Eko salah satu pedagang daging di Pasar Cisalak. Ia menjalani profesinya sudah tujuh tahun lamanya, semua ia lakukan demi menghidupi keluarganya. "Ya, pekerjaan ini adalah pekerjaan tetap saya, harus bangun ketika malam dan pulang ketika siang, sudah biasa saya lakoni setiap hari," sapa Eko. Eko harus bangun lebih awal dari orang biasanya, pukul 02.00 pagi ia sudah harus menempuh jarak yang tergolong jauh dari tempat tinggalnya. Eko berjalan menuju peternakan sapi untuk mencari daging yang bagus bagi para pelanggannya. "Tidak mudah menjalankan perofesi ini terkadang banyak saja cobaannya, sesama pedagang lain harus pintar-pintar mencari cara agar dagangan yang kita jual dapat laku, tapi dilakoni saja kalau rezeki kan tidak akan kemana" ujarnya.
Enam bulan lalu Pasar Cisalak mengalami kebakaran. Jelas, kejadian ini membuat Eko dan pedagang lainnya harus merasakan kerugian dan harus kehilangan tempat berdagang mereka. Saat ini seluruh pedagang dipindahkan berdagang di pasar penampungan namun letaknya tak jauh dari Pasar Cisalak. "Masih satu ruang lingkup, hanya saja kami berdagang di sisi jalan Pasar Cisalak, ini mengakibatkan jalan menuju Bogor dan tol Cijago mengalami kemacetan parah ditambah lagi lampu merah yang terkadang suka tidak teratur," tuturnya.
Dini hari pasar tidak terlalu banyak pembeli, namun di saat mentari mulai sedikit demi sedikit mengeluarkan pantulan sinar dan disambut suara khas ayam yang mulai terdengar. Saatnya pembeli membanjiari pasar. Transaksi jual beli pun kerap terlihat di sekeliling pasar, mulai dari pembeli menawar dengan harga sangat miring dan pedagang yang sudah mulai bearcuap-cuap untuk melariskan dagangan. "Boleh Bu Pak dilihat dulu daging, sayurannya masih bagus dan segar", ucap para pedagang yang sedang melobi pembeli. Ya, beginilah suasana pasar penampungan Cisalak.
Namun sangat disayangkan, keadaan Pasar Cisalak saat ini menjadi kumuh setelah pascakebakaran dan pedagang pun harus merasakan berdagang di pasar penampungan yang lokasinya sangat kurang strategis untuk berdagang sehingga membuat jalan menjadi macet. Dan kurangnya lahan parkir sehingga motor–motor kerap terlihat di tepi jalan yang menambah kemacetan lalu lintas. Tetapi pihak pengelola Pasar Cisalak telah merenovasi pasar. "Benar, pasar saat ini sedang direnovasi, mulai dari membangun gedung dan membangung ruko-ruko dan blok, untuk kami pindah ke dalam pasar, namun terkadang ada saja pedagang yang masih berontak untuk berdagang di luar pasar." ucap Eko.
Tidak usah dipungkiri lagi Pasar Cisalak sangat aman untuk melakukan jual beli, sebab petugas keamanan selalu berkeliling untuk memantau keadaan pasar. Walaupun Pasar Cisalak tergolong pasar tradisional, keamanannya sangat terbukti dan harga jual beli pun sangatlah murah tidak kalah dengan pasar swalayan yang bersih dan ber-AC.
Pasar Penampungan Cisalak tidak akan pernah sepi dikunjungi pembeli, bagaimana tidak? Sebab di sini adalah tempat orang melangsungkan jual beli sekaligus tempat orang mencari rezeki. Jadi tidak heran jika Pasar Penampungan Cisalak selalu dibanjiri ratusan orang, bahkan ojeg dan kuli panggul pun kerap terlihat di sekeliling Pasar Penampungan Cisalak. (bnu)
Penulis:
Ossy Dewi Julitasari
Depok, ossydewijulitasxxx@yahoo.com.
Baca Juga:
Jangan Lupa Nikmati Mendoan Saat ke Purwokerto
Ahmad Dhani dan Presiden SBY Menyukai Sate di Tempat ini
Sensasi Semangkok Bubur Ayam "Simpang Lima" Semarang
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Advertisement
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 27 Desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.