Konten Viral: Algoritma atau Kreativitas? Begini Penjelasannya dalam Webinar IMDE dan Emtek Ex

Webinar ini menghadirkan berbagai narasumber ahli untuk membahas peran algoritma dan kreativitas dalam menciptakan konten yang populer di media sosial.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 19 Jan 2025, 10:34 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2025, 10:34 WIB
Konten Viral: Algoritma atau Kreativitas? Begini Penjelasannya dalam Webinar IMDE dan Emtek Ex
dok: IMDE... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang membuat sebuah konten bisa viral? Apakah hanya karena keberuntungan semata, atau ada faktor lain yang lebih penting?

Pertanyaan ini menjadi pembahasan utama dalam webinar bertajuk "Konten Viral: Algoritma atau Kreativitas?" yang diselenggarakan oleh Institut Media Digital Emtek (IMDE) pada Jumat (17/1/2025).

Webinar ini menghadirkan berbagai narasumber ahli untuk membahas peran algoritma dan kreativitas dalam menciptakan konten yang populer di media sosial.

“Jadi, rumusnya agar mendapatkan keberuntungan adalah terus bekerja, terus berkarya, terus berkreasi. Nah, di sinilah kuncinya untuk berhasil menjadi viral,” ujar Rektor IMDE, Totok Amin Soefijanto, dalam sambutan pada acara webinar yang digelar IMDE, Jumat (17/1/2025).

Menurutnya, algoritma memegang peranan penting. Di sisi lain, ada pakar yang menyarankan agar menghasilkan konten yang viral, dengan memanfaatkan sepenuhnya fasilitas yang ada dan daya pikir manusianya.

”Jawabannya: semua benar, keduanya algoritma dan kreativitas penting,” katanya. Memang, lanjut Totok, kita butuh kebetulan untuk menghasilkan konten viral. Kebetulan yang menghargai perbedaan dan keunikan. Kebetulan yang berawal dari keringat dan air mata. Oleh sebab itu, semoga webinar ini dapat memberikan "kunci" jawaban atas ujian yang bernama konten viral ini.

“IMDE atau Institut Media Digital EMTEK akan memberikan kunci jawaban atas masalah viral ini. Prodi D4 Produksi Media akan memberikan kunci jawaban kepada mahasiswa dan alumni untuk disebarluaskan. IMDE Pasti Bisa!” ujar Totok.

General Manager Emtek Ex, Kristoforus Bagaskoro, menjelaskan cara kerja algoritma adalah posting konten, kemudian akan disebarkan baik ke follower maupun non follower, kemudian akan ada pilihan apakah engage atau tidak, ketika konten itu engage maka akan didistribusikan kebanyak orang lagi yang pada akhirnya menjadi viral.

Namun kenyataanya algoritma ini berubah terus dan tidak dapat kita terjemahkan, pada intinya yang dibaca oleh algoritma ini berupa banyak data poin diantaranya: minat, kebiasaan dan preferensi.

“Dengan ketidakpastian dan perubahan algoritma tersebut yang dapat dilakukan oleh konten kreator adalah konsistensi dalam membuat konten dan tentunya juga kualitas,” kata Bagaskoro.

 

Algoritma dan Kreativitas Tidak Terpisahkan

Sementara itu, Muhamad Azmi Arif, Content Creator dan Perdibrofi Korda Kalimantan Selatan, menekankan tujuan orang membuat konten untuk personal branding, terkenal dan dikenal, peluang kolaborasi, berbagi pengetahuan, dan mengasah ketrampilan. Konten bisa viral memang dipengaruhi oleh dua hal, yakni algoritma dan kreativitas.

“Algoritma berhubungan dengan relevansi konten, engagement rate seperti like, komen dan share, serta konsistensi konten. Sementara terkait kreativitas berhubungan dengan ide yang fresh, emosi audiens, dan visual yang menarik,” katanya.

Azmi Arif lebih lanjut mengatakan, untuk membuat visual yang menarik dibutuhkan ketrampilan, saat ini konten kreator dimudahkan dengan berbagai aplikasi di smartphone.

Untuk menjadi seorang konten kreator yang handal dibutuhkan beberapa ketrampilan yang harus dimiliki di antaranya, copy writing, editing, komunikasi, ketrampilan videografi dan videografi, serta yang tak kalah penting kreativitas.

Aziz Kurnia, Content Creator dan Alumni IMDE 2018, turut mengingatkan bahwa algoritma dan kreativitas adalah dua elemen yang tidak dapat dipisahkan. Kreativitas bagus tapi tidak terdeteksi oleh algoritma tidak akan disebarluaskan, begitu juga sebaliknya kita hanya mengandalkan algoritma tanpa kreativitas konten tidak ada yang menonton.

“Di balik konten yang viral pasti ada strategi misalnya originalitas, teknik, ataupun perception engineering agar konten diterima. Penggunaan peralatan (gear) yang bagus bukan syarat utama dalam membuat konten, yang terpenting adalah kreativitas,” ujar Aziz.

Aziz juga berbagi pengalamannya dalam belajar di IMDE yang membekalinya dengan keterampilan produksi konten dari tahap praproduksi hingga pascaproduksi. Menurutnya, semua ketrampilan dari praproduksi sampai pascaproduksi di ajarkan, sehingga menambah ketrampilan dalam membuat konten.

 

Menyiapkan Lulusan Siap Kerja di Industri Kreatif

Webinar ini juga memberikan gambaran mengenai Program Studi Produksi Media IMDE, yang membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis untuk siap bekerja di dunia industri kreatif.

Teguh Setiawan, Kaprodi Produksi Media IMDE, mahasiswa produksi media diharapkan memiliki ketrampilan yang sangat dibutuhkan di era digital, salah satunya adalah kemampuan produksi streaming.

"Untuk itu mahasiswa juga dibekali dengan berbagai ketrampilan yang kelak dibutuhkan di dunia industri," kata Teguh.

Webinar diselenggarakan oleh Program Studi Produksi Media bekerjasama dengan Perdibrofi dan Emtek Ex diprakarsai oleh Teguh Setiawan, Kaprodi Produksi Media sekaligus dosen mata kuliah Produksi Streaming ini diikuti 402 peserta, ditayang secara hybrid lintas platform yakni Zoom dan Youtube.

Webinar ini bertujuan untuk menggali lebih dalam peran algoritma dan kreativitas dalam menciptakan konten viral. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan strategis kepada peserta agar mereka bisa lebih siap menghadapi dinamika dunia digital yang terus berkembang.

Infografis: Ancam Keselamatan Nyawa Hanya Demi Konten (Liputan6.com / Triyasni)
Infografis: Ancam Keselamatan Nyawa Hanya Demi Konten (Liputan6.com / Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya