Harga Kripto Hari Ini 26 Februari 2022: Bitcoin dan Altcoin Masih Menguat

Bitcoin dan alternatif coin lainnya masih perkasa menjelang akhir pekan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 26 Feb 2022, 06:52 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2022, 06:52 WIB
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin, Ethereum dan jajaran kripto teratas terlihat masih menguat dalam 24 jam terakhir, Sabtu (26/2/2022) pagi. Beberapa kripto yang hari sebelumnya melemah karena serangan Rusia ke Ukraina, kini kembali pulih.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Sabtu pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat dalam satu hari terakhir sebesar 1,62 persen. Namun dalam sepekan melemah sebesar 2,13 persen

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 39.005,45 per koin atau setara Rp 559,1 juta (asumsi kurs Rp 14.421 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) sebagai kripto terbesar setelah sempat meradang, kini berhasil menguat.  Dalam 24 jam terakhir. ETH menguat sebesar 2,78 persen. Namun dalam sepekan masih menunjukkan grafik merah sebesar 2,35 persen  Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.705,84 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) pagi ini berhasil menguat setelah melemah pasca serangan Rusia. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat sebesar 1,98 persen. Namun masih melemah 6,75 persen dalam sepekan. Hal itu membuat BNB berada di level USD 369,15 per koin. 

Adapun, Cardano (ADA) juga berangsur menguat. ADA menguat dalam 24 jam terakhir sebesar 1,72 persen, Namun masih melemah 11,10 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,8796 per koin.

Sedangkan, Solana (SOL) dalam satu hari terakhir SOL berhasil menguat sebesar 1,94 persen dan 1,97 persen dalam sepekan. Saat ini harga SOL dibanderol USD 91,49 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), hari ini sama-sama melemah setelah hari sebelumnya tetap perkasa pasca serangan Rusia ke Ukraina.

Keduanya masing-masing melemah 0,01 persen dan 0,02 persen. Dengan begitu, membuat USDT dibanderol dengan harga USD 1,00, sedangkan USDC sedikit turun ke harga USD 0,9998.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apa Penyebab Harga Kripto Turun?

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, kripto menjadi salah satu aset investasi yang memiliki fluktuasi tinggi yang terkadang membuat harganya bisa naik turun secara cepat dan sulit diprediksi 

Pada dasarnya ada beberapa hal yang menyebabkan harga suatu kripto bisa turun sangat tajam. Dilansir dari situs Pintu Jumat, 25 Februari 2022, naik turunnya harga kripto disebabkan oleh lima hal. 

Pertama, harga kripto tergantung pada keseimbangan penawaran dan permintaan. Ini merupakan hukum pasar, ketika kripto semakin populer dan banyak permintaan, maka harganya akan naik, begitupun sebaliknya. 

Kedua, berita atau liputan media dapat mempengaruhi harga kripto. Misalnya ketika ada berita tentang serangan hacker dalam dunia kripto atau hal buruk soal kripto, kemungkinan harga bisa turun. Sedangkan berita bagus mengenai meningkatnya adopsi dan infrastruktur di belakang teknologi kripto bisa membuat harganya naik.

Ketiga, volatilitas harga kripto sebagian besar berdasarkan hype yang seringnya menjaga minat tetap tinggi. Penurunan harga tajam dapat dipengaruhi oleh sebuah postingan di media sosial dan ujaran dari orang berpengaruh atau terkenal di dunia kripto.

Keempat, jumlah atau kuantitas juga memengaruhi harga suatu kripto. Volume aset kripto seperti Bitcoin dan ethereum masih sangat lah sedikit dan persebarannya tidak merata sehingga nilai harganya akan sangat dipengaruhi oleh tindakan para pemegang aset kripto tersebut dalam melakukan penjualan atau pembelian.

Terakhir, rasa takut dan serakah (Fear and Greed) serta faktor psikologis investor kripto juga seringkali mempengaruhi harga kripto. Namun, belakangan ini, kripto memiliki korelasi dengan beberapa bursa saham di Amerika Serikat, yang harganya terpengaruh dari kondisi ekonomi. 

Baru-baru ini, tepatnya Kamis, 24 Februari 2022, harga kripto serentak turun karena terkena dampak dari serangan Rusia ke Ukraina. Bitcoin (BTC) dan cryptocurrency lainnya sempat mengalami perubahan harga yang tajam selama 24 jam terakhir di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

Kapitalisasi pasar di semua kripto kemarin turun ke USD 1,5 triliun atau sekitar Rp 21,6 kuadriliun. Angka tersebut menunjukkan kehilangan hampir 9 persen. Harga Bitcoin sebagai kripto terbesar juga turun sebanyak 7 persen, seperti dilansir dari CoinDesk. 

Dengan begitu, dapat dilihat turunnya harga kripto dapat disebabkan oleh masalah geopolitik dari negara-negara besar. Pada situasi seperti itu, banyak investor yang memilih aset lindung yang tidak berisiko menggantikan kripto yang sangat fluktuatif. 

Namun, investor yang masih bertahan dengan kripto justru membuat harga kripto kembali naik di tengah sentimen Geopolitik Rusia-Ukraina. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya