10 Kisah Inspiratif Atlet Difabel, Mengantar Mereka Jadi Bintang

Semangat atlet disabilitas ini mengantarkan mereka menjadi bintang di dunianya masing-masing.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2019, 17:57 WIB
Diterbitkan 07 Des 2019, 17:57 WIB
Ilustrasi Lari
Ilustrasi lari (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai penyandang disabilitas, bukan berarti harus berdiam diri dan berpangku tangan. Banyak hal yang dapat diraih meski dirundung kekurangan.

10 orang atlet ini membuktikan diri bahwa kekurangan yang mereka miliki tak dapat membatasi diri untuk meraih prestasi. Agar terinspirasi untuk mengejar mimpi dan berprestasi, simak kisah inspiratif yang Liputan6.com lansir dari Wonderlist, Sabtu (7/11/2019).

1. Rheed McCracken

Rheed McCracken
Rheed McCracken (Instagram/rheedmccracken)

Rheed McCracken merupakan atlet maraton dengan kursi roda. Diketahui ia menderita celebral palsy yang menyebabkan otot kakinya lemah. Namun ia tidak putus asa dengan kondisinya.

Pertandingan pertama mengantarkannya meraih medali perak dan perunggu pada atletik T34. Pria 19 tahun ini dinobatkan sebagai atlet junior 2012 paralimpiade Australia.

2. Amy Conroy

Amy Conroy
Amy Conroy (Instagram/amyconroy10)

Wanita kelahiran 1992 ini merupakan atlet basket yang menggunakan kursi roda. Amy didiagnosis menderita osteosarkoma yaitu penyakit kanker tulang yang membuat kakinya harus diamputasi.

Namun hal itu tidak menghentikan langkahnya. Ia menjalani kehidupan layaknya orang pada umumnya bahkan menggeluti olahraga basket.

Berkat kegigihannya, ia menjadi pencetak gol terbanyak melawan Belanda pada Paralympics musim panas di London, tahun 2012. Selain itu, ia juga pencetak gol terbanyak dengan 22 poin melawan Meksiko.

3. Iris Pruysen

Iris Pruysen
Iris Pruysen (Facebook/ Iris Pruysen)

Iris Pruysen harus kehilangan alah satu kakinya akibat ledakan gas saat menghadiri kamp berlayar di Belanda. Dibalik kekurangannya, atlet wanita yang berusia 28 tahun ini merupakan juara dunia cabang olahraga lompat jauh. Ia memenangkan medali emas pada kompetisi kejuaraan dunia di Lyon, Perancis.

Bahkan ia dinobatkan sebagai atlet wanita pada tahun 2013 di Belanda. Ia juga merupakan atlet yang tangguh dengan menempatkan posisi ke 3 dari 10 atlet paralimpiade terpopuler.

4. Pamela Relph

Pamela Relph
Pamela Relph

Pamela Relph didiagnosis dengan Psoriatic Arthritis yaitu penyakit radang sendi. Namun tak membuatnya patah semangat dengan meraih medali emas di kejuaraan dayung dunia pada tahun 2012.

Selain itu, Pam telah memenangkan empat gelar dunia sejak ia memulai karir internasionalnya pada tahun 2011.

Awalnya ia menggeluti dunia militer dengan berambisi menjadi seorang perwira teknik. Namun ia harus menguburkan impiannya karena penyakit yang ia derita.

Berkat bantuan kakak perempuannya, Monica yang memperkenal ia kedalam dunia olahraga dan ia menggelutinya dengan bersungguh-sungguh hingga meraih banyak prestasi.

5. Jon-Allan Butterworth

Jon-Allan Butterworth
Jon-Allan Butterworth (Facebook/Jon-Allan Butterworth)

Atlet pengendara sepeda yang kehilangan tangan kirinya akibat serangan roket di Basra, memenangkan kompetisi di London tahun 2012. Ia membawa pulang 3 medali perak sekaligus.

Dia kehilangan tangan kirinya saat menjabat sebagai teknisi senjata Roy Air Force atau RAF, Irak tahun 2007 ketika ia berusia 21 tahun.

6. Natalia Partyka

Natalia Partyka
Natalia Partyka (Instagram/npartyka)

Peraih medali emas cabang olahraga tenis meja ini terlahir tanpa tangan kanan. Natalia tampaknya tidak putus asa dengan kekurangannya.

Aksinya saat pertandingan menarik perhatian warga Polandia dan mendapat respon yang positif. Bahkan ia memenangkan medali emas di semua kompetisi tunggal paralimpiade.

Pada tahun 2000, ia menjadi paralympian termuda di dunia dengan usia 11 tahun yang diadakan di Sydney, Australia. Paralimpiade Athena 2004 ia membawa pulang medali emas dan perak.

Hebatnya, ia dianugerahi salib kesatria Ordo Polonia Restituta karena prestasi olahraganya. Sungguh prestasi yang mengagumkan.

7. Marcel Hug

Marcel Hug
Marcel Hug (Instagram/swiss_paralympic)

Meski menggunakan kursi roda, Marcel Hug telah memenangkan enam gelar maraton besar berturut-turut sehingga dijuliki 'peluru perak'. Tahun 2010, Hug mencetak empat rekor dunia hanya dalam kurun waktu empat hari.

Pada tahun 2012 ia memenangkan kompetisi di London dan mendominasi lapangan dengan memenangkan lima medali emas dan perak tahun 2013.

Ia dinobatkan sebagai para olahragawan pada tahun 2016 dalam acara Credit Suisse Sports Awards di Zurich, Swiss.

8. Jonnie Peacock

Jonnie Peacock
Jonnie Peacock (Instagram/04jonpea)

Jonnie Peacock harus mengamputasi kaki kanannya akibat meningitis yang dideritanya. Namun ia tak putus asa dengan menjadi atlet lari cepat di Inggris.

Terbukti dengan medali emas yang telah diraihnya pada kompetisi London paralympic tahun 2012 diajang putra dengan jarak 100 meter.

Setelah meraih gelar paralimpiade piala dunia di Mancheste pada Mei 2012, kemudian ia menjadi pelari tercepat yang diamputasi di dunia dengan memenangkan uji coba paralimpiade AS sejauh 100 meter dalam waktu 10,85 detik.

9. Kelly Cartwright

Kelly Cartwright
Kelly Cartwright (Instagram/kellycartwright)

Atlet wanita dari Geelong, Australia ini menderita kanker sarkoma sinovial yang menyebabkan kaki kanannya harus diamputasi. Meski hanya punya satu kaki, ia merupakan peraih medali emas cabang olahraga lompat jauh di paralimpiade London tahun 2012.

Tidak hanya itu, ia dinobatkan sebagai duta yayasan Make A Wish Foundation dan juga sebagai komite paralimpiade Australia. Kelly juga berpartisipasi dalam Dancing with the Stars pada musim panas.

10. David Eng

David Eng
David Eng (Facebook/David Eng)

Meski harus berada di kursi roda, tak membuat David menyerah dalam menjalani hidup. Terbukti dari prestasi yang telah diraihnya yaitu peraih medali emas dan perak pada paralympic gold.

hal yang dapat dikagumi dari dirinya adalah cara bermain yang agresif dan ia juga telah diakui atas keberhasilannya dalam bidang olahraga.

David dinobatkan sebagai atlet pria tahun 2019 oleh Canadian Sports Association atau CWSA. Tak hanya menjadi atlet, ia juga sebagai kinesiologis yang telah diraihnya selama menimba ilmu di University of Texas, Arlington.

 

Reporte : Yuliasna

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya