Ketahui Penyebab Mimpi Buruk dan Cara Mengatasinya

Berikut ini ulasan mengenai mimpi buruk, penyebab, dan cara mengatasinya

oleh Putri Annisa diperbarui 05 Jan 2023, 12:02 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2023, 12:02 WIB
mimpi diselingkuhi
Ilustrasi mimpi buruk./Copyright shutterstock.com/g/tampatra

Liputan6.com, Jakarta - Mimpi buruk menjadi mimpi yang menakutkan dan mengganggu seseorang. Mimpi buruk bisa menyebabkan Anda merasakan berbagai emosi, seperti amarah, kesedihan, kesalahan, takut hingga kecemasan. Anda mungkin terus mengalami emosi ini bahkan setelah terbangun dari tidur.

Mimpi buruk sendiri lebih sering terjadi pada anak-anak berusia antara 3 dan 6 tahun. Meski begitu, satu dari setiap dua orang dewasa terkadang mengalami mimpi buruk.

Sebenarnya, mimpi buruk merupakan hal yang normal. Namun, mimpi buruk bisa menjadi masalah jika terus berlanjut dan mengganggu pola tidurmu.

Hal ini dapat menyebabkan insomnia dan memengaruhi aktivitas sehari-hari, terutama saat belajar atau bekerja. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami kesulitan mengatasi mimpi buruk.

Lantas, bagaimana mimpi bisa terjadi?

Dilansir dari Verywell Health, Kamis (5/1/2023), saat tidur kita akan mengalami 2 fase yakni fase non-rapid eye movement (non-REM) dan fase rapid eye movement (REM). Sebagian besar mimpi terjadi selama fase REM.

Periode tidur REM pertama biasanya terjadi sekitar 70 hingga 90 menit setelah kita tertidur. Pada fase tidur inilah mimpi (termasuk mimpi buruk) biasanya terjadi, akibat adanya peningkatan aktivitas otak.

Selama fase ini, asam amino yang dikenal sebagai glisin dilepaskan dari batang otak ke neuron motorik. Neuron motorik ini melakukan impuls keluar dari otak atau sumsum tulang belakang. Pelepasan glisin ini secara efektif mencegah otot bergerak aktif selama fase REM, sehingga mengakibatkan kelumpuhan sementara pada tubuh kita.

Berikut ini penjelasan mengenai penyebab mimpi buruk dan cara mengatasinya, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:

Penyebab Mimpi Buruk

Menarik Napas dan Berusaha Tenang
Ilustrasi Mendapat Mimpi Buruk Credit: pexels.com/pixabay

Mimpi buruk bisa terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain:

1. Stres dan Kecemasan

Stres adalah salah satu emosi yang banyak orang kesulitan menyalurkannya. Karena itu, mimpi mungkin menjadi satu-satunya kesempatan bagi tubuh untuk mengatasi perasaan tersebut.

Sebuah studi menunjukkan, stres dan trauma sejak masa kanak-kanak bisa menyebabkan mimpi buruk berulang di kemudian hari. Kecemasan juga dapat menyebabkan mimpi buruk. Mimpi buruk yang terjadi bisa berkaitan dengan kekambuhan penyakit, pengalaman memalukan, atau bahkan serangan panik.

2. Gangguan Tidur

Gangguan tidur tertentu, seperti sleep apnea dan narkolepsi dapat memengaruhi kualitas tidur dan mengakibatkan Anda sering mengalami mimpi buruk. Bahkan sulit tidur (insomnia) juga bisa mengakibatkan Anda mengalami mimpi buruk yang berulang.

3. PTSD

Hingga 71 persen orang dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) mengalami mimpi buruk. PTSD merupakan salah satu penyebab utama mimpi buruk berulang pada orang dewasa.

Salah satu gejala PTSD yang paling umum adalah “mengalami kembali,” atau memiliki ingatan terhadap peristiwa traumatis tersebut. Terkadang ingatan terhadap peristiwa traumatis itu muncul dalam mimpi buruk, sehingga penderita PTSD merasa tertekan secara emosional.

4. Penyalahgunaan Minuman Beralkohol

Ilustrasi minuman alkohol Bir (AP/Tony Talbot)
Ilustrasi minuman alkohol Bir (AP/Tony Talbot)

Ada banyak gejala penarikan yang terjadi dari penyalahgunaan minuman beralkohol, termasuk mimpi buruk. Mimpi buruk yang dialami mungkin lebih intens pada awal penarikan, tetapi biasanya berkurang dalam beberapa minggu setelah sadar.

5. Penggunaan Obat-obatan

Beberapa obat-obatan, seperti antidepresan, obat tekanan darah, amfetamin, obat penenang, dan obat lain yang digunakan untuk mengobati kondisi tertentu (seperti obat untuk penyakit Parkinson) dapat memicu mimpi buruk.

6. Buku dan Film Menakutkan

Bagi sebagian orang, membaca buku menakutkan atau menonton film menakutkan, terutama sebelum tidur dapat menyebabkan mimpi buruk.

7. Kondisi Kesehatan Mental

Depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya bisa membuat penderitanya mengalami mimpi buruk. Tak hanya itu, mimpi buruk bisa terjadi bersamaan dengan beberapa kondisi medis, seperti penyakit jantung atau kanker.

Jika mimpi buruk muncul berkepanjangan, mengganggu pola tidur dan aktivitas sehari-hari, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan mencakup pemeriksaan mental, menanyakan tentang riwayat kesehatan, dan merekam aktivitas tidur (polisomnografi).

Cara Atasi Mimpi Buruk

teknik relaksasi
Ilustrasi relaksasi./Copyright unsplash.com/@antonikachanel

Perawatan biasanya tidak diperlukan untuk mimpi buruk. Namun, setiap masalah kesehatan medis atau mental yang memicu mimpi buruk harus ditangani.

Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi frekuensi mimpi burukmu. Anda dapat mencoba:

- Berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu setidaknya tiga kali per minggu.

- Membatasi asupan kafein dan minuman beralkohol.

- Hindari mengonsumsi obat penenang.

- Latihan relaksasi, seperti yoga dan meditasi sebelum tidur.

- Tetapkan rutinitas waktu tidur dan bangun tidur yang konsisten.

- Batasi waktu tidur siang Anda tidak lebih dari 20-30 menit.

- Mengurangi waktu penggunaan smartphone dan perangkat elektronik lainnya selama satu jam sebelum tidur.

- Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dengan mengatur suhu ruangan, serta kurangi suara dan cahaya. Pertimbangkan suara konstan (white noise).

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya