Liputan6.com, Jakarta Supermodel androgini memiliki keistimewaan karena bisa memerankan lak-laki sekaligus perempuan. Bias gender dalam diri para supermodel ini mempunyai keuntungan tersendiri karena para desainer tidak perlu bingung menyewa model laki-laki atau perempuan. Sebab, mereka sudah mendapatkan paket lengkap dalam satu orang.
Beberapa supermodel androgini pun menyerah dengan pengaburan gender dalam dirinya dan memutuskan melakukan operasi mengubah alat kelamin. Bisa menjadi pria atau wanita.Â
Beda dengan empat supermodel di bawah ini yang tetap bertahan pada konsep androgini. Mereka mempertahankan kodrat sebagai perempuan dan laki-laki secara profesional. Di bawah ini beberapa supermodel yang tetap bertahan pada keputusan menjadi androgini.
Advertisement
Willy Cartier (Prancis)
Dengan darah campuran Vietnam, Senegal, dan Prancis, Willy Cartier mempunyai wajah unik. Model androgini ini menuai popularitasnya setelah terpilih sebagai wajah untuk kampanye Givenchy's Riccardo Tisci Fall/Winter 2010.
Sebelumnya, ia sudah rutin menjadi model untuk berbagai majalah mode, seperti Vogue Hommes Japan, GQ Style Germany, dan WAD Magazine. Hingga kini, tak terhitung kampanye editorial dan iklan untuk berbagai label mode yang dibintanginya.
Popularitasnya juga dibuktikan dengan mengantongi 120.000 follower di akun Instagramnya.
Advertisement
Harmony Boucher (Australia)
Supermodel asal Australia ini mengaku terganggu dengan label androgini yang diberikan padanya. Namun, justru karier modelingnya terdongkrak dengan cap tersebut.
Salah satu momen tak terlupakan dalam kariernya adalah perpindahan menjadi pria dan wanita di atas catwalk untuk Gucci. Ia terlihat memukau dalam setelan jas dan menawan dalam rok mini dan sepatu hak tinggi dalam waktu yang bersamaan.
Namun, seiring semakin banyaknya model androgini di industri mode, sulit baginya untuk terlihat menonjol lagi. Ia pun disibukkan dengan karier musiknya sebagai solois yang sudah lebih dulu dijalani ketimbang modeling.
Jana Knauerova (Republik Ceko)
Model androgini Jana Knauerova mengawali kariernya saat akhir masa remaja di Republik Ceko. Ia mengikuti jejak sang mama dan telah berkarier selama lebih dari satu dekade. Jana kini bermukim di New York.
Wajah androgininya membuat ia laris diburu agensi modeling dari berbagai negara. Seperti dari Brussels, Tokyo, London, dan Wilhelmina Models International, New York.
Ia juga aktif membagikan gagasan dan idenya dalam blog yang mempromosikan gaya hidup hubungan terbuka bersama salah satu pasangannya, Jules Hamilton. Ia menamatkan studi Bachelor of Business Administration (BBA) di Baruch College, City University of New York (CUNY).
Â
Advertisement
Darell Fershostan (Indonesia)
Mengawali karier pada 2011, Darell langsung mencuri perhatian di industri fashion Tanah Air. Hingga kini, ia bertahan dengan ciri androgini, di mana banyak yang akhirnya mencari kepastian akan gender, menjadi transgender.
Kerja keras Darell pun diakui dunia dan namanya sering diulas dalam blog fashion blogger internasional. Bahkan Paris Hilton pun pernah menyebutkan dalam blog-nya Darrel sebagai Anrej Pejic Indonesia.
Sekali lagi, ia tetap bertahan pada keputusannya menjadi androgini, tidak bertransformasi menjadi transgender seperti Pejic yang melakukan operasi menjadi wanita pada 2014 lalu.