”, merupakan beberapa di antara sekian banyak berita yang muncul akhir-akhir ini, mengutip Channel News Asia

Rupanya, ini adalah musim yang menyeramkan untuk varian Covid-19. Benar atau tidak. Berita utama yang menakutkan dan tersebarnya berbagai tweet tentang varian-varian Covid ini agaknya kontraproduktif. 

Sebagian di antaranya menyesatkan publik tentang bahaya Covid keturunan Omicron. Lebih buruk lagi, informasi bahwa Vaksin Covid-19 masih memberikan perlindungan yang baik terhadap semua ini’ bisa begitu saja lenyap karenanya. 

Sebagian besar keriuhan baru-baru ini muncul karena Pusat Pengendalian Penyakit atau CDC AS memperbarui perkiraan varian yang beredar, mencatat bahwa dua varian BQ.1 dan BQ.1.1., keduanya merupakan varian keturunan dari BA.5 yang sekarang sudah dikenal.

Jika digabungkan, varian tersebut menyumbang sekitar 11 persen kasus di AS. Jumlah tersebut naik dari yang asalnya 1 persen September lalu.  Sementara itu, di Asia, varian XBB menyebar dan menjadi topik pembicaraan yang ramai. 

“Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” ujar juru bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril melalui keterangan pers, Sabtu (22/10/2022).

Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Kasus pertama varian XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun, yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober,” ujar Syahril menjelaskan.

Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 varian XBB.

Atas hal tersebut, lantas, apa yang perlu kita lakukan dan persiapkan?

Sistem Pertahanan Kuat

Ilustrasi virus corona COVID-19, omicron
Ilustrasi virus corona COVID-19, omicron. (Photo by starline on Freepik)

Alasan kepanikan yang terjadi adalah, varian anggota keluarga Omicron yang baru ini disinyalir mampu immune escape alias menghilangkan kekebalan. Istilah tersebut terdengar menakutkan ketika kita tidak paham konteksnya. Hal itu membuat seolah-olah virus berevolusi dan menembus kekebalan yang tersedia. 

Faktanya, virus telah bermutasi dengan cara yang memungkinkannya melewati beberapa garis depan sistem kekebalan tubuh kita, yakni, antibodi penetral manusia. Perhatian dunia telah banyak tertuju pada antibodi penetral selama dua tahun terakhir karena antibodi ini mudah diukur, dan dengan demikian menjadi proksi untuk efektivitas vaksin.

Namun menurut ahli virologi dan profesor mikrobiologi dan imunologi di Louisiana State University Health Shreveport, Jeremy Kamil, respon kekebalan tubuh kita jauh lebih beragam dari sekadar antibodi penetralisir saja, mengingat banyaknya populasi yang telah divaksinasi dan terinfeksi oleh beberapa jenis Omicron sebelumnya.

Menurutnya, orang yang divaksinasi dan yang sebelumnya terinfeksi memiliki sistem pertahanan yang kuat dan masih utuh, seperti sel-T memori dan sel-B. Orang yang sebelumnya terinfeksi juga memiliki sel kekebalan tambahan yang berada di saluran pernapasan.

 

 

Erosi

Ilustrasi COVID-19
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

“Saya pikir kata yang lebih baik adalah ‘erosi’,” kata  Katelyn Jetelina, penulis buletin populer Your Local Epidemiologist. 

“Ini bukan hal yang mutlak bahwa vaksin akan berhasil atau tidak berhasil. Kenyataannya, ini adalah spektrum efektivitas,” tambah Jetelina. 

Akhirnya, semua ini berarti bahwa varian baru yang bermunculan akan membuat kita melihat lebih banyak penularan virus dan lebih banyak kasus infeksi. Tetapi, vaksin masih bekerja dengan baik untuk menjaga orang tetap aman dari infeksi parah, rawat inap, dan kematian.

Pesan penting itu bisa hilang di tengah-tengah berita utama yang dipenuhi kepanikan tentang varian-varian baru.

Hal tersebut sangat berbahaya ketika tingkat vaksinasi Covid-19 sangat rendah. Bahkan, hingga minggu lalu, hanya 14,8 juta orang di AS yang telah menerima vaksinasi bivalen terbaru.

Jumlah tersebut kurang dari 7 persen dari 226 juta orang Amerika yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin booster.

TIdak Perlu Khawatir

Vaksin Pencegah Covid-19
Ilustrasi vaksin yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh sehingga masyarakat harus segera melakukan vaksinasi Covid-19. Credits: pexels.com by Thirdman

Hal lain yang terlalu sering diabaikan dalam bingkaian cerita di media adalah bahwa varian Omicron baru ini masih dapat dilawan dengan vaksin Pfizer dan Paxlovid.

Vaksin tersebut menargetkan bagian dari virus yang tetap stabil bahkan ketika virus telah berubah. Vaksin tersebut terbukti efektif dalam mencegah kasus penyakit serius, terutama pada orang yang tidak divaksinasi dan orang berusia lebih tua.

Namun, ada satu alasan yang perlu dikhawatirkan tentang BQ1, BQ1.1 dan XBB. Varian baru ini berisiko menonaktifkan dua jenis terapi antibodi monoklonal terakhir yang efektif, Evusheld dari AstraZeneca (digunakan untuk mencegah infeksi) dan bebtelovimab dari Lilly (digunakan untuk mengobati infeksi).

Obat-obatan ini menjadi instrumen penting untuk melindungi orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh dan orang lain yang berisiko tinggi terkena penyakit serius.

Perusahaan-perusahaan sedang mengembangkan antibodi terbaru dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) perlu mempercepatnya melalui otorisasi penggunaan darurat.

Kongres AS juga perlu memastikan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut terus mendapat insentif agar pengembangan dan produksi obat-obatan atau vaksin tersebut dapat dialokasikan lebih banyak untuk Covid-19.

Perlu Khawatir?

COVID-19
Ilustrasi pandemi Corona | unsplash.com/@adamsky1973

Jadi, haruskah kita terlalu khawatir? 

Headline dan berbagai informasi yang mengkhawatirkan itu dapat dibenarkan jika anak baru dalam silsilah keluarga SARS-CoV-2 muncul, dengan varian Delta atau Beta yang mematikan. 

Namun, masyarakat tampaknya tidak perlu khawatir secara berlebihan. 

Kamil mengatakan, "Jika Anda adalah seseorang yang belum terkena Covid-19 atau belum mendapat vaksin booster dalam enam bulan terakhir, sekarang adalah saat yang tepat untuk mendapatkannya."

Berdasarkan apa yang dialami oleh negara-negara lain, gelombang musim dingin yang didorong oleh satu atau beberapa varian ini kemungkinan besar akan terjadi. 

Tetapi, gelombang kematian lain akan terjadi jika kita berhenti mempercayai pertahanan kita yang masih bagus.

Infografis 3 Kombinasi Vaksin Booster Covid-19 Januari 2022
Infografis 3 Kombinasi Vaksin Booster Covid-19 Januari 2022 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya