KPAI: Pemprov Masih Khawatir Lakukan Pembelajaran Tatap Muka di SLB

KPAI mengatakan bahwa mereka siap untuk melakukan pengawasan apabila ada SLB yang siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Jun 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 18:00 WIB
Datangi KPAI, Pihak Sekolah Bantah Anak NN Di-bully
Komisioner KPAI Retno Listyarti (ketiga kiri) memberi keterangan terkait kasus dugaan perisakan terhadap anak tersangka pengguna sabu NN di Jakarta, Selasa (23/7/2019). Bersama perwakilan sekolah, KPAI membantah kasus dugaan perisakan yang menimpa anak tersebut. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut bahwa pemerintah provinsi (pemprov) masih merasa khawatir untuk menerapkan pembelajaran tatap muka di sekolah luar biasa (SLB).

Hal itu disampaikan oleh Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam konferensi pers virtual terkait evaluasi hasil pengawasan mereka terhadap persiapan pembelajaran tatap muka terbatas pada Minggu (6/6/2021).

"Sebenarnya saya sudah pernah komunikasi dengan pemerintah provinsi, tiap datang pasti saya tanya ada tidak SLB yang buka, ternyata tidak ada," kata Retno.

"Dengan pertimbangan-pertimbangan mereka takut. Jadi pemerintah provinsi khawatir, akhirnya mereka tidak buka," ia menambahkan.

Menurut Retno, tidak adanya proses belajar tatap muka yang terlalu lama bagi pelajar di SLB tentu menimbulkan masalah baru. "Karena mereka terlalu lama, tidak sekolah dan tidak terapi itu bahaya juga," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


KPAI Siap Lakukan Pengawasan

Antusiasme Murid SLB Belajar Keterampilan Membatik
Murid SLB Mekar Sari 1 Cibinong saat mengikuti pelatihan membatik, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/9/2019). Ekstrakurikuler yang rutin dilaksanakan seminggu sekali ini untuk membekali para siswa keterampilan membatik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Retno pun mengungkapkan bahwa KPAI belum membicarakan lebih jauh dengan pemerintah provinsi soal pembelajaran tatap muka bagi SLB.

"SLB berada kewenangannya di pemerintah provinsi, tetapi sebagai informasi belum ada satu pun SLB di Indonesia yang buka," ujarnya.

"Jadi kita tidak memiliki bukti untuk melihat seperti apa, bagaimana penanganannya, tetapi ke depan kalau SLB sudah disiapkan, KPAI siap melakukan pengawasan ke SLB-SLB itu," katanya.


Sekolah Inklusi

Berkat Sekolah Inklusi, Anak-Anak Kolok Bengkala Lebih Percaya Diri
Hadirnya Sekolah Inklusi membantu anak - anak Kolok mengenyam pendidikan. Kini mereka semakin percaya diri dan tidak lagi minder.

Retno menambahkan, KPAI pun siap untuk diminta melakukan pengawasan ke SLB meskipun belum ada proses pembelajaran tatap muka, tetapi baru melakukan persiapan-persiapan terkait hal itu.

Sementara itu Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati mengatakan bahwa dirinya sudah sempat melakukan pengawasan ke sekolah inklusi di Serang dan Pandeglang.

"Memang ada treatment khusus untuk sekolah inklusi karena memang kecil jumlahnya," kata Rita dalam konferensi pers yang sama. "Kalau ke SLB secara khusus KPAI belum melakukan itu, tetapi kalau sekolah inklusi sudah dan ada treatment khusus untuk itu," ujarnya.

Menurut Rita, persiapan yang dilakukan di sekolah inklusi sudah termasuk dalam persiapan pembelajaran tatap muka secara terbatas secara umum.


Infografis 10 Jurus Cegah Klaster Sekolah Tatap Muka

Infografis 10 Jurus Cegah Klaster Sekolah Tatap Muka
Infografis 10 Jurus Cegah Klaster Sekolah Tatap Muka (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya