Liputan6.com, Jakarta Tiga mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung mengembangkan robot penunjuk arah kiblat yang ramah disabilitas.
Temuan ini diberi nama Robot Humanoid JUWARA yang merupakan hasil karya Muhammad Fauzi Badru Zaman, Citra Dwi Lestari dan Intan Opialisti. Ketiganya adalah mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dengan tim pembimbing Mada Sanjaya, Ph.D.
Baca Juga
Mantan Rektor UIN Bandung, Prof Mahmud menyampaikan bahwa Robot Humanoid JUWARA adalah bentuk ikhtiar untuk menunjukkan arah kiblat, waktu shalat dan jumlah rakaat menggunakan metode trigonometri segi tiga bola Abu Al-Wafa Al-Buzjani.
Advertisement
Menurutnya, Robot Humanoid JUWARA ini didasarkan pada landasan teologi dari Al-Quran Surat Al-Baqarah: 149.
“Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan shalat) hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka’bah). Sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka’bah itu benar dari Allah (Tuhanmu) dan ingatlah Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan.”
Pengembangan Robot Humanoid JUWARA ini dilatarbelakangi adanya pengalaman salah arah kiblat. Sulitnya mendapatkan informasi arah kiblat dan waktu shalat di daerah terpencil dan tidak ada akses internet.
"Sulitnya menentukan arah kiblat untuk penyandang disabilitas (tunanetra) sampai pada keliru jumlah rakaat," tuturnya mengutip laman Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Senin (15/1/2024).
Bantu Disabilitas Netra Temukan Arah Kiblat
Seperti diketahui, penyandang disabilitas netra kerap kebingungan untuk menentukan arah kiblat mengingat ada masalah penglihatan.
Dengan mengaplikasikan trigonometri segi tiga bola dalam sistem robot humanoid ini, pihak UIN berharap tunanetra dapat menentukan arah kiblat dengan lebih mudah. Termasuk waktu shalat dan keterangan jumlah rakaatnta.
"Memudahkan dalam menentukan arah kiblat, waktu shalat dan jumlah rakaat dengan tepat. Membantu penyandang disabilitas dalam melaksanakan ibadah shalat," jelas Prof Mahmud.
Fitur-fitur ini dapat diakses tanpa perlu adanya sambungan internet.
Advertisement
Mengenal Algoritma Trigonometri Bola
Robot Humanoid JUWARA memiliki algoritma yang terinspirasi oleh algoritma trigonometri bola yang dikembangkan dalam banyak varian oleh para ulama di Era Golden Age of Islam dan Era ulama Nusantara.
Algoritma trigonometri bola arah kiblat pertama kali dikembangkan pada abad ke-10 oleh Abu al-Wafa al-Buzjani dalam Kitab al-Majisti. Dan muridnya yaitu Abu Rayhan al-Biruni dalam Kitab Tahdid Nihayat al-Amakin.
Varian baru algoritma arah kiblat trigonometri bola yang dilengkapi algoritma waktu shalat dikembangkan oleh ulama Nusantara pada abad ke-19. Di antaranya oleh Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dalam Kitab al-Nukhbah al-Bahiyah. Serta sepupunya yaitu Syekh Thahir Jalaluddin al-Minangkabawi dalam Kitab Pati Kiraan.
Algoritma pada Robot Humanoid JUWARA
Sedangkan algoritma jumlah waktu shalat pada Robot Humanoid JUWARA dikembangkan dengan metode counting berbasis sensor digital.
Dari pengembangan yang dilakukan, Robot Humanoid JUWARA dapat berhasil menunjukkan arah kiblat, waktu sholat, dan jumlah rakaat menggunakan metode trigonometri bola yang terinspirasi oleh karya para ulama terdahulu dalam versi digital.
Robot Humanoid JUWARA juga mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan data Kementerian Agama.
Robot ini sempat dipamerkan di Ekspo Karya Inovasi dan Bazar Olimpiade Agama, Sains dan Riset (OASE) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) II tahun 2023. Acara yang dibuka oleh mantan Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa'adi berlangsung di GOR Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Rabu hingga Jumat 14 hingga 16 Juni 2023.
Advertisement