David Sacks Jual Kripto Senilai USD 200 Juta Sebelum Jabat di Gedung Putih

Sebelum Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS, David Sacks menjual semua aset kripto pribadinya, termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Solana (SOL).

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 16 Mar 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2025, 19:00 WIB
David Sacks Jual Kripto Senilai USD 200 Juta Sebelum Jabat di Gedung Putih
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - David Sacks dan perusahaan modal venturanya, Craft Ventures, menjual lebih dari USD 200 juta dalam bentuk kripto dan saham terkait kripto sebelum ia diangkat sebagai penasihat Gedung Putih untuk AI dan kripto, menurut sebuah memo dari Gedung Putih pada 5 Maret.

Sebelum Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS ke-47 pada 20 Januari, Sacks menjual semua aset kripto pribadinya, termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Solana (SOL). Craft Ventures juga melepas semua investasinya di dunia kripto, sehingga baik Sacks maupun perusahaannya tidak lagi memiliki aset digital saat ia mulai menjabat.

Sacks juga menjual sahamnya di perusahaan publik terkait kripto seperti Coinbase (COIN) dan Robinhood (HOOD), serta kepemilikan di perusahaan aset digital swasta. Selain itu, ia keluar dari investasinya di Multichain Capital dan Blockchain Capital yang berfokus pada Solana, sementara Craft Ventures juga melepas kepemilikannya di Multichain Capital dan Bitwise Asset Management.

Pasar Kripto Turun Setelah Trump Dilantik

Sejak pelantikan Trump, pasar kripto mengalami penurunan. Banyak analis menyalahkan ketidakpastian terkait suku bunga AS dan tarif impor yang diusulkan sebagai penyebabnya.

Melansir Crypto News, Sabtu (14/3/2025), Bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi USD 109.000 beberapa jam sebelum Trump menjabat, tetapi pada 27 Februari harganya turun di bawah USD 80.000, menghapus semua keuntungan pasca-pemilu. Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin berada di sekitar USD 84.155 menurut CoinMarketCap.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Promosi 1

Senator Elizabeth Warren Minta Bukti Penjualan Aset Kripto

Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik
Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik... Selengkapnya

Memo dari Gedung Putih ini muncul sehari sebelum Senator Elizabeth Warren mengirim surat pada 6 Maret yang menuntut Sacks membuktikan bahwa ia benar-benar sudah menjual semua aset kriptonya.

Warren mempertanyakan waktu penjualan Sacks, meminta transparansi mengenai kapan ia dan Craft Ventures melepas aset mereka, serta apakah orang-orang terdekatnya mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga sebelum mereka menjual.

Pandangan Sacks tentang Regulasi Kripto

Sejak menjabat di Gedung Putih, Sacks menjadi pendukung utama industri kripto. Ia mendorong pembentukan Cadangan Strategis Bitcoin dan menentang pajak tinggi atas aset digital.

Dalam podcast All In, ia menolak usulan pajak transaksi kripto 0,01% yang diajukan oleh pembawa acara Jason Calacanis. Menurutnya, pajak kecil seperti itu sering kali menjadi awal dari pajak yang lebih besar, dengan mencontohkan bagaimana pajak penghasilan awalnya hanya diterapkan pada sedikit orang sebelum akhirnya diperluas ke seluruh penduduk AS.

Presiden Donald Trump sendiri pernah mengusulkan penghapusan pajak penghasilan federal dan menggantinya dengan tarif impor. Ia berpendapat bahwa di abad ke-19, tarif impor pernah sepenuhnya membiayai pemerintah AS dan membawa era kemakmuran.

Otoritas AS Sita 749 Bitcoin dalam Kasus Silk Road, Segini Nilainya

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash... Selengkapnya

Sebelumnya, pada 12 Maret 2025, Forbes melaporkan otoritas Amerika Serikat telah menyita sekitar 749 Bitcoin dengan nilai sekitar USD 62,5 juta atau sekitar Rp 1 triliun (asumsi kurs Rp 16.430 per dola AS). 

Dilansir dari Bitcoin.com, Jumat (14/3/2025), aset digital ini dikaitkan dengan aktivitas ilegal di Silk Road, sebuah pasar gelap online yang beroperasi hingga 2013 dan dikenal sebagai pusat perdagangan narkoba serta pencucian uang.

Penyitaan ini dilakukan atas perintah Jaksa AS untuk Distrik Barat Texas. Aset tersebut diduga berasal dari dua individu yang tidak disebutkan namanya, seorang mantan penjual narkoba di Silk Road dan seorang kaki tangan yang bertanggung jawab mencuci hasil kejahatan melalui bursa kripto. 

Selain Bitcoin, pihak berwenang juga berhasil menyita sejumlah besar mata uang asing, koin emas, dan batangan emas.

Jejak Transaksi Ilegal di Silk Road

Silk Road yang ditutup lebih dari satu dekade lalu ternyata masih meninggalkan jejak transaksi yang dapat dilacak. Pemerintah AS telah beberapa kali melakukan penyitaan terkait dengan marketplace ini, termasuk penyitaan Bitcoin senilai miliaran dolar AS pada 2021.

Dalam kasus terbaru ini, penyidik menemukan para tersangka mencoba mencairkan Bitcoin hasil transaksi ilegal melalui beberapa akun sebelum mengonversinya menjadi uang tunai di platform peer-to-peer LocalBitcoins, yang kini telah ditutup. 

Aktivitas mencurigakan mereka pertama kali terdeteksi oleh Gemini, sebuah bursa kripto berbasis di AS. Laporan dari Gemini kepada pihak berwenang memungkinkan tindakan hukum berupa penyitaan aset digital tersebut.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya