Liputan6.com, Jakarta Laporan terbaru dari perusahaan modal ventura yang berfokus pada kripto, Foresight Ventures yang dirilis pada 9 Januari 2025 menunjukkan Asia menyumbang 60 persen pengguna kripto global dan memberikan kontribusi likuiditas global terbesar.
Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu (11/1/2025), lima negara Asia masuk dalam Indeks Adopsi Kripto Global 2024, dengan India mengamankan posisi teratas, Indonesia di peringkat ketiga, Vietnam di peringkat kelima, Filipina di peringkat kedelapan, dan Pakistan di peringkat kesembilan.
Advertisement
Baca Juga
Asia terus mendominasi lanskap mata uang kripto global, dengan sembilan dari 20 negara teratas dalam Indeks Adopsi Kripto Global 2024 milik Chainalysis berasal dari kawasan tersebut.
Advertisement
India mengklaim posisi teratas, sementara Indonesia berada di peringkat ketiga, menunjukkan peran penting kawasan tersebut dalam membentuk ekonomi kripto.
Indonesia telah muncul sebagai pusat kekuatan regional, menempati peringkat ketiga secara global dalam adopsi kripto. Antara Juli 2023 dan Juni 2024, negara tersebut menerima nilai mata uang kripto sebesar USD 157,1 miliar, memimpin Asia Tenggara dalam metrik ini.
Persaingan Pusat Kripto Asia
Di sisi lain Singapura dan Hong Kong bersaing untuk mendapatkan gelar pusat kripto Asia. Kerangka regulasi progresif Singapura telah menarik bursa utama seperti Gemini, OKX, dan Upbit, yang menerima lisensi pada 2024.
Kekayaan pribadi di Asia semakin merangkul aset digital. Sebuah laporan oleh Aspen Digital mengungkapkan 94 persen investor kaya di wilayah tersebut telah berinvestasi dalam Bitcoin dan mata uang kripto lainnya atau berencana untuk melakukannya, menggarisbawahi meningkatnya keunggulan kripto sebagai kelas aset pilihan di kalangan elit.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Tiga Hal Ini Bakal Jadi Tren Kripto pada 2025
Industri aset digital terus mengalami perkembangan dengan munculnya inovasi-inovasi baru. Inovasi ini seringkali menjadi tren di masa depan bagi aset kripto atau produk dari teknologi blockchain.
Salah satu tren yang terkenal adalah Non Fungible Token (NFT), yang sampai saat ini masih cukup diminati oleh para kolektor dan harganya masih cukup mahal. Lantas apa yang akan menjadi tren industri kripto pada 2025?
Sektor DeFi
Chief Compliance Officer crypto exchange Reku, Robby menjelaskan di pasar kripto, sejumlah tren positif terlihat di sektor DeFi yang pada 2024 berhasil mempopulerkan inovasi di sektor derivatif trading terdesentralisasi.
AdvertisementHal ini seperti dengan produk Perpetual DEX, telah turut berkontribusi pada peningkatan adopsi blockchain, khususnya bagi pengguna yang sudah cukup familiar dengan ekosistem terdesentralisasi.
“Selain itu, adanya inovasi seperti Babylon Bitcoin staking, restaking Eigen Layer, identitas terdesentralisasi ENS, turut menjadi pendukung semakin menariknya sektor DeFi yang membuatnya masih memiliki potensi kuat di tahun 2025,” kata Robby kepada Liputan6.com.
Token AI
Tak hanya DeFi, Roby menyebut kripto sektor AI juga menjadi salah satu sektor emerging dengan naratif yang cukup solid di tengah gencarnya perkembangan AI secara umum.
Senada dengan Roby, Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur melihat proyek berbasis AI seperti ai16z dan Hyperliquid sebagai area investasi dengan potensi pertumbuhan yang besar.
"Integrasi AI dengan blockchain menciptakan solusi inovatif yang mengoptimalkan efisiensi dan analisis data onchain," jelas Fyqieh.
Namun, ia menambahkan investasi di sektor ini memerlukan analisis risiko yang matang, mengingat sifatnya yang masih spekulatif. Data menunjukkan agen AI onchain berhasil menghasilkan pendapatan kumulatif senilai USD 8,7 juta hanya dalam lima minggu pada tahun 2024.
Fyqieh percaya sektor ini akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang, didukung oleh adopsi teknologi yang lebih luas.
Real World Asset (RWA)
Tak hanya token AI, Fyqieh juga menyebut tokenisasi RWA sebagai salah satu tren utama yang akan mendominasi pasar kripto di tahun 2025. Tokenisasi memungkinkan aset tradisional seperti real estat, utang, dan ekuitas menjadi lebih likuid dan dapat diakses oleh lebih banyak investor.
"Tokenisasi adalah solusi untuk inefisiensi pasar keuangan tradisional," jelas Fyqieh.
Prediksi dari laporan Tren Finance menunjukkan bahwa sektor RWA dapat tumbuh lebih dari 50 kali lipat pada tahun 2030, dengan ukuran pasar mencapai USD 10 triliun. Fyqieh menilai pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan transparansi, efisiensi, dan aksesibilitas yang ditawarkan oleh teknologi blockchain.
Advertisement