Separuh Buta, Nenek 92 Tahun di Tiongkok Jago Menembak dengan Skor Tinggi

Seorang nenek berusia 92 tahun dari Tiongkok yang buta sebelah mata, ternyata adalah penembak jitu

oleh Sulung Lahitani diperbarui 11 Okt 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2024, 18:30 WIB
Separuh Buta, Nenek 92 Tahun di Tiongkok Jago Menembak dengan Skor Tinggi
Separuh Buta, Nenek 92 Tahun di Tiongkok Jago Menembak dengan Skor Tinggi (doc: QQ.com)

Liputan6.com, Jakarta Seorang nenek berusia 92 tahun dari Tiongkok yang buta sebelah mata, ternyata adalah penembak jitu, yang membuat banyak orang takjub selama perjalanannya ke luar negeri.

Wanita tua itu meraih skor yang sangat tinggi dengan menggunakan peluru tajam di lapangan tembak di negara Asia Tengah Kazakhstan, tempat ia mengunjungi putranya dari provinsi Zhejiang di Tiongkok timur.

Nenek itu dulunya adalah seorang tentara di Tentara Relawan Rakyat Tiongkok (CPVA) yang bertugas dalam perang Korea pada awal 1950-an, demikian dilaporkan Xiaoxiang Morning Herald.

Sebuah video Li Guifang, yang diunggah di Douyin oleh putranya Wang pada awal Oktober menarik setengah juta like dan 20.000 komentar dari netizen yang memuji keterampilannya.

Wang mengatakan bahwa, pada awalnya, lapangan tembak di Kazakhstan tidak mengizinkan ibunya menembak karena usianya.

Namun, setelah mendengar bahwa dia adalah seorang veteran, mereka setuju dan memberinya senapan laras kecil dengan alat bidik dan rekoil minimum.

Penglihatan Li terganggu pada mata kanannya, yang mengalami katarak. Jadi dia harus memiringkan kepalanya dan hanya mengandalkan mata kirinya saat menembak, kata Wang.

"Ini lebih sulit baginya daripada orang lain. Namun dia mencapai hasil yang cukup baik dengan memfokuskan semua perhatiannya pada tugas," katanya.

Selama satu ronde penembakan dengan target 10 ring, Li melepaskan 10 tembakan, mendaratkan tujuh di ring bagian dalam dan tiga di ring bagian luar, sehingga total skornya menjadi 97 poin.

Di ronde berikutnya, wanita tua itu kembali mencapai skor tinggi, yaitu 87 poin.

 

Sempat mendapat pelatihan menembak

Ilustrasi Tembakan
Ilustrasi Tembakan (Steve Buissinne/Pixabay).

Perang Korea meletus pada tahun 1950 antara Korea Utara dan Korea Selatan. Republik Rakyat Tiongkok, yang mendukung pihak utara, mengerahkan CPVA.

CPVA terdiri dari sekitar dua juta tentara, yang sebagian besar berusia 20-an, yang bergabung hingga perang berakhir pada tahun 1953.

Wang mengatakan ibunya adalah seorang pemberi sinyal dan belum pernah ke garis depan.

“Namun, ia menerima pelatihan menembak di militer. Ia tidak berlatih menembak selama beberapa dekade. Sebagai seorang veteran, ia masih memiliki sedikit kenangan tentang hal itu dan ingin mencobanya lagi,” kata Wang.

 

Suka melakukan kegiatan anak muda

Ilustrasi terjun payung dan skydiving (Wikimedia Commons)
Ilustrasi terjun payung dan skydiving (Wikimedia Commons)

Ia mengatakan ibunya dalam kondisi fisik yang baik dan telah bepergian ke lebih dari 60 negara untuk mendapatkan pengalaman baru.

“Ia bahkan terjun payung,” katanya, seraya menambahkan: “Ia suka mencoba kegiatan yang sama seperti anak muda.”

Ia dan anak itu melakukan perjalanan ke Kazakhstan untuk menghadiri acara pernikahan seorang pemuda yang belajar di Tiongkok dan menjadi teman Li setelah ia mengenalnya melalui seorang pemandu wisata.

 

Respons netizen

ilustrasi curhat di media sosial/pexels
ilustrasi curhat di media sosial/pexels

Nilai tembakan Li membuat pengguna internet di Tiongkok tercengang dan gembira.

“Saya sadar bahwa saya tidak sekuat nenek berusia 92 tahun. Ia adalah penembak yang sangat hebat. Salut untuk neneknya!” tulis seorang pengguna di Douyin.

“Dia akan membuat orang asing bertanya-tanya apakah China benar-benar melarang senjata api,” canda yang lain.

Infografis Nama-Nama Kereta Api Legendaris Indonesia
Infografis Nama-Nama Kereta Api Legendaris Indonesia.  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya