Ada Juru Bahasa Isyarat di Masjid, Surya Sahetapy Tak Kesulitan Ibadah Ramadan di AS

Surya Sahetapy menyampaikan pengalaman menjalankan ibadah selama Ramadan. Meski menurutnya sejak Pandemi COVID-19

oleh Fitri Syarifah diperbarui 29 Apr 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2021, 21:00 WIB
Sabet Cum Laude di New York, Ini 6 Potret Surya Sahetapy Anak Dewi Yull
Potret anak Dewi Yull, Surya Sahetapy, jadi lulusan terbaik. (Sumber: Instagram/@suryasahetapy)

Liputan6.com, Jakarta Aktivis Tunarungu Surya Sahetapy menyampaikan pengalaman menjalankan ibadah selama Ramadan. Meski menurutnya sejak Pandemi COVID-19, kondisinya agak berbeda karena ada larangan berkumpul untuk buka bersama atau ke masjid namun aksesibilitas untuk teman Disabilitas tetap prioritas.

"Sebelum pandemi, ada komunitas tuli dan dengar berkumpul di kampus setiap malam. Namun pada 2020 tidak dilakukan lagi karena pandemi terjadi," katanya di sela-sela acara virtual event Ramadan and the Daily Life of Students with Disabilities in the U.S. yang disiarkan di YouTube @america, Kamis (29/4/2021).

Sementara sejak Pandemi COVID-19, mahasiswa diharuskan menjalankan protokol kesehatan bila ingin ke luar kampus, ke masjid atau bepergian membeli makanan. Namun, kata Surya, selama ia beribadah, ia tidak mengalami kesulitan karena sejak lama di Rochester di masjid ataupun tempat umum disediakan Juru Bahasa Isyarat (JBI).

"Di Rochester ada sekitar 19.000-21.000 muslim. Dan sekitar 20-30 orang Indonesia-Amerika tinggal di sini. Kota ini sering dijuluki kota Tuli karena ada sekitar 90 ribu Tuli di sini, termasuk mahasiswa Tuli yang belajar di berbagai jurusan. Karena ramah Tuli, di berbagai tempat pun disediakan Juru Bahasa Isyarat. Bahkan di Masjid selain JBI, ada juga Juru ketik cepat untuk mempermudah teman Tuli beribadah dan mengetahui isi ceramah," jelasnya.

Simak Video Berikut Ini:

Belajar puasa 16 jam di Amerika

Berbeda dengan Indonesia yang waktu puasa 12 jam, di Amerika waktu puasa 16 jam. Hal ini membuat Surya hingga kini masih terus membiasakan diri berpuasa dari pukul 4 pagi hingga pukul 8 atau setengah 9 malam.

"Dulu waktu awal di Amerika, saya kadang ikut puasa waktu Indonesia. Tapi sekarang ikut waktu Amerika," katanya.

Di Amerika, Surya mengatakan ia harus mandiri. "Selama Ramadan, saya harus masak sendiri. Sebelum buka puasa, sebelum sahur, saya menyiapkan 2 jam untuk mempersiapkan makanan. Misalnya buka jam 8 malam, saya masak jam 6. Begitu juga kalau sahur bangun jam 2, masak sampai jam 3, baru makan," ujarnya.

 

 

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya