Desain Jepang Kontemporer Tutup Fashion Nation 2015

Fashion Nation 2015 ditutup dengan Runway Hits yang menampilkan koleksi busana bertema Jepang kontemporer dan memori masa sekolah.

oleh Bio In God Bless diperbarui 21 Apr 2015, 07:35 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2015, 07:35 WIB
Runway Hits Fashion Nation 2015 3
Foto: Helmi Afandi

Liputan6.com, Jakarta Keempat penari pria yang mendampingi Shanty beraksi panggung memang bergerak atraktif menggunakan sepatu hak tinggi. Akan tetapi, kemunculan sang penyanyi lah yang berhasil menghadirkan satu rasa khusus di samping excitement atas koreografi yang ditampilkannya.

Dalam tiap performa musik yang Ia lakoni pada Sabtu malam, 18 April 2015, di Senayan City, memori tersulut dan memberi perasaan tersendiri saat menyaksikannya menyanyikan lagu-lagu era kini. Big Booty yang dipopulerkan oleh Jennifer Lopez menjadi lagu pertama yang dibawakan Shanty sebagai pembuka Runway Hits Fashion Nation 2015. Koleksi busana dari Stella Rissa menyusul setelahnya.

Foto: Helmi A.

Foto: Helmi A.

Penikmatan memori serupa diangkat oleh duo desainer fesyen asal Thailand, Praphat Somboonsitti dan Ekkapoom Treechairusmee melalui label Q Design & Play, dalam ranah waktu personal yang mengisi fase awal perjalanan hidup, yaitu masa sekolah. “Mantera” Q Design & Play mengubah seorang anak yang mengindrai tampilannya bersekolah menjadi pemuda fashionable nan modis melalui rancangan-rancangan hasil garapan atas tampilannya dulu itu.

Foto: Helmi A.

Anak yang kini sudah menjadi pemuda itu mengenakan long coat warna deep navy blue yang kantong-kantongnya terkancing oleh pengait dan tali tas ransel, tas yang biasa digunakan oleh anak sekolah. Di lain kesempatan Ia menggunakan kaos lengan panjang kerah bundar dengan padanan celana panjang yang mengingatkan pada baju olahraga semasa sekolah. Perbedaan dengan baju olahraga sekolah terletak pada grafik desain a la studi geometri busana itu. Sebagaimana diungkap oleh desainer Q Design & Play saat konferensi pers, label ini menjadikan masa kecil sang desainer sebagai sumber inspirasi dari tiap koleksinya. “It tells the story of my childhood,” ucap Praphat. 

Foto: Helmi A.

Sebelum Q Design & Play menghadirkan sosok tersebut, label Austere by Tri Handoko yang diluncurkan pada tahun 2014 telah terlebih dahulu membawa figur Samurai Jepang kuno yang diinjeksi dengan contemporary and minimalistic fashion taste. Dengan iringan musik distortif bergaya rock, pasukan pendekar itu berkeliling dengan hoodie menudungi sebagian wajah mereka.

Foto: Helmi A.

Salah seorang ksatria itu mengenakan eksplorasi desain Tri Handoko berupa jumpsuit konstruktif berlengan pendek menggelembung dan katong di bagian ujung kakinya. Merupakan satu lagi benderang dalam dunia fesyen Indonesia, Tri Handoko melalui koleksi ini mampu menunjukkan bagaimana genre desain minimalis merupakan sebuah ruang interpretasi yang cukup luas untuk digarap secara variatif. Sebut saja sebuah long coat berikat pinggang di bagian lutut yang intricating. Juga perlu disebut bagaimana ia berhasil memberi pemaknaan baru pada warna putih. White is the new Black. Kesan cool – yang biasa hadir pada warna hitam – begitu intens terasa pada busana-busana putih itu.

Foto: Helmi A.

Satu pandangan baru lainnya yang juga menarik diperlihatkan oleh rancangan-rancangan desainer Jepang, Atsuki Takahashi. Wilayah dimana kreativitasnya bermain berada pada latar Harajuku, Tokyo, masa kini. Menariknya, Harajuku Atsuki punya nuansa berbeda dengan yang selama ini dikenal. Di tengah riuh gaya busana yang dominan melakukan tabrak warna-warna cerah dan ramai items, jas hitam berlengan abu-abu yang berpadu wide-legs pants dengan warna senada di bagian kanan dan warna ungu pucat di bagian kiri menjadi satu wujud Harajuku yang lebih reserved dan clean yang efeknya adalah kesan lebih eksklusif. Satu identitas Harajuku yang tetap dapat dirasa adalah suasana quirky aesthetic seperti ditemui pada kaos hitam lengan ekstra panjang yang dipasangkan dengan apron abu-abu.

Foto: Helmi A.

Foto: Helmi A.

Runway Hits di Fashion Nation, sebagaimana dijelaskan oleh Veri Y. Setiady selaku CEO Senayan City dimaksudkan sebagai dukungan bagi talenta-talenta fesyen baru dalam memasuki dunia ritel. Demi memajukan dunia fesyen di Indonesia pada khususnya dan dunia fesyen global secara umum, proses kurasi tentu menjadi satu hal yang perlu mendapat perhatian serius dalam acara semacam ini. Dengan penjaringan talenta-talenta yang baik, industri ritel fesyen akan menjadi tempat bagi masyarakat untuk menggali pemahaman dan mengapresiasi rancangan-rancangan berkualitas. Koleksi kreasi para desainer yang telah diuraikan adalah apa yang perlu hadir di pusat-pusat perbelanjaan untuk membangun dunia fesyen yang progresif. (bio/ret)

Foto: Helmi A.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya