Temasek Singapura Bakal Hentikan Investasi di Perusahaan Kripto, Ada Apa?

Temasek juga mengakui tidak pernah berniat untuk berinvestasi dalam cryptocurrency

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Jul 2023, 14:21 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2023, 14:21 WIB
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Dana kekayaan negara Singapura Temasek mengungkapkan saat ini tidak ingin berinvestasi di perusahaan kripto di tengah ketidakpastian peraturan di sektor ini.

“Ada banyak ketidakpastian peraturan di lingkungan ini. Saya pikir sangat sulit bagi kami untuk melakukan investasi dan pertukaran lagi di tengah semua ketidakpastian peraturan ini,” kata Chief Investment Officer Temasek, Rohit Sipahimalani, dikutip dari CNBC, Rabu (12/7/2023).

Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) menuntut Ripple pertukaran kripto AS teratas karena melanggar undang-undang sekuritas lokal dengan menjual token XRP aslinya tanpa terlebih dahulu mendaftarkannya ke regulator.

SEC secara terpisah membebankan Coinbase pertukaran kripto AS lainnya untuk beroperasi sebagai bursa efek yang tidak terdaftar, broker atau perusahaan kliring. Itu juga menuduh Coinbase gagal mendaftarkan penawaran dan penjualan program stakingnya.

“Jika Anda memiliki kerangka peraturan yang tepat, dan kami merasa nyaman dengannya, dan Anda memiliki peluang investasi yang tepat, tidak ada alasan bagi kami untuk tidak melihatnya,” jelas Sipahimalani.

Dia menambahkan Temasek tidak pernah berniat untuk berinvestasi dalam cryptocurrency. Pada Selasa, Temasek membukukan pengembalian terburuk sejak 2016, dibebani oleh tantangan ekonomi makro dan geopolitik.

Kerugian FTX

Temasek mengumumkan pada pertengahan November mereka akan menurunkan investasi USD 275 juta atau setara Rp 4,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.142 per dolar AS) di FTX menjadi nol.

Crypto exchange FTX yang berbasis di AS bangkrut pada November 2022. Perusahaan memiliki lebih dari 100.000 kreditur. Wakil Perdana Menteri Singapura dan Menteri Keuangan Lawrence Wong menyebut kerugian itu "mengecewakan" dan merusak reputasi Singapura.

Pada Mei, Temasek kemudian mengumumkan pemotongan gaji staf yang bertanggung jawab, setelah memulai tinjauan internal atas investasi FTX-nya yang digambarkan Sipahimalani sebagai strategi Temasek untuk menemukan pemenang berikutnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya