Liputan6.com, Jakarta - Sejak lama banyak penyandang disabilitas netra dikenal sebagai kelompok yang memiliki keterampilan dalam pijat-memijat.
Tak sedikit tunanetra berprofesi sebagai terapis refleksi karena potensi mereka dalam memberi pijatan yang nyaman. Potensi ini pun tak lepas dari perhatian Kokuo Reflexology, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pijat refleksologi.
Menurut Direktur Kokuo Reflexology, Muhammad Nur Rohim pihaknya mulai membuka peluang untuk terapis penyandang disabilitas netra sejak 2023.
Advertisement
“Sejak 2023 (merekrut terapis disabilitas netra), total sampai sekarang ada sekitar 50 terapis pijat yang dipekerjakan dan disebar di berbagai cabang,” ujar pria yang akrab disapa Rohim kepada Disabilitas Liputan6.com saat ditemui di Kokuo Sugnature, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024).
Dia menambahkan, pihaknya menerima penyandang disabilitas netra dengan berbagai derajat seperti 85 persen yang masih dapat melihat cahaya, hingga 100 persen atau tunanetra total.
Atas kiprah memberi kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, Kokuo yang dibangun oleh pengusaha asal Cirebon, Sofyan Susilo mendapat penghargaan dari Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Ini adalah penghargaan prestisius dari Kementerian Sosial RI dalam program Graduasi Program PENA (Pahlawan Ekonomi Nusantara), sebuah inisiatif yang dirancang untuk mengakui dan merayakan kontribusi signifikan para pelaku usaha dalam memajukan ekonomi lokal dan nasional.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Mensos RI Tri Rismaharini yang senantiasa memberi pengakuan resmi atas upaya dan pencapaian Kokuo Reflexology sebagai salah satu pemberdaya komunitas netra.
Cerita Andry, Terapis Disabilitas Netra di Kokuo
Salah satu terapis disabilitas netra yang bergabung dengan Kokuo adalah Andry Prayogo. Ia menjadi terapis di Kokuo sejak Oktober 2023 dan memiliki pengalaman belajar pijat sejak 2012.
“Saya belajar pijat dari 2012 sampai 2014, itu belajar. Dan belajarnya itu ada PKL-nya, ada magangnya, teori maupun praktik itu ada,” ujar Andry kepada Disabilitas Liputan6.com.
Andry mendalami ilmu pijat di Sentra Terpadu Pangudi Luhur di bawah Kementerian Sosial (Kemensos). Dari sana, ia mendapatkan sertifikat sebagai terapis hingga membuka tempat pijat sendiri.
“Dari 2015 awal (buka terapi sendiri). Sempat pernah ngikut orang, sempat pernah buka sendiri, bahkan sempat pernah pijat online melalui aplikasi.”
Sampai akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan Kokuo pada Agustus 2023, mengikuti pelatihan, kemudian mulai bekerja pada Oktober di tahun yang sama.
Advertisement
Kisah Disabilitas Andry
Andry berkisah, dirinya lahir sebagai non disabilitas. Namun, kecelakaan lalu lintas membuatnya menjadi penyandang disabilitas netra sejak 2009.
“Peristiwanya 2009 bulan Maret, usia 19 tahun lagi kuliah. Naik motor tapi saya tidak tahu ditabrak apa nabrak, saya ditemukan di fly over Kranji daerah Bekasi Barat.”
“Kalau kata saksi yang menemukan saya, helm saya belakang remuk bahkan kaki, tangan, rahang, hidung, dan tulang pipi saya patah. Makanya dalam ipi sebelah kanan saya ada pen (pengganti tulang) seumur hidup,” jelas Andry.
Akibat kejadian itu, perjalanan studinya di bidang ekonomi pun tak tuntas. Namun, disabilitas netra yang disandang sama sekali tak menghalangi usaha Andry untuk melanjutkan kehidupan. Kini, dia membuktikan bahwa dirinya bisa mandiri secara finansial.
Terus Semangat Bekerja
Andry pun mengapresiasi program yang diusung pihak Kokuo untuk memberi kesempatan kerja pada penyandang disabilitas. Baginya, kesempatan ini sangat membantu secara finansial.
“Saya bilang, benar-benar mensejahterakan, terutama saya secara finansial, materi, membantu,” ujar Andry.
Kini, ia pun semangat bekerja meski menempuh jarak jauh dari Bekasi ke Kokuo Melawai, Jakarta Selatan. Setiap harinya, ia menggunakan moda transportasi transjakarta dan mulai bekerja pukul 9.30 hingga 20.30 WIB.
Advertisement