Banyak Kerja hingga Sering Burnout? Lakukan 6 Hal Ini Untuk Mengatasinya

Burnout terjadi ketika seseorang sudah mulai lelah dan tidak termotivasi dalam menanggapi stres yang berhubungan dengan pekerjaan.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 30 Sep 2023, 12:05 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2023, 12:05 WIB
Cara Agar Karyawan Berani Berbicara Tentang Kesehatan Mental
1 dari 3 karyawan mengalami burnout atau kelelahan yang berdampak pada hasil pekerjaan yang tidak maksimal. Credits: pexels.com by Andrea Piacquadio

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai budak corporate yang kerja dari matahari terbit hingga tenggelam, pasti kamu pernah atau bahkan sedang mengalami kelelahan yang sering dikenal dengan istilah burnout. Tidak bisa dipungkuri, tuntutan yang berdampingan dengan tekanan akan semakin membuatmu kelawahan dalam menyelesaikan pekerjaan bahkan bisa menghilangkan motivasi.

Burnout didefinisikan sebagai respons psikologis terhadap stres interpersonal yang berkepanjangan. Meskipun tidak diakui sebagai kondisi kesehatan mental yang berbahaya, tetapi hal ini juga bisa dianggap berpengaruh pada pekerjaan, terutama bagi kamu yang bekerja di bidang yang berorientasi pada manusia dan jasa, termasuk layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan kemanusiaan lainnya.

Burnout terjadi ketika seseorang sudah mulai lelah dan tidak termotivasi dalam menanggapi stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Ini merupakan masalah yang dapat menimbulkan perasaan lelah, depresi, dan cemas.

Ketegangan dari tekanan yang terus-menerus juga dapat melelahkan kamu dan hanya ada sedikit hal yang dapat dilakukan oleh pikiran dan tubuh kamu sebelum kamu mencapai puncaknya.

Namun, kamu tidak perlu khawatir, seperti yang dilansir dari halaman Verywell Mind, Jumat (22/09/23), terdapat beberapa strategi yang bisa kamu lakukan untuk memulihkan burnout ini sehingga dapat meminimalisir dampak negatif kelelahan terhadap kesejahteraan hidupmu.

 

1. Identifikasi Penyebabnya

Luangkan waktu untuk menilai pekerjaan kamu yang menimbulkan kelelahan. Faktor-faktor yang sering berperan dalam burnout ini, seperti bekerja terlalu banyak, hubungan yang buruk dengan atasan atau rekan kerja, konflik di tempat kerja, dukungan yang buruk dari lingkungan, dan beban keluarga.

Setalah kamu menyadari penyebabnya, kamu dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu menguranginya. Beberapa di antaranya mungkin lebih sulit untuk diatasi, tetapi kamu bisa memulainya dengan berbicara dengan atasan tentang cara untuk membantu mengelola stres di tempat kerja dan mengurangi konflik interpersonal.

Dengan meringankan beban kerja kamu, mendelegasikan beberapa tugas kepada orang lain, mengubah lokasi kerjamu, atau bahkan beralih ke WFH dapat membantu kamu meringankan perasaan kelelahan atau burnout ini.

2. Istirahat yang Cukup

Ilustrasi tidur, mengalami mimpi
Ilustrasi tidur, mengalami mimpi. (Foto oleh Polina Kovaleva: https://www.pexels.com/id-id/foto/sedang-tidur-tidur-beristirahat-tertidur-6541121/)

Penting juga bagi kamu meluangkan waktu sekadar untuk bersantai dan memulihkan diri. Ini mungkin termasuk berlibur, perawatan diri, atau melakukan hobi baru. Meskipun peneliti masih menjajaki pengobatan yang laya untuk mengatasi burnout yang paling efektif, istirahat sering disebut sebagai salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan oleh orang-orang yang mengalami gejala burnout.

3. Habiskan Waktu Sendirian

Burnout seringkali dikaitkan dengan tingginya tingkat stres antarpribadi yang berkepanjangan. Itu sebabnya orang-orang yang bekerja pada pekerjaan yang berorientasi pada manusia seringkali lebih mungkin mengalami burnout.

Apabila kamu sudah mencapai titik yang membuat kamu mengembangkan sikap negatif terhadap orang lain dan merasa mudah tersinggung serta menarik diri, cobalah untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri. Menghabiskan waktu sendirian dengan melakukan hal-hal yang kamu sukai bisa menjadi cara yang bagus untuk memulihkan tenaga, terutama bila kamu cenderung lebih tertutup.

4. Memanfaatkan Keterampilan Mengatasi yang Efektif

Kamu tidak bisa menghilangkan semua stres, tetapi kamu bisa mengembangkan cara yang efektif untuk mengatasinya. Cara kamu berpikir tentang situasi yang bebeda dapat memengaruhi perasaan kamu terhadap situasi tersebut.

Mengatur ulang perencanaan bisa menjadi strategi bermanfaat yang dapat membantu kamu mengubah perspektif kamu tentang situasi yang menyebabkan stres. Misalnya, mengubah situasi sebagai kesempatan belajar dan bukan sebagai beban dapat membantu kamu menghadapi tantangan dengan lebih sedikit rasa cemas.

 

5. Dapatkan Dukungan dari Orang Tua

Tips pergi staycation bersama anak adalah melakukan aktivitas kreatif
Ilustrasi anak dan orang tua (foto: Pexels/Pavel Danilyuk)

Meskipun kesendirian bisa bermanfaat memulihkan burnout, bukan berarti kamu harus menarik diri dari orang yang kamu sayangi. Interaksi sosial yang negatif seringkali berperan penting dalam menimbulkan kelelahan, tetapi interaksi positif maupun negatif dalam hubungan sosial yang mendukung dapat menjadi peyangga penting terhadap hal tersebut.

Bersandar pada sistem dukungan sosial, kamu juga dapat meringankan beberapa tekanan yang kamu rasakan. Berbicara dengan teman dan keluarga tentang apa yang kamu alami dapat membantu kamu untuk tidak merasa terlalu sendiri.

6. Peduli dengan Diri Sendiri

Merawat diri sendiri sangat penting dilakukan untuk mencegah kelelahan, tetapi hal ini bisa menjadi lebih penting lagi setelah kamu mencapai titik kelelahan. Pastikan kamu menjaga diri sendiri baik secara fisik maupun psikis.

Makanlah makanan yang sehat, tidur yang cukup, dan berolahraga secara teratur. Meluangkan waktu untuk diri sendiri, meskipun kamu memiliki banyak tuntutan pada waktu kamu, juga dapat membantu kamu pulih dari burnout.

 

Infografis Cara Hindari Jeratan Pinjol Ilegal
Infografis Cara Hindari Jeratan Pinjol Ilegal (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya