Drummer Cookies, Ketika Para Penyandang Disabilitas Meraih Sukses Lampaui Mimpi

Kini tim Dreamer Cookies semakin lengkap dengan bergabungnya Vino dan Silvia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Des 2019, 15:01 WIB
Diterbitkan 08 Des 2019, 15:01 WIB
Vino, Adit, dan Silvia Drummer Cookies
Vino, Adit, Silvia Drummer Cookies foto: dokumen pribadi.

Liputan6.com, Jakarta Kreativitas tanpa batas tak terkecuali untuk penyandang disabilitas. Emsyarfi seorang ibu yang memiliki anak down syndrome bernama Adit yakin betul akan kata-kata itu.

Ia dan Adit berhasil mengembangkan usaha di bidang makanan ringan dengan bermodalkan kemampuan, jaringan yang baik, dan kerja keras. Usahanya itu diberi nama Drummer Cookies, produknya mulai dari kue kacang, nastar, hingga kripik.

Tak sampai di situ, Emsyarfi yang tinggal di Payakumbuh suatu ketika kedatangan seseorang bernama Vino Pratama. Ia adalah penyandang osteogenesis imperfect yang membuatnya tidak bisa berjalan sendiri dan membutuhkan bantuan kursi roda. Melihat berkembangnya usaha Adit, Vino ingin sekali bergabung dengan Drummer Cookies.

“Dia datang ke saya, dia bilang ingin mandiri seperti Adit dan ingin menganggap saya sebagai ibunya karena orangtuanya sudah tidak ada,” kata Emsyarfi ketika ditemui di Depok Jumat lalu.

Melihat keadaan Vino, Emsyarfi akhirnya menempatkannya bekerja sesuai kemampuannya yaitu di bidang marketing. Penjualan ternyata semakin baik, setiap Minggu mereka berjualan di car free day. Dengan demikian resmi bertambah lah satu personel di Dreamer Cookies.

Sepatu Rajut Karya Silvia Piobang
sepatu rajut Silvia Piobang disabilitas foto: dokumen pribadi Silvia Piobang

Fly Over the Dream

Tak lama kemudian, datang lagi seorang perempuan berkursi roda bernama Silvia Piobang. Ia pun tertarik bekerjasama dengan Drummer Cookies.

Silvia pandai merajut. Emsyarfi pun memasukkannya ke dalam tim. Produk Silvia bermacam-macam, mulai dari tas rajut hingga sepatu rajut.

Usaha Emsyarfi dan kawan-kawan semakin beragam dan membaik. Tak jarang, mereka mengikuti bazaar dan diberi tenda gratis untuk berjualan. Pada akhirnya, tim ini memiliki satu semboyan yang berbunyi ‘Fly over the dream’.

“Mama berjuang terus, biar dunia tahu mereka sangat berdaya. Difabel pun ingin fly over the dream,” kata Emsyarfi.

Ia meyakini, bahwa hidup harus optimis, tidak menyerah sesulit apa pun tantangan yang dihadapi. Semakin banyak menanam kebaikan, ia yakin akan semakin banyak juga tempat untuk menitipkan Adit kelak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya