Liputan6.com, Jakarta - Berwudlu atau bersuci dari hadats kecil bukan hal asing bagi umat Islam. Setiap hendak sholat, umat Islam selalu wudhu.
Namun saat bulan Ramadhan, bagaimana cara berwudlu yang benar agar tidak membatalkan puasa?
Berwudhu dimulai dengan niat. Bacaan niat berwudlu yaitu "Nawaitu wudlu a lirof'il hadatsil ashori fardlu lillahi ta'ala."
Advertisement
Baca Juga
Setelah niat, basuh telapak tangan sampai bersih dilanjut berkumur sebanyak tiga kali. Kemudian istinsyaq atau menghirup air dengan hidung lalu membuangnya.
Berikutnya membasuh muka, membasuh tangan hingga siku, membasuh kepala, telinga dan kaki hingga mata kaki. Masing-masing dilakukan sebanyak tiga kali.
Namun saat berpuasa, ada tahapan yang perlu dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak merusak, atau bahkan membatalkan puasa.
Untuk itu mari, simak penjelasan Ustadz Adi Hidayat (UAH) dan Ustadz Abdul Somad (UAS).
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan UAH dan UAS soal Wudhu yang Benar agar Puasa Tidak Batal
Dalam hal ini, baik Ustaz Adi Hidayat maupun Abdul Somad sepakat berwudlu saat puasa sama dengan wudlu saat hendak salat. Hanya saja mereka mengimbau agar berhati-hati saat berkumur dan istinsyaq.
Kehati-hatian ini bertujuan agar air tidak tertelan atau tersedot baik saat berkumur atau istinsyaq. Sebab jika sampai tertelan saat kumur atau tersedot masuk lewat hidung saat istinsyaq maka berpotensi membatalkan puasa.
"Berkumur secukupnya saja," ujar dia.
Kemudian istinsyaq sebaiknya tidak dilakukan. Istinsyaq bisa diganti dengan membasuh hidung dengan jari jemari.
"Jadi berwudlu saat puasa pada intinya sama saja dengan berwudlu saat mau salat, hanya saja lebih waspada misalnya saat berkumur dan istinsyaq," katanya.
Advertisement
