Tingkatkan Kemampuan Teknisi, Garuda Metalindo Bermitra dengan ITB

Kolaborasi ini memungkinkan berbagi pengetahuan akademis antara ITB dan Garuda Metalindo, memastikan mereka tetap di garis depan inovasi dan efisiensi dalam industri manufaktur pengencang.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 18 Jul 2024, 22:05 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2024, 22:05 WIB
Tingkatkan Kemampuan Teknisi, Garuda Metalindo Bermitra dengan ITB
Tingkatkan Kemampuan Teknisi, Garuda Metalindo Bermitra dengan ITB (doc: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Garuda Metalindo Tbk. terus menunjukkan ketahanan dan wawasan strategis di tengah kondisi pasar otomotif domestik yang berfluktuasi. Strategi pertumbuhan yang terdiversifikasi dan kehadiran pasar yang kuat menyoroti adaptabilitas dan inovasinya dalam lanskap industri yang terus berkembang.

Keunggulan Teknisi Melalui Kolaborasi dengan Akademia

Untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknisinya, Garuda Metalindo baru-baru ini bermitra dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Kolaborasi ini memungkinkan berbagi pengetahuan akademis antara ITB dan Garuda Metalindo, memastikan mereka tetap di garis depan inovasi dan efisiensi dalam industri manufaktur pengencang.

Pembaruan Industri Roda Dua: Performa Stabil di Tengah Tantangan

Sementara itu, Direktur Garuda Metalindo, Anthony Wijaya mengungkapkan bahwa pasar roda dua (2W) domestik menunjukkan permintaan yang relatif lebih baik dibandingkan dengan pasar roda empat (4W). Pada Juni 2024, volume penjualan 2W mencapai 511.000 unit, meningkat 1,1% dari bulan ke bulan (MoM) dan naik 3,5% dari tahun ke tahun (YoY), membawa angka 1H24 menjadi 3,1 juta unit, sedikit turun 1% YoY. 

"Performa ini sejalan dengan perkiraan kami untuk sepanjang tahun (FY24F) sebesar 6,3 juta unit, pertumbuhan 2% YoY, meskipun ada tantangan seperti daya beli yang lemah dan kurangnya insentif di industri otomotif," ungkap dia saat ditemui di Jakarta.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pembaruan Industri Roda Empat: Pertumbuhan Moderat dengan Potensi Jangka Panjang

Di samping itu, pada Juni 2024, volume penjualan grosir roda empat (4W) domestik tercatat sebesar 72.900 unit, ini mencerminkan peningkatan 2,3% MoM tetapi penurunan 11,8% YoY. Angka 1H24 mencapai 408.000 unit, turun 19% YoY, sesuai dengan target FY24F kami sebesar 920.000 unit, penurunan 13% YoY. 

Meskipun pertumbuhan industri otomotif stagnan, proyek-proyek lokalisasi komponen baru oleh produsen otomotif domestik juga berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan. Inisiatif lokalisasi ini didorong oleh kebijakan pemerintah yang membatasi impor produk pengencang baja, yang sebagian besar diimpor dari Jepang. 

Selain itu, Garuda Metalindo secara strategis menargetkan pasar ekspor, menargetkan negara-negara penghasil kendaraan bermotor utama seperti AS, Eropa, Thailand, dan India. Perang dagang AS-China yang sedang berlangsung memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan ekspor pengencang ke AS dan Eropa. 


Ekspansi Strategis ke Infrastruktur dan Alat Berat

Tahun 2024 menandai anggaran infrastruktur pemerintah tertinggi di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo sebesar IDR 422,7 triliun. Investasi signifikan ini dalam infrastruktur, bersama dengan regulasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN), menempatkan Garuda Metalindo secara strategis di pasar pengencang infrastruktur di mana pengencang impor memiliki pangsa pasar yang signifikan. 

Pengencang khusus perusahaan sangat penting untuk berbagai proyek konstruksi, termasuk jembatan dan gedung- gedung tinggi. Di industri alat berat, pembatasan impor pengencang oleh pemerintah juga mendorong proyek lokalisasi yang juga mendorong aliran tambahan untuk pertumbuhan perusahaan.

Inovasi dan Kualitas: Pembeda Utama

Status Garuda Metalindo sebagai satu-satunya produsen pengencang terintegrasi vertikal di Indonesia memungkinkannya untuk memasok pengencang khusus dan bahan baku, seperti drawn wire, ke berbagai industri. 

"Komitmen perusahaan terhadap kualitas dicontohkan oleh kemitraannya dengan perusahaan pertahanan milik negara Pindad untuk kendaraan utilitas berat dan kontrak terbarunya dengan Gotion High-tech. Perusahaan terkemuka China ini, yang berspesialisasi dalam baterai lithium-ion, memperluas jejaknya di sektor produksi baterai EV Indonesia," pungkas Anthony.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya