Liputan6.com, Jakarta Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Fitri, sebuah momen penting yang menandai berakhirnya bulan Ramadan, bulan puasa. Saat perayaan ini tiba, sering kali kita mendengar ucapan yang berulang-ulang: "Taqabbalallahu Minna Wa Minkum."
Namun, apa sebenarnya makna di balik ucapan ini, dan bagaimana cara menjawabnya dengan benar?
Arti dari "Taqabbalallahu Minna Wa Minkum":
"Taqabbalallahu Minna Wa Minkum" adalah ungkapan dalam bahasa Arab yang memiliki makna mendalam. Secara harfiah, ungkapan ini dapat diterjemahkan sebagai "Semoga Allah menerima amalan baik dari kami dan dari kalian." Kata-kata ini mengandung doa untuk menerima amal ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Advertisement
Di sisi lain, Pakar Fiqh, Ustaz Tajul Muluk mengatakan, taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana washiyamakum merupakan ucapan saling mendoakan di antara umat Islam.
"Mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana washiyamakum, artinya sesama umat Islam saling mendoakan, semoga Allah menerima amal ibadah kita, terutama ibadah puasa," kata dia dihimpun dari program Tanya Ustaz di YouTube.
Dalam Kitab Fathul Bari oleh Ibnu Hajar Al Asqalani disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW kerap mengucapkan kalimat tersebut pada saat berjumpa dengan para sahabat di Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha.
فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك . قال الحافظ : إسناده حسن .
Artinya: "Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah SAW berjumpa dengan hari 'ied (Idul Fitri atau Idul Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, taqobbalallahu minna wa minkum.
Cara Menjawab Taqabbalallahu Minna Wa Minkum
Ada beberapa cara menjawab kalimat tersebut, yaitu:
1. "Wa Antum Fa Jazakumullahu Khairan"
Ini adalah cara yang umum untuk menjawab ucapan "Taqabbalallahu Minna Wa Minkum". Artinya, "Dan semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik kepada kalian juga." Dengan demikian, baik orang yang mengucapkan maupun yang menjawab sama-sama berdoa untuk mendapatkan kebaikan dari Allah.
2. "Barakallahu Fiikum"
Alternatif lain untuk menjawab adalah dengan mengucapkan "Barakallahu Fiikum", yang berarti "Semoga Allah memberkahi kalian." Ini adalah doa yang mengandung harapan agar Allah memberikan berkah kepada orang yang diucapkan.
3. "Aamiin"
Merespons dengan mengucapkan "Aamiin" adalah tindakan yang baik. Ini menunjukkan bahwa kita setuju dengan doa yang diucapkan dan berharap agar doa tersebut dikabulkan oleh Allah.
Advertisement
Beda Ucapan Idul Fitri Minal Aidin Wal Faizin dan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum
Sebagian orang masih beranggapan bahwa arti minal aidin wal faidzin adalah "mohon maaf lahir dan batin". Arti minal aidin wal faidzin dan taqabalallahu minna wa minkum ini jelas menjadi salah kaprah jika diucapkan untuk orang lain. Perlu untuk Anda mengetahui arti dari kedua ucapan tersebut, agar tidak salah berucap.
Berikut ini ulasan mengenai arti dari minal aidin wal faidzin dan taqabalallahu minna wa minkum yang benar sesuai sunnah seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber:
Arti Minal Aidin Wal Faizin
Kalimat Minal Aidin Wal Faizin terdiri dari beberapa penggalan kata. Kata Min artinya “termasuk”, Al-aidin berarti “orang-orang yang kembali”, Wal berarti “dan”, serta Al-Faizin artinya “menang”.
Jika kita coba artikan secara harafiah, maka kalimat Minal Aidin Wal Faizin artinya adalah “termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang-orang yang menang.”
Ucapan minal 'aidin wal-faizin ini menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya (Salafus Salih). Kalimat minal aidin wal faidzin ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus dan sering diucapkan pada generasi sahabat atau ulama setelah Salafus Salih.
Jadi arti minal aidin wal faidzin yang diucapkan saat Idulfitri adalah doa dan harapan agar kita semua menjadi golongan orang yang kembali ke fitrah atau suci. Fitrah yang sejati itu mengandung kebaikan, kemuliaan, kejujuran, dan persaudaraan. Bererhasil memiliki makna dalam berpuasa kita berhasil atau mampu menahan hawa nafsu.