37 Tahun Terbaring di Rumah Akibat Cerebral Palsy, Difabel Musi Banyuasin Terima Bantuan

Pria 37 tahun itu hanya bisa terbaring di lantai karena tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan tidak bisa berbicara.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Mar 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2024, 17:00 WIB
37 Tahun Terbaring di Rumah Akibat Cerebral Palsy, Difabel di Musi Banyuasin Akhirnya Terima Bantuan
37 Tahun Terbaring di Rumah Akibat Cerebral Palsy, Difabel di Musi Banyuasin Akhirnya Terima Bantuan. Foto: Kemensos.

Liputan6.com, Jakarta Cerebral palsy membuat warga Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, M Ali, tak bisa beraktivitas layaknya orang lain.

Pria 37 tahun itu hanya bisa terbaring di lantai karena tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan tidak bisa berbicara.

Untuk kegiatan sehari-hari, M Ali dibantu oleh kedua orangtuanya yang sudah lanjut usia yakni Rusli (73) dan Fatimah (63).

“Untuk kebutuhan makan dan memandikan Ali, saya bergantian dengan istri. Sesekali Ali kami dudukan atau sandarkan supaya tidak bosan,” kata Rusli dalam keterangan pers Kementerian Sosial (Kemensos) dikutip, Senin (4/3/2024).

Rusli berkisah, M Ali mulanya terlahir seperti bayi pada umumnya tanpa disabilitas. Namun, saat usia enam bulan, tubuhnya mengalami kejang dan demam.

Saat menginjak usia 9 bulan, kondisi tersebut semakin sering terjadi. Akibatnya, Ali mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya, tidak bisa menggerakan tubuhnya serta tidak dapat berbicara hingga sekarang.

Mengetahui hal tersebut, Kementerian Sosial melalui Sentra Budi Perkasa memberikan perhatian dan berbagai bantuan bagi Ali dan keluarganya.

Warga Jalan KH Ahmad Dahlan LK 1 Balai Agung Kecamatan Sekayu itu dibawa ke RSUD Sekayu di Kabupaten Musi Banyuasin untuk menjalani pemeriksaan, perawatan dan penanganan lanjutan. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Ali didiagnosis mengalami kondisi pengecilan otak hingga kemunduran fungsi otak dan penurunan saraf motorik.

Bantuan untuk Ali

37 Tahun Menanti, Difabel Musi Banyuasin Akhirnya Dapat Bantuan Kemensos
Bantuan dari Kemensos melalui Sentra Budi Perkasa untuk M Ali, difabel di Musi Banyuasin Sumsel (Dok. Humas Kemensos / Nefri Inge)

Ali pun mendapat bantuan berupa obat kejang yang bisa diakses hingga tiga tahun ke depan.

“M Ali sudah ditangani dengan pemberian obat kejang untuk tiga tahun ke depan, dengan konsumsi rutin dan teratur. Selain itu, akan dilakukan kontrol medis dan fisioterapi yang direncanakan diterapkan secara berkala di RSUD Sekayu,” ucap dokter RSUD Sekayu, Nursaenah.

Sementara untuk keluarga Rusli, setelah dilakukan asesmen, tidaklah mudah merawat Ali karena hambatan ekonomi yang serba kekurangan.

Rusli yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak, tidak bisa lagi optimal menjalankan pekerjaannya karena faktor usia. Karena itu, Sentra Budi Perkasa memberikan bantuan ATENSI kepada keluarga Ali, termasuk penambahan gizi, nutrisi, dan perlengkapan kebersihan.

Dukungan Kewirausahaan

37 Tahun Menanti, Difabel Musi Banyuasin Akhirnya Dapat Bantuan Kemensos
Bantuan dari Kemensos melalui Sentra Budi Perkasa untuk orangtua Ali Musi Banyuasin Sumsel (Dok. Humas Kemensos / Nefri Inge)

Selain itu, Fatimah mendapatkan dukungan kewirausahaan berupa warung sembako dan barang dagangan berupa makanan ringan.

“Terima kasih Kemensos. Dukungan Kemensos sangat berarti bagi kami,” kata Fatimah dengan nada bahagia setelah mendapat berbagai bantuan tersebut.

Kemensos akan terus memantau Ali serta mendukung perkembangan usaha Fatimah agar dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih baik.

Mengenal Cerebral Palsy

Cerebral Palsy seperti yang disandang Ali adalah gangguan perkembangan motorik yang disebabkan oleh kerusakan pada otak yang terjadi sebelum, saat, atau setelah kelahiran.

Kondisi ini dapat memengaruhi gerakan, postur tubuh, dan koordinasi otot, serta bisa memengaruhi kemampuan berbicara dan kemampuan belajar.

Kerusakan otak yang terjadi pada masa prenatal, perinatal, atau neonatal dapat mempengaruhi kemampuan otak untuk mengendalikan gerakan dan koordinasi tubuh. Oleh karena itu, upaya pencegahan seperti perawatan prenatal yang baik, pemantauan ketat selama persalinan, dan pencegahan cedera kepala pada anak perlu dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya cerebral palsy.

Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan cerebral palsy, pengetahuan tentang kondisi ini sangat penting untuk membantu anak-anak yang mengalami cerebral palsy agar mendapatkan perawatan dan dukungan yang tepat.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya