Liputan6.com, Jakarta Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah bergonta-ganti pasangan, sehingga setia pada satu pasangan menjadi salah satu upaya pencegahannya. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, berdasarkan data modeling AEM, jumlah kasus HIV AIDS di Indonesia tahun 2021 mencapai 526,841 kasus dengan estimasi kasus baru sebanyak 27 ribu.
Tak hanya itu, melansir lama resmi NU Online, kenaikan kasus HIV AIDS di Indonesia salah satunya Kota Bandung sempat menghebohkan masyarakat sekitar. Banyak kelompok usia produktif termasuk mahasiswa hingga ibu rumah tangga yang tertular penyakit ini.
Baca Juga
Hal tersebut menjadi sorotan Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama atau PDNU, dr Syifa Mustika yang mengatakan untuk mencegah tertularnya HIV AIDS dalam keluarga dapat dilakukan dengan saling setia pada pasangan.
Advertisement
“Yang penting itu rasa kesalingan dalam berkeluarga. Saling setia,” kata dr Syifa mengutip dari NU Online.
“Jadi, semakin sering seseorang bergonta-ganti pasangan, maka risiko terkena HIV AIDS pun semakin besar,” lanjutnya.
Lebih lanjutnya, langsung simak artikel berikut:
Aktivitas Seksual Tidak Sehat juga Berisiko Menularkan HIV AIDS
Siapa sangka, ternyata aktivitas seksual yang tidak sehat juga dapat berisiko menularkan HIV/AIDS. Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama atau PDNU, dr Syifa Mustika mengatakan penyakit menular seksual atau PMS seperti klamidia, sifilis, dan herpes genital berasal dari aktivitas seksual yang tidak sehat.
“Intinya, siapa pun yang aktif secara seksual berisiko terkena penyakit menular seksual (PMS),” ujar dr. Syifa Mustika mengutip dari NU Online.
Kemudian dr. Syifa Mustika menjabarkan ketiga penyakit menular seksual tersebut. Pertama, klamidia adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri bernama Chlamydia Trachomatis. Penyakit ini bisa diderita oleh pria maupun perempuan.
Kedua, sifilis adalah penyakit yang sangat menular melalui aktivitas seksual, termasuk seks oral dan anal. Ketiga herpes genital adalah penyakit yang menyebabkan rasa sakit, gatal, dan luka di area genital pengidapnya.
“PMS ketiga yaitu herpes genital, bisa menyebabkan rasa sakit, gatal dan luka di area genital pengidap. Namun, pengidap bisa juga tidak mengalami gejala, tapi tetap bisa menularkan virus, bahkan ketika tidak memiliki luka yang terlihat,” jelas dr. Syifa. Mustika
Advertisement
Penyebab Umum Penyakit Menular Seksual (PMS)
Diketahui penyakit menular seksual (PMS) berasal dari bakteri, parasit, dan virus. Hal tersebut juga dikonfirmasi melalui lama NU Online yang melansir dari US National Library of Medicine bahwa penyebab umum penyakit menular seksual adalah bakteri, parasit, dan virus.
Biasanya kebanyakan penyakit menular seksual menyerang pria dan wanita. Meski demikian, dari banyaknya kasus yang ada, penyakit menular seksual (PMS) lebih parah saat menyerang wanita.
Terutama menjadi parah saat penyakit menular seksual (PMS), menular pada ibu hamil (bumil). Alasannya, kondisi bumil yang terinfeksi penyakit menular seksual (PMS) dapat menyebabkan masalah kesehatan serius bagi bayi dalam kandungannya.
Tidak selalu saat berhubungan seksual, seseorang juga dapat terinfeksi penyakit menular seksual (PMS) secara non-seksual. Misalnya dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan, hingga melalui transfusi darah serta jarum suntik yang dipakai bersamaan.
Cara Menjaga Kesetiaan Pasangan
Berikut cara menjaga kesetiaan pasangan melansir dari laman marriage.com :
1. Berbicara yang Baik tentang Pasangan
Bagian terpenting dalam sebuah hubungan adalah komunikasi. Berbicaralah yang tentang pasangan Anda. Terlebih saat Anda mendengar seseorang mengatakan sesuatu yang negatif tentang pasangan Anda, maka Anda harus membelanya dan mencoba menjelaskannya kepada mereka bahwa pasangan Anda tidak seperti itu. Ini adalah salah satu hal penting yang mewakili kesetiaan Anda karena jika Anda berbicara hal negatif tentang pasangan Anda kepada orang lain, Anda tidak benar-benar setia kepada pasangan Anda.
2. Tepati Janji
Kunci kesetiaan lainnya untuk membangun kesetiaan adalah dengan menindaklanjuti atau tetap setia pada janji Anda, hal ini meurpakan hal sederhana yang bisa dilakukan. Jika Anda memberi tahu pasangan Anda, bahwa Anda ingin melakukan suatu hal, sebaiknya Anda berjanji kepada pasangan Anda untuk menyelesaikan. Hal tersebut dapat menjadi penilaian pasangan Anda apakah Anda benar-benar memegang komitmen yang Anda buat.
Advertisement
3. Mendukung Pasangan Anda
Strategi lain untuk membangun kesetiaan dalam suatu hubungan termasuk mendukung pasangan Anda. Mendukung pasangan bukan hanya dalam hal yang menyangkut diri Anda saja, tetapi mendukung keseluruhan proses yang pasangan Anda lakukan. Misalnya saling mendukung dalam melalui tantangan hidup dan bersiap menghadapi rintangan bersama serta mencari solusinya bersama.
4. Diskusikan Sebelum Mengambil Keputusan
Kesetiaan juga melibatkan diskusi untuk menghasilkan keputusan besar dengan pasangan Anda. Jika Anda membuat keputusan penting tanpa mengikutsertakan pasangan Anda, mereka akan merasa tidak dianggap atau tidak dihargai. Di sisi lain, mendiskusikan suatu hal dengan pasangan dan memutuskan sesuatu bersama menunjukkan bahwa Anda setia kepada mereka dan ingin mereka selalu ada dalam kehidupan Anda.
5. Bersikap Pemaaf
Memiliki sikap pemaaf atau pengampun adalah salah satu bagian terpenting dalam membangun kesetiaan dalam suatu hubungan. Akan lebih baik ketika Anda memahami bahwa Anda atau pasangan Anda membuat kesalahan, segera untuk meminta maaf dan memaafkannya.
Jika Anda menyimpan dendam, itu hanya akan merusak hubungan Anda. Lepaskan dan terima permintaan maafnya. Hanya dengan menerima bahwa setiap manusia dapat melakukan kesalahan, Anda benar-benar dapat membangun kepercayaan dan kesetiaan bersama pasangan Anda.
6. Hormati perbedaan satu sama lain
Sangat penting untuk menerima dan menghormati perbedaan untuk menjaga kesetiaan dalam suatu hubungan. Jangan tinggalkan satu sama lain hanya karena ada perbedaan di antara Anda dan pasangan Anda.
Anda mungkin tidak memahami beberapa hal tentang pasangan Anda, tetapi cobalah untuk memahami dari mana asalnya dan menerima bahwa mereka mungkin memiliki perspektif yang berbeda.
Advertisement