Liputan6.com, Jakarta - Saat ini banyak orang yang berhasil memanfaatkan instrumen investasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan, misalnya melalui kripto.
Keberhasilan tersebut dialami Dinar Nurillah, seorang Ibu Rumah Tangga asal Bogor, Jawa Barat. Dinar sebelumnya berprofesi sebagai perawat sebelum memutuskan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya pada 2020.
Baca Juga
Dinar yang berkeinginan menambah pendapatan pasif untuk membantu keluarga kecilnya, sempat bingung dalam memilih instrumen investasi, hingga akhirnya berinvestasi kripto sejak 2022.
Advertisement
Saat tim Reku berdiskusi dengan Dinar, ia bercerita aset kripto menjadi instrumen investasi yang dipilih karena fleksibilitasnya.
"Saya sebagai ibu rumah tangga dengan anak yang masih kecil, susah cari waktu untuk keluar rumah. Saya pengen cari cara lain yang fleksibel bisa sambil santai, ketemulah sama aset kripto,” ungkap Dinar.
Mulanya, Dinar belajar dari sang suami yang sudah memulai perjalanan kriptonya lebih dulu. Awalnya ibu rumah tangga itu tidak tahu cara berinvestasi di kripto, namun ia akhirnya mencoba salah satu aplikasi kripto di smartphonenya.
"Awalnya enggak tahu caranya. Akhirnya coba download Reku, ternyata tampilannya mudah dipahami dan biayanya juga terjangkau. Cocok buat pemula kayak saya,” kata Dinar.
Dinar melanjutkan, berkat konsistensinya berinvestasi, lambat laun aset kriptonya tumbuh dan membantu perekonomian keluarganya.
"Saya rutin menabung dari sisa uang belanja untuk berinvestasi. Pelan-pelan, investasi kripto saya berkembang. Alhamdulillah, saya bisa untung 10 sampai 20 persen sebulannya. Hasil ini untuk membantu kebutuhan sehari-hari, sampai beli beberapa aset kayak laptop dan handphone,” lanjutnya.
Susun Strategi Investasi
Kendati aset kripto dikenal sebagai instrumen yang volatil, Dinar mengatakan ia membiasakan untuk mencari tahu jenis koin sebelum berinvestasi.
"Saya biasanya pilih koin yang naik-turunnya tidak terlalu drastis, jadi nggak terlalu kaget melihat volatilitas yang tinggi,” katanya.
Merespons kisah Dinar dalam berinvestasi kripto, Jesse Choi selaku co-CEO Reku mengatakan kesuksesan Dinar dalam berinvestasi menggambarkan, selama kita cermat dan bijak, kita dapat menuai hasil positifnya kemudian.
"Aset kripto kerap kali dikaitkan dengan berita miring, seperti penipuan dan kerugian. Padahal di balik itu, Dinar merupakan satu dari banyaknya investor kripto yang terus berupaya untuk menyusun strategi investasinya dengan hati-hati," ujar Jesse.
Oleh karena itu, Reku konsisten mengajak pengguna untuk bijak berinvestasi sekaligus membimbing para pengguna melalui platform yang mudah digunakan, serta dilengkapi dengan fitur komprehensif, dan analisa pasar yang di-update setiap harinya untuk membantu pengguna mengambil keputusan dengan lebih percaya diri.
Secara terpisah, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Sanjaya menyampaikan cerita sukses Dinar merupakan wujud nyata bahwa aset kripto merupakan instrumen investasi yang inklusif dan cocok untuk seluruh kalangan.
Advertisement
Perluas Literasi Kripto
"Walaupun mayoritas investor aset kripto merupakan laki-laki, tidak menutup kemungkinan perempuan juga turut berpartisipasi dalam berinvestasi kripto. Cerita Dinar sebagai pengguna Reku yang telah merasakan dampak positif dari berinvestasi kripto diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk mulai berinvestasi kripto. Jangan dahulukan khawatir atau takut, namun pastikan memilih platform yang terdaftar di Bappebti dan gunakan uang dingin serta lakukan riset sebelum mengambil keputusan,” ujar Tirta.
Tirta turut memberikan apresiasi bagi Reku yang terus memperluas literasi kripto bagi masyarakat luas. Reku merupakan salah satu exchange yang aktif melakukan program literasi. Apa yang dirasakan Dinar merupakan salah satu hasil positif dari kegiatan literasi dan edukasi yang menyasar banyak pihak.
"Ke depannya, berbagi kisah sukses para investor kripto seperti Dinar ini perlu digalakkan. Dengan begitu, diharapkan dapat menanamkan optimisme masyarakat terhadap aset kripto dan meningkatkan penerimaan aset kripto di masyarakat," pungkas Tirta.
Pasokan Energi Terbatas, Venezuela Larang Penambangan Kripto
Sebelumnya, pihak berwenang Venezuela melakukan operasi untuk mengawasi aktivitas pelanggan yang terhubung ke jaringan listrik nasional, termasuk penambang mata uang kripto, termasuk Bitcoin.
Dikutip dari News.bitcoin.com, Kamis (22/5/2024) Kementerian Tenaga Listrik Nasional Venezuela mengatakan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk memutuskan semua penambangan kripto dari sistem kelistrikan, untuk mencegah tingginya permintaan energi di negara itu.
Gubernur negara bagian Carabobo, Rafael Lacava memimpin serangkaian tindakan yang berujung pada penyitaan lebih dari 11,000 ASIC dan pemutusan sejumlah penambangan kripto dalam jumlah yang belum ditentukan.
Tindakan-tindakan tersebut akan fokus pada pengurangan energi yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan terkait kripto. Langkah tersebut dilakukan lantaran Venezuela terusmenghadapi pemadaman listrik akibat kekurangan pasokan imbas situasi iklim dan sanksi.
Gubernur Lacava menyatakan para penambang tidak dapat melanjutkan operasinya sementara masyarakat umum menghadapi gangguan energi yang terus menerus.
Namun, pihak berwenang tidak menjelaskan apakah tindakan ini bersifat definitif atau akan diterapkan seiring penyesuaian sistem kelistrikan nasional untuk menghasilkan lebih banyak energi.
Gubernur Lacava menyatakan, lebih banyak lagi penambangan Bitcoin akan terputus dan langkah-langkah lain, termasuk perintah eksekutif nasional untuk mengurangi konsumsi energi lembaga-lembaga negara, akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.
Tindakan ini memberikan wawasan tentang industri penambang kripto di Venezuela setelah pemutusan beberapa peternakan penambangan bitcoin ketika Sunacrip, pengawas kripto nasional, dikaitkan dengan skema korupsi yang melibatkan penjualan minyak yang dikenai sanksi untuk mata uang kripto.
Advertisement