Liputan6.com, Jakarta Tindak diskriminasi terhadap penyandang disabilitas masih kerap terjadi. Salah satu contoh nyata adalah pengalaman tidak menyenangkan yang dialami dosen sekaligus aktivis disabilitas, Surya Sahetapy.
Surya ditolak oleh driver ojek online (ojol) lantaran menggunakan bahasa isyarat. Sang driver tersebut pun mengatakan bahwa dirinya tidak terbiasa membawa cacat.
Advertisement
Direktur Bandung Independent Living Center, Zulhamka Julianto Kadir prihatin atas kejadian yang dialamai Surya. Ia turut sedih masih ada perlakuan merendahkan terhadap penyandang disabilitas.
Advertisement
“Penolakan seperti ini tidak seharusnya terjadi, apalagi menggunakan istilah yang merendahkan seperti ‘cacat’,” kata Anto.
Lantas, apa saja yang perlu diubah agar layanan transportasi daring lebih inklusif bagi semua, termasuk penyandang disabilitas?
Anto mengatakan tindak diskriminasi seperti yang dilakukan driver ojol tersebut terhadap Surya lantaran masih kurangnya edukasi dan sosialisasi ke semua kalangan.
“Perlu diadvokasi dari tingkat masyarakat kecil hingga ke atas,” ucap Anto.
Sementara, bagi pihak perusahaan, Anto menyarankan agar menggunakan penerapan Key Performance Indicator (KPI). Salah satu indikator kinerja utama ini salah satunya perlu mencakup edukasi pelayanan disabilitas supaya lebih inklusif.
Surya Sahetapy Usul Perusahaan Ojol Nonaktifkan Telepon untuk Pengguna Tuli
Usai kejadian yang dialami, Surya Sahetapy, menyarankan aplikasi transportasi ojek online (ojol) untuk menonaktifkan telepon untuk pengguna yang tuli.
"Usulan untuk @gojekindonesia dan apllikasi transportasi lainnya. Mohon untuk non-aktifkan telepon untuk pengguna bahasa Isyarat dan tuli, dan infokan driver kalau akun ini pakai bahasa isyarat," kata Surya di akun X pribadinya.
Surya Sahetapy juga meminta agar aplikasi transportasi ojol memberi edukasi kepada para driver bahwa orang tuli dan menggunakan bahasa isyarat itu normal. Bukan cacat.
"Cuma beda bahasa, budaya, dan mode komunikasi saja, kalau bisa trainingnya ada simulator ketemu penumpang tuli dan bahasa isyarat, jadi terbiasa ke depannya," tambahnya.
Advertisement
Warganet Minta Aplikasi Ojol untuk Berbenah
Cuitan yang ditulis Surya pada 30 Desember 2024 sudah dilihat lebih dari 1,9 juta orang.
Beragam tanggapan disampaikan warganet di kolom komentar. Termasuk soal usulan bagi aplikasi transportasi seperti Gojek untuk berbenah.
"Gojek perlu banget berbenah sih, bukan hanya gimana memastikan driver yang disabilitas bisa dapat kerjaan aja tapi juga gimana semua driver bisa mengakomodir kebutuhan penumpang dengan disabilitas," tulis pemilik akun Nurul Dwi.
"Kak semogaa sehat dan bahagia selalu yaa! Baik sekali masih disensor nama drivernya. Buat @gojekindonesia tolong driver nya di edukasi lagi buat masalah kayak gini," tulis Nov.
Seorang driver ojol juga ikut berkomentar di kolom komentar Surya.
"Maafkan semua atas kesalahan yang diperbuat si driver tersebut kak. Semoga di lain kesempatan bisa bertemu dengan saya atau bahkan driver-driver lainnya yang mungkin bisa lebih baik lagi untuk pelayanan sesuai SOP ya kak. Semoga @gojekindonesia juga selalu berbenah lebih baik," kata Irvan.