Liputan6.com, Jakarta Footnote atau catatan kaki merupakan elemen penting dalam penulisan karya ilmiah yang tidak boleh diabaikan. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi tambahan, rujukan, atau penjelasan lebih lanjut terkait suatu pernyataan dalam teks utama. Dengan adanya footnote, kredibilitas dan validitas sebuah karya tulis dapat terjaga.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai cara membuat footnote yang baik dan benar, mulai dari pengertian, fungsi, unsur-unsur, hingga contoh penerapannya.
Pengertian Footnote (Catatan Kaki)
Footnote atau catatan kaki adalah keterangan tambahan yang ditempatkan di bagian bawah halaman suatu karya tulis. Istilah ini berasal dari bahasa Inggris "foot" yang berarti kaki dan "note" yang berarti catatan. Menurut KBBI, catatan kaki didefinisikan sebagai keterangan yang dicantumkan pada margin bawah halaman untuk menambah rujukan atau penjelasan dari naskah utama.
Secara lebih spesifik, footnote merupakan catatan yang berisi informasi mengenai sumber kutipan, penjelasan istilah, atau keterangan tambahan yang relevan dengan teks utama. Catatan ini biasanya ditulis dengan ukuran font yang lebih kecil dan diberi nomor urut yang berkaitan dengan bagian teks yang dirujuk. Tujuan utamanya adalah memberikan informasi lebih lanjut tanpa mengganggu alur pembacaan teks utama.
Dalam penulisan akademik, footnote menjadi salah satu bentuk sitasi yang umum digunakan, selain endnote (catatan akhir) dan bodynote (catatan dalam teks). Perbedaan utamanya terletak pada penempatan catatan tersebut. Footnote diletakkan di bagian bawah halaman, endnote di akhir bab atau dokumen, sedangkan bodynote disisipkan langsung dalam teks.
Advertisement
Fungsi dan Manfaat Footnote
Penggunaan footnote dalam karya tulis ilmiah memiliki beberapa fungsi dan manfaat penting, antara lain:
- Memberikan informasi sumber kutipan: Footnote memungkinkan penulis untuk mencantumkan detail lengkap mengenai sumber referensi yang digunakan, sehingga pembaca dapat melacak dan memverifikasi informasi tersebut.
- Menghindari plagiarisme: Dengan mencantumkan sumber kutipan melalui footnote, penulis menunjukkan kejujuran akademik dan menghargai karya orang lain.
- Memperluas pembahasan: Footnote dapat digunakan untuk memberikan penjelasan tambahan atau elaborasi yang tidak memungkinkan dimasukkan dalam teks utama.
- Meningkatkan kredibilitas: Penggunaan footnote menunjukkan bahwa tulisan tersebut didukung oleh sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
- Memudahkan pembaca: Footnote membantu pembaca untuk mendapatkan informasi tambahan tanpa harus mencarinya di bagian lain dokumen atau sumber eksternal.
- Menjaga alur teks utama: Dengan menempatkan informasi tambahan di footnote, alur pembacaan teks utama tidak terganggu oleh detail-detail yang terlalu spesifik.
Unsur-Unsur Footnote
Dalam menyusun footnote yang baik dan benar, terdapat beberapa unsur penting yang perlu diperhatikan:
- Nama penulis: Ditulis lengkap tanpa gelar akademik, tidak dibalik urutan nama depan dan belakangnya.
- Judul karya: Ditulis lengkap sesuai judul asli, biasanya dicetak miring atau diberi garis bawah.
- Data publikasi: Meliputi kota tempat terbit, nama penerbit, dan tahun terbit.
- Nomor halaman: Menunjukkan halaman spesifik tempat kutipan diambil.
- Tanda baca: Penggunaan tanda baca yang tepat untuk memisahkan setiap unsur footnote.
Penting untuk diingat bahwa urutan dan format penulisan unsur-unsur ini dapat bervariasi tergantung pada gaya sitasi yang digunakan (misalnya APA, MLA, Chicago, atau gaya lainnya).
Advertisement
Aturan Penulisan Footnote
Untuk menghasilkan footnote yang baik dan benar, ada beberapa aturan penulisan yang perlu diperhatikan:
- Penomoran: Footnote diberi nomor urut yang berkesinambungan dari awal hingga akhir dokumen. Nomor footnote biasanya ditulis superscript (lebih tinggi dari teks biasa).
- Ukuran font: Teks footnote umumnya ditulis dengan ukuran font yang lebih kecil dari teks utama, biasanya 1-2 poin lebih kecil.
- Spasi: Jarak antar baris dalam footnote biasanya menggunakan spasi tunggal (single space).
- Penempatan: Footnote diletakkan di bagian bawah halaman, dipisahkan dari teks utama dengan garis pembatas sepanjang sekitar 1/3 lebar halaman.
- Konsistensi: Gaya penulisan footnote harus konsisten di seluruh dokumen.
- Penggunaan singkatan: Beberapa istilah seperti Ibid., Op. cit., dan Loc. cit. dapat digunakan untuk merujuk pada sumber yang telah disebutkan sebelumnya.
Cara Membuat Footnote di Microsoft Word
Microsoft Word menyediakan fitur yang memudahkan pembuatan footnote. Berikut langkah-langkah untuk membuat footnote di Microsoft Word:
- Letakkan kursor di akhir teks yang ingin diberi footnote.
- Klik tab "References" pada ribbon menu.
- Pilih "Insert Footnote" atau gunakan shortcut Ctrl+Alt+F.
- Word akan secara otomatis menambahkan nomor footnote dan memindahkan kursor ke bagian bawah halaman.
- Ketik teks footnote pada bagian tersebut.
- Untuk kembali ke teks utama, cukup klik dua kali pada nomor footnote.
Dengan menggunakan fitur ini, penomoran dan format footnote akan diatur secara otomatis oleh Word, memudahkan penulis untuk fokus pada konten footnote itu sendiri.
Advertisement
Contoh Penulisan Footnote dari Berbagai Sumber
Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan footnote dari berbagai jenis sumber:
1. Footnote dari Buku
Format umum: Nama Penulis, Judul Buku (Kota Terbit: Penerbit, Tahun), halaman.
Contoh:¹ Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emporium Sampai Imperium (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), hal. 72.
2. Footnote dari Jurnal
Format umum: Nama Penulis, "Judul Artikel," Nama Jurnal Volume, Nomor (Tahun): halaman.
Contoh:² Azyumardi Azra, "Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII," Studia Islamika 1, no. 1 (1994): 35-36.
3. Footnote dari Website
Format umum: Nama Penulis, "Judul Artikel," Nama Website, tanggal publikasi, URL (diakses tanggal).
Contoh:³ Anwar Siswadi, "Sejarah Panjang Hubungan Indonesia-Palestina," Tempo.co, 17 Desember 2017, https://nasional.tempo.co/read/1041776/sejarah-panjang-hubungan-indonesia-palestina (diakses 5 Mei 2023).
4. Footnote dari Skripsi/Tesis/Disertasi
Format umum: Nama Penulis, "Judul Skripsi/Tesis/Disertasi" (Jenis Karya Akademik, Nama Universitas, Tahun), halaman.
Contoh:⁴ Andi Faisal Bakti, "Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program" (Disertasi Doktor, Universitas Leiden, 2004), hal. 201.
5. Footnote dari Makalah Konferensi
Format umum: Nama Penulis, "Judul Makalah" (Makalah dipresentasikan pada Nama Konferensi, Tempat, Tanggal), halaman.
Contoh:⁵ Taufik Abdullah, "Islam, State and Society in Democratizing Indonesia" (Makalah dipresentasikan pada International Conference on Islam and Democracy, Jakarta, 6-7 Desember 2000), hal. 12.
Penggunaan Singkatan dalam Footnote
Dalam penulisan footnote, terdapat beberapa singkatan yang sering digunakan untuk merujuk pada sumber yang telah disebutkan sebelumnya. Penggunaan singkatan ini dapat mempersingkat penulisan footnote dan menghindari pengulangan informasi yang tidak perlu. Berikut adalah beberapa singkatan yang umum digunakan:
1. Ibid. (Ibidem)
Ibid. berasal dari bahasa Latin "ibidem" yang berarti "di tempat yang sama". Singkatan ini digunakan ketika merujuk pada sumber yang sama dengan footnote sebelumnya, tanpa ada footnote lain yang menyela.
Contoh penggunaan:¹ Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 2005), hal. 18.² Ibid., hal. 25.
Pada contoh di atas, footnote kedua merujuk pada sumber yang sama dengan footnote pertama, hanya berbeda halaman.
2. Op. cit. (Opere citato)
Op. cit. berasal dari bahasa Latin "opere citato" yang berarti "dalam karya yang telah dikutip". Singkatan ini digunakan untuk merujuk pada sumber yang telah dikutip sebelumnya, tetapi telah diselingi oleh footnote lain.
Contoh penggunaan:¹ Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 2005), hal. 18.² Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia, 1992), hal. 35.³ Kuntowijoyo, op. cit., hal. 30.
Pada contoh di atas, footnote ketiga merujuk kembali pada sumber yang dikutip di footnote pertama.
3. Loc. cit. (Loco citato)
Loc. cit. berasal dari bahasa Latin "loco citato" yang berarti "di tempat yang telah dikutip". Singkatan ini digunakan ketika merujuk pada sumber dan halaman yang sama yang telah dikutip sebelumnya, tetapi telah diselingi oleh footnote lain.
Contoh penggunaan:¹ Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 2005), hal. 18.² Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia, 1992), hal. 35.³ Kuntowijoyo, loc. cit.
Pada contoh di atas, footnote ketiga merujuk pada sumber dan halaman yang sama dengan footnote pertama.
Advertisement
Perbedaan Footnote, Endnote, dan Bodynote
Dalam penulisan akademik, terdapat tiga jenis catatan yang sering digunakan untuk memberikan informasi tambahan atau merujuk pada sumber: footnote, endnote, dan bodynote. Meskipun ketiganya memiliki fungsi serupa, terdapat perbedaan dalam hal penempatan dan penggunaannya.
1. Footnote (Catatan Kaki)
- Ditempatkan di bagian bawah halaman.
- Ditandai dengan angka superscript dalam teks.
- Memudahkan pembaca untuk langsung melihat informasi tambahan tanpa harus berpindah halaman.
- Cocok untuk catatan singkat atau referensi yang perlu dilihat segera.
2. Endnote (Catatan Akhir)
- Ditempatkan di akhir bab atau akhir dokumen.
- Juga ditandai dengan angka superscript dalam teks.
- Lebih cocok untuk catatan yang panjang atau referensi yang tidak terlalu mendesak untuk dilihat.
- Membuat halaman terlihat lebih bersih karena catatan tidak mengganggu teks utama.
3. Bodynote (Catatan Dalam Teks)
- Disisipkan langsung dalam teks, biasanya dalam tanda kurung.
- Umumnya hanya berisi informasi singkat seperti nama penulis dan tahun (dalam sistem APA).
- Memudahkan pembaca untuk langsung melihat sumber tanpa harus mencari di bagian lain dokumen.
- Cocok untuk tulisan yang memerlukan referensi singkat dan sering.
Pemilihan antara footnote, endnote, atau bodynote sering kali bergantung pada gaya penulisan yang digunakan, preferensi penulis, atau ketentuan dari institusi atau penerbit. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks penulisan.
Kesalahan Umum dalam Penulisan Footnote
Meskipun footnote merupakan elemen penting dalam penulisan akademik, masih banyak penulis yang melakukan kesalahan dalam penulisannya. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dan cara menghindarinya:
1. Inkonsistensi Format
Kesalahan: Menggunakan format yang berbeda-beda dalam satu dokumen.
Solusi: Pilih satu gaya penulisan (misalnya APA, MLA, atau Chicago) dan terapkan secara konsisten di seluruh dokumen.
2. Penggunaan Ibid. yang Tidak Tepat
Kesalahan: Menggunakan Ibid. ketika ada footnote lain yang menyela.
Solusi: Gunakan Ibid. hanya jika merujuk pada sumber yang sama persis dengan footnote sebelumnya tanpa ada footnote lain di antaranya.
3. Informasi yang Tidak Lengkap
Kesalahan: Menghilangkan informasi penting seperti nomor halaman atau tahun terbit.
Solusi: Pastikan semua informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan melacak sumber tercantum dalam footnote.
4. Penggunaan Tanda Baca yang Salah
Kesalahan: Salah menempatkan tanda baca atau menggunakan tanda baca yang tidak sesuai.
Solusi: Pelajari aturan tanda baca yang benar untuk gaya penulisan yang digunakan dan terapkan secara konsisten.
5. Penomoran yang Tidak Berurutan
Kesalahan: Nomor footnote yang tidak berurutan atau terlewat.
Solusi: Gunakan fitur otomatis di pengolah kata untuk menomori footnote agar selalu berurutan.
6. Terlalu Banyak Informasi
Kesalahan: Memasukkan terlalu banyak informasi atau komentar dalam footnote.
Solusi: Batasi footnote hanya untuk informasi yang benar-benar diperlukan. Jika ada komentar panjang, pertimbangkan untuk memasukkannya ke dalam teks utama.
7. Mengabaikan Sumber Sekunder
Kesalahan: Hanya mencantumkan sumber primer ketika mengutip dari sumber sekunder.
Solusi: Jika mengutip sumber yang dikutip dalam karya lain, cantumkan kedua sumber tersebut dalam footnote.
Advertisement
Pentingnya Footnote dalam Penulisan Akademik
Footnote memiliki peran yang sangat penting dalam penulisan akademik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa footnote menjadi elemen krusial dalam karya ilmiah:
1. Mendukung Integritas Akademik
Footnote memungkinkan penulis untuk memberikan kredit yang tepat kepada sumber-sumber yang digunakan. Ini merupakan bentuk kejujuran akademik dan menghindari plagiarisme.
2. Meningkatkan Kredibilitas
Dengan mencantumkan sumber-sumber yang dapat diverifikasi, penulis menunjukkan bahwa argumen dan informasi dalam tulisannya didukung oleh penelitian dan pemikiran yang solid.
3. Memfasilitasi Penelitian Lebih Lanjut
Footnote memungkinkan pembaca untuk melacak sumber asli dan melakukan penelitian lebih lanjut jika diperlukan. Ini mendorong dialog akademik dan pengembangan pengetahuan.
4. Memberikan Konteks
Footnote dapat digunakan untuk memberikan informasi tambahan yang mungkin tidak sesuai untuk dimasukkan dalam teks utama, tetapi masih relevan dan bermanfaat bagi pembaca.
5. Menunjukkan Keluasan Penelitian
Penggunaan footnote yang tepat menunjukkan bahwa penulis telah melakukan penelitian yang luas dan mendalam tentang topik yang dibahas.
6. Membantu Pembaca
Footnote memudahkan pembaca untuk memverifikasi informasi atau mengeksplorasi topik lebih lanjut tanpa mengganggu alur pembacaan teks utama.
7. Mendukung Argumen
Dengan merujuk pada sumber-sumber yang kredibel melalui footnote, penulis dapat memperkuat argumen dan posisinya dalam tulisan.
Tips Membuat Footnote yang Efektif
Untuk membuat footnote yang efektif dan bermanfaat bagi pembaca, perhatikan tips-tips berikut:
1. Gunakan Secara Bijak
Jangan terlalu banyak menggunakan footnote karena dapat mengganggu alur pembacaan. Gunakan hanya ketika benar-benar diperlukan untuk memberikan informasi tambahan atau referensi penting.
2. Pastikan Keakuratan
Selalu periksa kembali informasi dalam footnote untuk memastikan keakuratannya. Kesalahan dalam footnote dapat mengurangi kredibilitas keseluruhan tulisan.
3. Konsisten dalam Format
Gunakan format yang konsisten untuk semua footnote dalam dokumen. Ini termasuk penggunaan tanda baca, urutan informasi, dan gaya penulisan.
4. Ringkas namun Informatif
Usahakan agar footnote tetap ringkas tetapi tetap memberikan informasi yang cukup untuk pembaca dapat melacak sumber dengan mudah.
5. Gunakan Fitur Otomatis
Manfaatkan fitur footnote otomatis yang tersedia di sebagian besar perangkat lunak pengolah kata. Ini akan membantu dalam penomoran dan formatting yang konsisten.
6. Pertimbangkan Pembaca
Pikirkan tentang apa yang mungkin ingin diketahui atau diverifikasi oleh pembaca. Gunakan footnote untuk menyediakan informasi tambahan yang mungkin berguna bagi mereka.
7. Hindari Redundansi
Jangan mengulang informasi yang sudah ada dalam teks utama. Footnote seharusnya memberikan informasi tambahan, bukan mengulangi apa yang sudah dinyatakan.
8. Perhatikan Panjang
Jika footnote terlalu panjang, pertimbangkan untuk memasukkan informasi tersebut ke dalam teks utama atau memindahkannya ke lampiran.
9. Gunakan untuk Klarifikasi
Footnote dapat digunakan untuk menjelaskan istilah teknis atau memberikan terjemahan tanpa mengganggu alur teks utama.
10. Periksa Kembali
Selalu periksa kembali semua footnote sebelum menyelesaikan dokumen. Pastikan semua nomor footnote sesuai dan semua informasi lengkap dan akurat.
Advertisement
Kesimpulan
Footnote merupakan elemen penting dalam penulisan akademik yang tidak boleh diabaikan. Dengan memahami cara membuat footnote yang baik dan benar, penulis dapat meningkatkan kredibilitas tulisannya, menghindari plagiarisme, dan memberikan informasi tambahan yang bermanfaat bagi pembaca. Penting untuk selalu konsisten dalam format penulisan, akurat dalam mencantumkan sumber, dan bijak dalam penggunaannya.
Meskipun mungkin terlihat sebagai detail kecil, footnote memiliki peran besar dalam membangun integritas akademik dan memfasilitasi dialog ilmiah. Dengan mengikuti panduan dan tips yang telah diuraikan dalam artikel ini, penulis dapat menghasilkan footnote yang efektif dan profesional, sehingga meningkatkan kualitas keseluruhan karya ilmiahnya.
Ingatlah bahwa praktik membuat footnote yang baik bukan hanya tentang mengikuti aturan, tetapi juga tentang memahami tujuan dan manfaatnya dalam konteks yang lebih luas dari komunikasi akademik. Dengan pendekatan yang cermat dan teliti terhadap penulisan footnote, penulis dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan pengetahuan dalam bidangnya.