Citizen6, Jakarta: Cuaca ekstrim menjadi masalah yang sedang dihadapi oleh sebagian besar negara di dunia, seperti yang terjadi di Vietnam dan Timur Tengah. Di kedua kawasan tersebut tiba-tiba dihujani salju, padahal kawasan Timur Tengah terkenal beriklim panas dan Vietnam beriklim subtropis.
Tidak hanya dikedua kawasan tersebut, dampak cuaca ekstrim juga dapat dirasakan di negara kita, Indonesia. Meskipun di Indonesia tidak turun salju seperti di negara tetangga (Vietnam), namun cuaca ekstrim yang melanda bumi mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan di Indonesia. Sebagai akibatnya hampir setiap hari seluruh daerah di nusantara dilanda hujan.
Derasnya kucuran hujan sepanjang hari mengakibatkan banjir melanda sebagian besar Provinsi di Indonesia, terutama yang berada di daerah dataran rendah. Dari beberapa daerah tersebut, banjir terparah terjadi Manado (Sulawesi Utara) dan Ibukota Indonesia (Jakarta). Di Manado, 75% daerah kota telah digenangi banjir, bahkan banjir ini telah menelan 15 nyawa. Untuk menyikapi bencana alam ini, pemerintah pusat dan daerah secara serentak memberikan bantuan pada para korban bencana.
Atas terjadinya banjir, semua pihak mengalami kerugian, baik itu pemerintah, swasta, ataupun masyarakat karena segala kegiatan menjadi terhambat atau bahkan tidak bisa dilaksanakan. Berbagai spekulasi bermunculan atas situasi banjir tersebut.
Banyak pihak yang menganggap pemerintahlah yang patut disalahkan karena banyaknya pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi sehingga mengurangi daya serap tanah. Namun ada pula pihak yang menyebutkan bahwa musibah banjir adalah tanggung jawab masyarakat karena kurangnya tingkat kepedulian terhadap lingkungan. Kedua argumen tersebut sangatlah beralasan, karena didukung oleh fakta-fakta yang kuat.
Mencari pihak yang bertanggung jawab merupakan solusi yang baik, namun yang paling baik dilakukan saat ini menyelesaikan bencana ini secepatnya baru kemudian diikuti langkah-langkah pencegahan. Untuk itu, diperlukan kerjasama semua elemen masyarakat bersama pemerintah tanpa terkecuali, karena ini menjadi tanggung jawab bersama.
Bencana-bencana seperti banjir harusnya mampu mempersatukan bukan malah memecah belah masyarakat. Dengan adanya banjir, pemerintah maupun masyarakat harus mau bercermin diri agar lebih bijaksana. Jadikan musibah banjir ini sebagai pengetuk hati nurani.
Sudah saatnya masyarakat sadar bahwa banjir tidak akan terlalu parah jika masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Begitu pula pemerintah, sudah saatnya untuk memperketat regulasi pembangunan gedung serta memperbanyak lingkungan hijau untuk menambah daya serap air. Dengan demikian secara perlahan, musibah banjir dapat diminimalisir. (mar)
Penulis
Chintiya Amelia Sudirman
Jakarta, chintiyaameliasudirxxx@gmail.com
Baca juga:
Pengaruh Teknologi Ber-SmartPhone Terhadap Remaja
Media Sebagai Kontrol Sosial
Minimalkan Pelanggaran Kampanye, Maksimalkan Pemilu Bersih
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.
jalan siaga 1 no.24, jakarta selatan
Tidak hanya dikedua kawasan tersebut, dampak cuaca ekstrim juga dapat dirasakan di negara kita, Indonesia. Meskipun di Indonesia tidak turun salju seperti di negara tetangga (Vietnam), namun cuaca ekstrim yang melanda bumi mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan di Indonesia. Sebagai akibatnya hampir setiap hari seluruh daerah di nusantara dilanda hujan.
Derasnya kucuran hujan sepanjang hari mengakibatkan banjir melanda sebagian besar Provinsi di Indonesia, terutama yang berada di daerah dataran rendah. Dari beberapa daerah tersebut, banjir terparah terjadi Manado (Sulawesi Utara) dan Ibukota Indonesia (Jakarta). Di Manado, 75% daerah kota telah digenangi banjir, bahkan banjir ini telah menelan 15 nyawa. Untuk menyikapi bencana alam ini, pemerintah pusat dan daerah secara serentak memberikan bantuan pada para korban bencana.
Atas terjadinya banjir, semua pihak mengalami kerugian, baik itu pemerintah, swasta, ataupun masyarakat karena segala kegiatan menjadi terhambat atau bahkan tidak bisa dilaksanakan. Berbagai spekulasi bermunculan atas situasi banjir tersebut.
Banyak pihak yang menganggap pemerintahlah yang patut disalahkan karena banyaknya pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi sehingga mengurangi daya serap tanah. Namun ada pula pihak yang menyebutkan bahwa musibah banjir adalah tanggung jawab masyarakat karena kurangnya tingkat kepedulian terhadap lingkungan. Kedua argumen tersebut sangatlah beralasan, karena didukung oleh fakta-fakta yang kuat.
Mencari pihak yang bertanggung jawab merupakan solusi yang baik, namun yang paling baik dilakukan saat ini menyelesaikan bencana ini secepatnya baru kemudian diikuti langkah-langkah pencegahan. Untuk itu, diperlukan kerjasama semua elemen masyarakat bersama pemerintah tanpa terkecuali, karena ini menjadi tanggung jawab bersama.
Bencana-bencana seperti banjir harusnya mampu mempersatukan bukan malah memecah belah masyarakat. Dengan adanya banjir, pemerintah maupun masyarakat harus mau bercermin diri agar lebih bijaksana. Jadikan musibah banjir ini sebagai pengetuk hati nurani.
Sudah saatnya masyarakat sadar bahwa banjir tidak akan terlalu parah jika masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Begitu pula pemerintah, sudah saatnya untuk memperketat regulasi pembangunan gedung serta memperbanyak lingkungan hijau untuk menambah daya serap air. Dengan demikian secara perlahan, musibah banjir dapat diminimalisir. (mar)
Penulis
Chintiya Amelia Sudirman
Jakarta, chintiyaameliasudirxxx@gmail.com
Baca juga:
Pengaruh Teknologi Ber-SmartPhone Terhadap Remaja
Media Sebagai Kontrol Sosial
Minimalkan Pelanggaran Kampanye, Maksimalkan Pemilu Bersih
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.
jalan siaga 1 no.24, jakarta selatan