Standard Chartered Ramal Harga Bitcoin Tembus Rp 2,3 Miliar, Kapan?

Bank juga menyesuaikan prediksi harga Ethereumnya karena mengantisipasi persetujuan ETF Ethereum Spot oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Mei mendatang.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 26 Mar 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2024, 06:00 WIB
Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Liputan6.com, Jakarta Standard Chartered telah menaikkan prediksi harga bitcoin, dengan memperkirakan harga mata uang kripto tersebut dapat mencapai USD 250.000 atau setara Rp 3,9 miliar (asumsi kurs Rp 15.780 per dolar AS) tahun depan dan USD 150.000 atau setara Rp 2,3 miliar tahun ini. 

Bank juga menyesuaikan prediksi harga kripto Ethereumnya karena mengantisipasi persetujuan ETF Ethereum Spot oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Mei mendatang.

Kepala penelitian kripto Standard Chartered, Geoff Kendrick menjelaskan bank menentukan target harga BTC dengan menganalisis kinerja bitcoin dalam kaitannya dengan harga emas setelah diperkenalkannya ETF emas di AS, dan dengan menghubungkan aliran masuk ETF dan harga BTC. 

“Kami pikir analogi emas baik dalam hal dampak ETF dan campuran portofolio yang optimal tetap menjadi titik awal yang baik untuk memperkirakan tingkat harga BTC yang benar dalam jangka menengah,” tulis Kendrick dalam sebuah catatan, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (26/3/2024).

Standard Chartered mengatakan sebelumnya pada Januari 2024 BTC dapat mencapai USD 200.000 pada 2025 dengan persetujuan ETF bitcoin spot. Pada April tahun lalu, Standard Chartered mengatakan musim dingin kripto telah berakhir. 

Pada bulan November, bank mencatat musim semi kripto telah bermunculan, menekankan BTC dapat mencapai USD 100.000 lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Estimasi Bullish untuk Ether

Standard Chartered terus mengantisipasi persetujuan ETF spot ether oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Mei. Pada Januari, Kendrick memperkirakan harga ether akan naik menjadi USD 4.000 atau setara Rp 62,6 juta pada tanggal persetujuan yang diantisipasi.

Analis tersebut menjadi lebih bullish pada Ethereum sejak prediksi sebelumnya. Dalam sebuah catatan pada Senin, Kendrick memproyeksikan potensi kenaikan ETH yang lebih besar.

Kendrick mengharapkan persetujuan SEC atas ETF eter yang akan menghasilkan arus masuk hingga USD 45 miliar atau setara Rp 704 triliun dalam 12 bulan pertama, mendorong harga ETH menjadi USD 8.000 atau setara RP 125,2 juta pada akhir 2024. 

Dia juga mengantisipasi peningkatan terbaru Ethereum akan secara signifikan mengurangi biaya transaksi dan semakin meningkatkan harga kripto ETH.

Ada Prediksi Bitcoin Bakal Lenyap dan Tak Bernilai Lagi

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Meskipun harga Bitcoin baru-baru ini mencapai titik tertinggi sepanjang masa, investor veteran Jim Rogers tetap skeptis terhadap mata uang kripto dan pasar kripto yang lebih luas. Rogers adalah mantan mitra bisnis George Soros yang ikut mendirikan Quantum Fund dan Soros Fund Management.

Baru-baru ini dalam sebuah wawancara bersama konklaf India Today, Rogers memberikan tanggapan dingin terhadap kenaikan harga kripto baru-baru ini. Ia mengatakan kripto tidak akan bertahan lama. 

 

“Saya sangat skeptis terhadap kripto. Saya tidak berharap ini akan bertahan lama. Ini sungguh luar biasa bagi sebagian orang sekarang. Bukan untuk saya, tapi saya tidak melihat adanya nilai jangka panjang dalam cryptocurrency,” kata Rogers, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (25/3/2024).

 

Rogers menambahkan dirinya lebih percaya diri di masa depan pada hal-hal nyata yang dapat digunakan orang-orang dibandingkan dengan bitcoin. Investor veteran ini juga menegaskan Bitcoin akan hilang dan menjadi nol suatu hari nanti.

Selain itu, Rogers meragukan kemampuan bitcoin untuk menggantikan aset safe-haven seperti emas dan perak. 

“Saya tidak berpikir bitcoin akan menggantikan emas dan saya tidak berpikir itu akan menggantikan perak. Mungkin aku salah. Mungkin saya harus menjual semua emas dan perak saya dan membeli bitcoin. Namun sejauh yang saya lihat, kebanyakan orang di dunia memahami emas dan perak, tetapi sebagian besar tidak memahami bitcoin,” jelasnya.

 

Antara Emas dan Bitcoin

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)

 

Rogers juga menegaskan dia tidak memiliki bitcoin atau mata uang kripto lainnya. Ketika ditanya di mana dia akan membeli emas atau bitcoin, dia menjawab belum pernah membeli bitcoin. 

Investor terkenal telah lama menjadi skeptis terhadap kripto. Pada 2021, dia mengatakan dia tidak akan membeli bitcoin karena pemerintah mungkin melarang cryptocurrency. 

Dia menindaklanjutinya pada 2022 dengan menyoroti keinginan pemerintah untuk mengontrol dan mengatur semua aspek kripto. Pada Februari tahun ini, dia semakin meragukan potensi bitcoin untuk menjadi uang.

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya