Pengadilan AS Izinkan Likuidator Sita Aset Three Arrows Capital

Hakim Kepailitan AS Martin Glenn di Manhattan memberi likuidator wewenang untuk mengklaim aset 3AC.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Jul 2022, 16:13 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 16:13 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta - Likuidator untuk perusahaan dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital (3AC) memperoleh izin dari pengadilan AS pada Selasa, 12 Juli 2022 untuk mengeluarkan panggilan pengadilan dan mengklaim aset perusahaan. 

Hakim Kepailitan AS Martin Glenn di Manhattan memberi likuidator wewenang untuk mengklaim aset 3AC yang berbasis di AS dan mengeluarkan panggilan pengadilan kepada pendirinya dan sekitar dua lusin bank serta pertukaran mata uang kripto yang mungkin memiliki informasi tentang aset dan transfernya.

Seorang pengacara untuk likuidator, Adam Goldberg, mengatakan dalam sidang darurat pada Selasa di hadapan Glenn keberadaan pendiri perusahaan Zhu Su dan Kyle Livingstone Davies masih belum diketahui.

“Tanpa kerja sama para pendiri, para likuidator tidak dapat memperoleh gambaran lengkap tentang aset 3AC dan lokasinya,” kata Goldberg, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (13/7/2022).

Sifat dari aset digital menciptakan risiko nyata yang memungkinkan pendiri atau pihak lain akan membawa seluruh aset pergi kecuali dihentikan oleh perintah pengadilan. 

"Bagian penting dari perintah ini adalah untuk memberitahu dunia likuidator lah yang mengendalikan aset debitur pada tahap ini," ujar Goldberg.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dampak Kebangkrutan 3AC

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Kedua pendiri 3AC, Zhu dan Davies tidak muncul di pengadilan kebangkrutan dan tidak menentang permintaan likuidator untuk otoritas panggilan pengadilan. Zhu sebelumnya sempat membuat cuitan untuk pertama kalinya dalam hampir sebulan pada Selasa, mengatakan likuidator telah menolak tawaran itikad baik mereka untuk bekerja sama.

3AC, yang dilaporkan memiliki cryptocurrency senilai USD 10 miliar atau sekitar Rp 149,8 triliun pada awal 2022, turun hingga USD 3 miliar pada April, menurut pengajuan pengadilan likuidator. Perusahaan mengajukan kebangkrutan di British Virgin Islands pada akhir Juni setelah dihantam oleh aksi jual tajam dalam mata uang digital.

Kebangkrutan 3AC telah mengacaukan pemberi pinjaman kripto lainnya seperti Voyager Digital, yang mengajukan kebangkrutan setelah 3AC gagal membayar kembali pinjaman sekitar USD 650 juta dalam mata uang kripto, dan Blockchain.com, yang meminjamkan USD 270 juta kepada 3AC.

Likuidator ditunjuk oleh pengadilan Kepulauan Virgin Britania Raya untuk menghentikan perusahaan dan membayar hutangnya. Mereka mengajukan kasus kebangkrutan paralel di Manhattan untuk melindungi aset AS 3AC.

Pasar Kembali Koreksi, Ini Sentimen yang Bayangi Kripto

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, pergerakan pasar kripto sepekan terakhir cukup bervariasi. Hal ini juga terjadi indeks saham Amerika Serikat (AS) dan aset kripto terlihat berjaya pekan lalu, tetapi pada Senin, 11 Juli 2022, kripto terpantau kembali melemah. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengungkapkan, ada beberapa penyebab yang membuat pasar kripto kembali tertekan.

Nilai Bitcoin (BTC) merosot 3,44 persen dalam sehari terakhir dengan nilai di USD 20.563 atau sekitar Rp 307,8 juta per keping. Kemudian, nilai Ethereum (ETH) juga ambles 3,37 persen ke USD 1.149 per keping di waktu yang sama. Dari pergerakan ini investor terlihat menjauh dari aksi price actions di akhir pekan lalu.

"Investor menjadi ragu-ragu kembali melakukan aksi beli, setelah melihat data ketenagakerjaan AS terbaru, di mana tingkat pengangguran pada Juni sebesar 3,6 persen, tidak berubah dari Mei lalu dan sesuai dengan perkiraan. Data tersebut bisa mendorong The Fed untuk mengerek suku bunga acuannya lebih tinggi untuk meredam inflasi,” ungkap Afid kepada Liputan6.com, Senin, 11 Juli 2022.

Efek domino dari kenaikan suku bunga acuan The Fed adalah meningkatkan tingkat imbal hasil instrumen berpendapatan tetap. Hasilnya, selera investor kripto dan saham juga bisa semakin pudar, sehingga menyebabkan penurunan nilai.

"Di samping itu, terlihat dari data on-chain exchange, banyak investor yang terlihat buru-buru menjual asetnya dan melakukan aksi ambil untung setelah melihat aset kripto reli di akhir pekan lalu,” ujar Afid.

Sentimen di Pasar Kripto

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sentimen pekan ini, tampaknya investor akan memilih wait and see menanti perilisan data inflasi AS Juni pada Rabu, 13 Juli 2022. Implikasinya, harga-harga pasar kripto kemungkinan masih bakal bergerak stagnan sepanjang pekan ini.

Mengingat tekanan makroekonomi masih cukup tinggi pekan ini, Afid mengatakan investor bisa berharap harga-harga aset kripto akan melakukan retest level support-nya berulang kali. Sepertinya, penguatan Bitcoin akan sangat rapuh.

"Nilai BTC pun sejatinya belum mencapai titik bottom yang sebenarnya, yakni di kisaran USD 11.000 hingga USD 12.000 per keping. Level support utama BTC masih di USD 17.000, jika bitcoin jatuh lebih dalam, akan menjadi sinyal yang kuat menuju titik bottom dalam waktu dekat,” ujar Afid

Oleh karena itu, menurut Afid, investor diharapkan tidak perlu panik dan tetap tenang untuk mengatur strategi investasinya menggunakan Dollar Cost Averaging (DCA) karena kondisi yang belum stabil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya