Tengok Harga LINK Coin, Kripto Milik Platform Chainlink

LINK, sebagai cryptocurrency asli jaringan oracle terdesentralisasi Chainlink, digunakan untuk membayar operator node komputer.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Sep 2023, 13:11 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2023, 13:09 WIB
Tengok Harga LINK Coin, Kripto Milik Platform Chainlink
Chainlink (LINK) adalah jaringan oracle terdesentralisasi yang bertujuan untuk menghubungkan smart contract dengan data dari dunia nyata. (Dok: Traxer/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Chainlink (LINK) adalah jaringan oracle terdesentralisasi yang bertujuan untuk menghubungkan smart contract dengan data dari dunia nyata. LINK Coin dikembangkan oleh Sergey Nazarov, dengan Steve Ellis sebagai salah satu pendiri lainnya. 

Dilansir dari Coinmarketcap, token kripto Chainlink yaitu LINK atau Chainlink Coin melakukan Initial Coin Offering (ICO) pada September 2017, mengumpulkan USD 32 juta atau sekitar Rp 492,7 miliar (asumsi kurs Rp 15.398 per dolar AS), dengan total suplai 1 miliar token LINK.

LINK, sebagai cryptocurrency asli jaringan oracle terdesentralisasi Chainlink, digunakan untuk membayar operator node komputer. 

Karena jaringan Chainlink memiliki sistem reputasi, penyedia node yang memiliki LINK dalam jumlah besar dapat diberi hadiah dengan kontrak yang lebih besar, sementara kegagalan untuk menyampaikan informasi yang akurat berakibat pada pengurangan token.

Pada perdagangan Kamis (21/9/2023), LINK Coin mencatatkan performa cukup buruk. Berdasarkan data Coinmarketcap, harga LINK adalah Rp 105.544 dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp 3,34 triliun.

LINK Coin melemah 1,23 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 19, naik dari peringkat sebelumnya di 21. Kapitalisasi pasar LINK Coin Rp  58,76 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 491,5 juta LINK dari maksimal suplai 1 miliar LINK.

Apa Itu Oracles?

Chainlink adalah platform yang bertujuan untuk menjembatani celah antara smart contract berbasis teknologi blockchain (yang dibuat meluas oleh Ethereum), dan aplikasi dunia nyata. 

Karena blockchain tidak dapat mengakses data di luar jaringan mereka, oracle (instrumen defi) diperlukan untuk berfungsi sebagai penyuplai data dalam smart contract.

Dalam kasus Chainlink, oracle terhubung ke jaringan Ethereum. Oracle menyediakan data eksternal (misalnya suhu, cuaca) yang memicu pelaksanaan smart contract setelah memenuhi kondisi yang telah ditentukan. 

 

 

Sediakan Akses

Ilustrasi kripto (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Ilustrasi kripto (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Peserta pada jaringan Chainlink diberi insentif (melalui hadiah) untuk menyediakan akses kepada smart contract atas daftar data eksternal.

Jika pengguna menginginkan akses ke data off-chain, mereka dapat mengirimkan kontrak permintaan ke jaringan Chainlink. 

Kontrak ini akan mencocokkan kontrak yang meminta dengan oracles yang sesuai. Kontrak tersebut mencakup kontrak reputasi, kontrak pencocokan pesanan, dan kontrak agregat. 

Kontrak agregat mengumpulkan data dari oracle yang dipilih untuk menemukan hasil yang paling akurat.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

HSBC London Jalin Kerja Sama dengan Perusahaan Kripto Fireblocks

Aset Kripto
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Sebelumnya, Bank HSBC yang berbasis di London, bekerja sama dengan perusahaan teknologi penyimpanan mata uang kripto Fireblocks. Fireblocks berspesialisasi dalam teknologi penyimpanan mata uang kripto seperti komputasi multi-pihak (MPC) dan memiliki pengalaman bekerja dengan bank-bank besar.

Dilansir dari CoinDesk, Rabu (13/9/2023), pada awal 2021, Fireblocks menjadi penyedia teknologi hak asuh pilihan untuk BNY Mellon, dan juga bekerja sama dengan BNP Paribas. 

Antusiasme bank-bank besar terhadap kripto telah diredam oleh ketidakpastian peraturan seputar aset digital. Hal ini terutama disebabkan oleh situasi di AS, di mana regulator berselisih dengan perusahaan kripto di pengadilan.

Kurangnya kejelasan ini memungkinkan lembaga-lembaga keuangan di negara-negara seperti Eropa dan Asia lebih unggul dibandingkan lembaga-lembaga keuangan di Amerika.

HSBC, yang memiliki aset sekitar USD 3 triliun atau setara Rp 46.074 triliun (asumsi kurs Rp 15.358 per dolar AS), memungkinkan pelanggan cabangnya di Hong Kong memperdagangkan dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (BTC) dan ether (ETH).

Namun, bank tetap berhati-hati terhadap kripto, setidaknya secara publik. Pada Juli lalu, Hang Seng Bank milik HSBC, juga di Hong Kong, mengatakan meskipun perusahaan kripto berlisensi dapat membuka rekening bank, mereka hanya bisa mendapatkan rekening yang sederhana.

 

 

 

 

 

Pertama di Dunia, El Salvador akan Masukkan Bitcoin ke Kurikulum Sekolah

Ilustrasi Kripto. Foto: Freepik/Rawf8.com
Ilustrasi Kripto. Foto: Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kripto, mulai dari membelinya hingga menambang. Tapi ada cara lain yaitu melalui Faucet Kripto.Freepik/Rawf8.com

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan di El Salvador bermitra dengan Mi Primer Bitcoin (MPB), sebuah organisasi pendidikan nirlaba, untuk menjadikan konten terkait Bitcoin sebagai bagian dari kurikulum sekolah di negara tersebut. 

Program percontohan ini akan melatih 150 guru untuk memberikan pendidikan Bitcoin, membawa program ini ke 75 sekolah negeri. Percontohan untuk membawa kursus Bitcoin ke setiap sekolah di negara tersebut direncanakan pada 2024. 

Dalam wawancara baru-baru ini pendiri MPB, John Dennehy membenarkan keterlibatan organisasi tersebut dalam inisiatif bersama ini.

“Bagian pertama dari proses ini dimulai pada tanggal 7 September dengan 150 guru dari 75 sekolah negeri diajari konten dasar terkait Bitcoin, dibantu oleh orang-orang dari Bitcoin Beach, proyek Bitcoin lainnya. Para guru ini akan kembali ke sekolah dan siap memberikan kursus Bitcoin kepada murid-muridnya,” kata Dennehy, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (8/9/2023).

Dennehy menyatakan, jika uji coba ini berhasil, program ini akan diperluas ke seluruh sekolah di El Salvador pada tahun depan. Mengenai dampak penyebaran pengetahuan Bitcoin di sekolah.

 

 

Pertama El Salvador, Lalu Dunia

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Tujuan pengajaran tentang Bitcoin dan manfaatnya bagi mereka yang tidak mempunyai rekening bank dan kurang terlayani tidak hanya terbatas pada El Salvador, pemerintah pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. 

Dennehy menunjukkan meskipun proyek MPB dimulai di El Salvador, tujuannya adalah untuk memperluas jangkauannya ke negara-negara lain. 

“El Salvador memimpin dalam pendidikan Bitcoin publik, dan kami berharap negara-negara lain akan mengikuti. Dunia sedang menyaksikan,” jelas Dennehy.

Diperkirakan MPB telah membantu 25.000 siswa mempelajari kisah Bitcoin dan cara melakukan transaksi dasar dengan dompet. Dennehy juga mengungkapkan MPB sedang dalam pembicaraan untuk membawa pengalaman mengajar Bitcoin ke dua negara lain yang dirahasiakan.

Salah satunya adalah Uruguay, ketika organisasi tersebut mengumumkan dimulainya pendaftaran gratis untuk kursus mendatang. Selain itu, Cuba Bitcoin, komunitas Bitcoin di Kuba, baru-baru ini memposting mereka sedang mempersiapkan kursus MPB edisi pertama di Kuba, dengan ketersediaan terbatas.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya