Liputan6.com, Jakarta - Tidak selamanya keputusan yang kita ambil merupakan pilihan yang sempurna. Ketika seseorang mencoba membuat keputusan, mereka sering mempertimbangkan pilihan berdasarkan informasi pertama yang dipelajari.
Setiap hari kita pasti dihadapkan oleh pengambilan keputusan dan informasi ini berperan besar akan pilihan yang kita ambil. Namun, hal ini tidak mengartikan semua keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang baik.
Setelah membuat keputusan, kita sering kali dibuat bertanya-tanya mengapa pilihan tersebut diambil. Apalagi saat kita membuat keputusan yang ternyata buruk dan membuat kita merasa menyesal.
Advertisement
Bahkan saat keputusan tersebut sudah dipikirkan matang-matang dan melalui informasi yang sudah kita ketahui, tidak jarang keputusan itu malah berakhir buruk. Banyak faktor yang dapat menjadi pemicu seseorang memilih pilihan yang buruk. Memahami bagaimana proses ini memengaruhi pemikiran dapat membantu agar kita bisa membuat keputusan yang lebih baik lagi di masa depan.
Terdapat beberapa faktor internal yang memengaruhi bagaimana seseorang mengambil keputusan. Di antaranya adalah faktor heuristik, bias, merasa terlalu percaya diri, sampai kemampuan melakukan perbandingan yang buruk.
Masalah pengambilan keputusan sering kali merupakan hasil dari terlalu mengandalkan 'mental shortcut' karena dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan menghemat waktu. Untuk itu otak kita akan mengandalkan daya kognitif yang disebut heuristik.
Mengutip situs Very Well Mind (22/11/2022), heuristik adalah aturan mental atau jalan pintas yang memungkinkan kita membuat penilaian dengan cukup cepat dan sering kali cukup akurat. Namun, heuristik juga bisa menyebabkan pemikiran yang kabur dan keputusan yang buruk.
Ini biasa terjadi ketika kita ingin membeli sesuatu. Misalnya, saat kita ingin membeli alat make-up. Kita tahu kalau harga rata-rata lipstik berkisar 65,000 ribu rupiah, maka patokan harga tersebut akan kita gunakan untuk menentukan merek lipstik yang akan kita beli.
Selain itu, kemampuan kita dalam membandingkan pilihan juga berpengaruh. Ini karena saat kita mengetahui harga rata-rata sebuah barang, kita akan menggunakan nilai tersebut untuk membandingkan opsi dan memilih harga terbaik.
Untuk menghindari membuat keputusan buruk, kita dapat mengandalkan logika dan pemeriksaan pilihan yang bijaksana. Ini terkadang bisa lebih penting daripada kita mengandalkan naluri atau patokan harga tadi.
Jadi, ketika sebuah barang memiliki harga rata-rata dan kualitas yang buruk, sedangkan barang lain memiliki kualitas yang lengkap tapi dengan harga lebih tinggi, ada baiknya kita memilih membeli barang dengan kualitas yang kita butuhkan.
Â
Â
Â
'Dunning-Kruger Effect' Dapat Memicu Seseorang Mengambil Keputusan Buruk
Dunning-Kruger Effect merupakan salah satu tipe bias kognitif yang membuat seseorang percaya bahwa mereka menilai terlalu tinggi kemampuan dan kepintaran yang mereka miliki.
Hal ini pun mendorong mereka merasa lebih baik dibandingkan orang lain dan menganggap setiap keputusan yang mereka ambil adalah pilihan yang paling benar.
Efek ini adalah salah satu contoh faktor rasa percaya diri berlebihan yang dimiliki seseorang. Bias ini menyebabkan mereka buta terhadap ketidakmampuannya sendiri. Kecenderungan ini menyebabkan setiap keputusan yang mereka ambil berpotensi sebagai pilihan buruk.
Advertisement
Faktor Lain yang Memengaruhi Proses Pengambilan Keputusan
Banyak orang sering melakukan tindakan spontan tanpa berpikir, terutama saat melakukan tugas rutin. Hal ini disebut sebagai pemikiran otomatis. Pemikiran otomatis menyebabkan seseorang mengambil keputusan dengan cepat dan menghemat waktu. Pemikiran ini bersumber dari daya kognitif manusia, tetapi terkadang dapat membuat mereka mengambil keputusan buruk.
Kedua adalah perbedaan individu. Faktor seperti usia dan status sosial serta ekonomi juga dapat memengaruhi pilihan yang dibuat setiap orang. Dalam beberapa kasus, kita pasti akan mengambil keputusan berdasarkan pilihan-pilihan yang diambil sebelumnya berakhir berhasil.
Terakhir, 'decision fatigue' atau kelelahan dalam mengambil keputusan. Terlalu banyak keputusan yang harus diambil setiap harinya memberikan dampak buruk kepada kita. Kelelahan ini dapat menyebabkan orang memilih keputusan secara acak tanpa banyak pertimbangan. Faktor ini menjadi pemicu yang paling sering membuat orang mengambil keputusan yang keliru.
Tips Membuat Keputusan yang Lebih Baik
Faktor-faktor yang memicu seseorang mengambil keputusan yang buruk memang terkadang sulit dihilangkan. Namun, terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan agar bisa membuat pilihan yang lebih baik.
Pertama, utamakan keputusan penting. Memprioritaskan mengambil keputusan penting dapat membantu menghindari kita dari decision fatigue atau kelelahan dalam mengambil keputusan. Hal ini membuat kita bisa mengambil pilihan dengan lebih baik.
Hindari gangguan yang mengganggu proses kita mengambil keputusan. Setelah itu kita bisa berfokus pada informasi dan pilihan yang tersedia. Ketika sedang mempertimbangkan pilihan yang ada, kita bisa mencoba meminta masukan orang lain.
Meskipun lebih mudah untuk memandang pilihan yang sudah jelas dan sudah kita ketahui informasi awalnya, ada baiknya kita mempertimbangkan kedua pilihan secara setara. Jika proses memikirkan keputusan semakin membuat kewalahan, ambil istirahat sejenak untuk memberi pikiran kita waktu agar kembali segar untuk mengambil keputusan.
Advertisement