Liputan6.com, Jakarta Ziarah kubur ke makam orang tua merupakan tradisi yang sering dilakukan umat Muslim, terutama menjelang bulan Ramadhan atau setelah Idul Fitri. Selain sebagai bentuk penghormatan dan kenangan, ziarah kubur juga memiliki makna spiritual yang mendalam sebagai pengingat akan kematian. Namun, agar ziarah kubur membawa keberkahan, penting untuk melakukannya sesuai dengan tuntunan syariat.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai tata cara ziarah kubur orang tua yang sesuai sunnah, lengkap dengan doa-doa yang bisa diamalkan serta adab yang perlu diperhatikan. Berikut adalah selengkapnya.
Anjuran dan Keutamaan Ziarah Kubur dalam Islam
Ziarah kubur, khususnya ke makam orang tua, merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam. Praktik ini memiliki akar sejarah sejak masa Rasulullah SAW. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah diajak oleh ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya saat beliau masih kecil. Tradisi ini kemudian dilanjutkan oleh Rasulullah SAW setelah ibunya wafat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dan lainnya, Rasulullah SAW bersabda:
"Aku meminta izin kepada Tuhanku untuk memohonkan ampunan bagi ibuku, namun Dia tidak mengizinkanku. Kemudian aku meminta izin untuk berziarah ke kuburannya, dan Dia mengizinkanku. Maka berziarahlah kalian ke kuburan, karena ziarah itu mengingatkan kepada kematian."
Hadits ini menjadi dalil utama yang menunjukkan kebolehan dan anjuran untuk melakukan ziarah kubur. Meskipun pada awal masa Islam ziarah kubur sempat dilarang karena kekhawatiran akan timbulnya praktik kesyirikan, namun larangan tersebut kemudian dicabut.
Beberapa keutamaan melakukan ziarah kubur antara lain:
- Mengingatkan akan kematian dan kehidupan akhirat
- Sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang kepada orang tua yang telah meninggal
- Kesempatan untuk mendoakan dan memohonkan ampunan bagi orang tua
- Menjadi sarana introspeksi diri
- Menumbuhkan rasa syukur atas nikmat kehidupan
Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam Kitab Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubra menjelaskan bahwa mengunjungi makam orang tua, orang-orang shaleh, para ulama, dan para wali Allah adalah suatu hal yang dianjurkan. Sementara itu, Syekh Imam Nawawi Al-Bantani dalam Kitab Nihayatuz Zain menerangkan bahwa kebijaksanaan dari ziarah kubur, terutama ketika mengunjungi makam orang tua setiap hari Jumat, adalah agar Allah mengampuni dosa-dosa orang yang melakukan ziarah dan mencatatnya sebagai anak yang berbakti.
Advertisement
Waktu yang Tepat untuk Melakukan Ziarah Kubur
Meskipun ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja, terdapat beberapa waktu yang dianggap lebih utama untuk melakukannya. Beberapa waktu yang sering dipilih untuk berziarah antara lain:
- Menjelang bulan Ramadhan
- Setelah Shalat Idul Fitri
- Setiap hari Jumat
- Pada hari-hari besar Islam lainnya
Namun perlu diingat bahwa tidak ada ketentuan khusus mengenai waktu ziarah kubur. Bahkan, terdapat riwayat yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan ziarah kubur pada malam hari. Hal ini menunjukkan bahwa ziarah kubur dapat dilakukan kapan pun tanpa terikat waktu tertentu.
Aisyah RA meriwayatkan:
"Suatu malam Rasulullah keluar, maka aku mengutus Barirah untuk mengikutinya dan melihat ke mana beliau pergi. Barirah berkata, 'Rasulullah berjalan ke Baqi al-Gharqad (pemakaman di Madinah), beliau berhenti di sana, kemudian mengangkat kedua tangannya, lalu pulang'. Setelah tiba waktu pagi, aku bertanya kepada beliau: 'Ya Rasulullah, ke mana engkau pergi semalam?' Beliau menjawab 'Aku telah diutus ke al-Baqi untuk mendoakan mereka.'" (HR Ahmad dan an-Nasa'i)
Yang terpenting adalah niat yang tulus dan keikhlasan dalam melakukan ziarah, bukan pada waktu pelaksanaannya. Ziarah kubur hendaknya dilakukan dengan tujuan untuk mengambil pelajaran, mengingatkan diri akan kematian, serta mendoakan ahli kubur, bukan sekadar rutinitas atau tradisi semata.
Tata Cara Ziarah Kubur Orang Tua Sesuai Sunnah
Agar ziarah kubur membawa keberkahan dan sesuai dengan tuntunan syariat, ada beberapa langkah dan adab yang perlu diperhatikan. Berikut adalah panduan lengkap tata cara ziarah kubur orang tua sesuai sunnah:
1. Bersuci Sebelum Berziarah
Sebelum memasuki area pemakaman, dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar kita dalam keadaan suci saat membacakan doa-doa dan ayat-ayat Al-Qur'an untuk ahli kubur. Meskipun berwudhu bukan merupakan syarat wajib untuk ziarah kubur, namun hal ini dapat menambah kekhusyukan dalam berdoa.
2. Mengucapkan Salam Saat Memasuki Pemakaman
Ketika memasuki area pemakaman, dianjurkan untuk mengucapkan salam kepada para penghuni kubur. Rasulullah SAW mengajarkan beberapa bacaan salam yang dapat diucapkan, di antaranya:
Â
Assalaamu 'alaikum ahlad diyaari minal mukminiina wal muslimiina wa innaa insyaa Allaahu la-laahiquuna as-alullaaha lanaa wa lakumul 'aafiyah
Artinya: "Semoga keselamatan tercurah bagi penghuni kubur dari kalangan mukmin dan muslim. Kami insya Allah akan menyusul kalian semua. Aku memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan kalian." (HR Muslim)
Atau dapat juga mengucapkan salam berikut:
Â
Assalamu'alakum dara qaumn mu'mnn wa atakum ma tu'adun ghadan mu'ajjalun, wa nna nsya-Allahu bkum lahqun
Artinya: "Assalamualaikum, wahai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insya Allah akan menyusul kalian." (HR Muslim)
3. Menghadap Kiblat dan Posisi Berdiri
Setelah sampai di makam yang dituju, dianjurkan untuk berdiri menghadap kiblat. Posisi ini dianggap lebih utama berdasarkan praktik yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Namun, jika ada kebutuhan untuk duduk, misalnya karena kelelahan atau ingin membaca Al-Qur'an dalam waktu yang lama, maka diperbolehkan untuk duduk di samping makam dengan tetap menjaga adab dan tidak menduduki bagian kuburan.
4. Membaca Al-Qur'an dan Doa
Setelah mengucapkan salam dan mengambil posisi yang nyaman, mulailah membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa untuk ahli kubur. Beberapa surat yang dianjurkan untuk dibaca antara lain:
- Surah Al-Fatihah (3 kali)
- Surah Yasin
- Surah Al-Ikhlas (3 kali)
- Surah Al-Falaq (3 kali)
- Surah An-Nas (3 kali)
- Ayat Kursi
Setelah membaca Al-Qur'an, lanjutkan dengan membaca doa-doa khusus untuk ahli kubur. Salah satu doa yang dapat dibaca adalah:
,
Allahummaghfrlahu warhamhu wa 'aafh wa'fu anhu, wa akrm nuzulahu wawass' madholahu, waghslhu bl maa' watssalj walbarad, wa naqqh, mnaddzzunub wal khotoya kamaa yunaqqas saubul abyadhu mnad danas. Wabdlhu daaran kharan mn daarh wa zaujan kharan mn zaujh. Wa adkhlhul jannata wa adzhu mn adzabl qabr wa mn adzabnnaar wafsah lahu f qabrh wa nawwr lahu fh.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia, maafkanlah kesalahannya. Muliakanlah kedatangannya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari dosa-dosa sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa neraka. Lapangkanlah kuburnya dan terangilah dia di dalamnya." (HR Muslim)
5. Mengirimkan Pahala Bacaan
Setelah membaca Al-Qur'an dan berdoa, niatkan untuk mengirimkan pahala bacaan tersebut kepada ahli kubur. Hal ini berdasarkan pendapat sebagian ulama yang menyatakan bahwa pahala bacaan Al-Qur'an dan zikir dapat sampai kepada orang yang telah meninggal.
6. Menjaga Adab dan Tidak Berlebihan
Selama berziarah, penting untuk menjaga adab dan tidak melakukan hal-hal yang berlebihan atau menyimpang dari syariat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
- Tidak duduk atau menginjak bagian kuburan
- Tidak melakukan shalat menghadap kuburan
- Tidak berteriak atau menangis dengan suara keras
- Tidak melakukan ritual-ritual yang tidak ada tuntunannya dalam syariat
- Tidak meminta-minta atau berdoa kepada penghuni kubur
7. Menyiram Air di Atas Kuburan (Opsional)
Sebagian ulama membolehkan untuk menyiram air di atas kuburan berdasarkan riwayat bahwa Rasulullah SAW pernah melakukannya. Dalam sebuah hadits disebutkan:
"Sesungguhnya Rasulullah SAW menyiram air di atas kubur Ibrahim, anaknya, dan meletakkan kerikil di atasnya." (HR Abu Daud)
Namun perlu diingat bahwa hal ini bukan merupakan kewajiban dan sebaiknya dilakukan dengan sederhana tanpa berlebihan.
Advertisement
Doa-doa yang Dapat Diamalkan Saat Ziarah Kubur
Selain doa yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa doa lain yang dapat diamalkan saat berziarah ke makam orang tua. Berikut adalah beberapa contoh doa ziarah kubur:
1. Doa Ziarah Kubur Singkat
Â
Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu
Artinya: "Ya Allah! Ampunilah dia, berilah dia rahmat-Mu, kesejahteraan, serta maafkanlah kesalahannya."
2. Doa Memohon Ampunan dan Perlindungan dari Azab Kubur
Â
Allhummaghfir lil muslimna wal muslimt, wal mukminna wal mukmint, al-ahy'i minhum wal amwt, min masyriqil ardhi il maghribih, barrih wa bahrih, khushshan il b'in, wa ummahtin, wa ajddin, wa jaddrin, wa astidzatin, wa mu'allimn, wa li man ahsana ilain, wa li ashhbil huquqi 'alayn.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, yang masih hidup maupun yang telah wafat, dari timur hingga barat, di darat dan di laut. Khususnya untuk ayah, ibu, kakek, nenek, guru-guru kami, orang-orang yang telah berbuat baik kepada kami, dan mereka yang memiliki hak atas kami."
3. Doa Memohon Kelapangan Kubur
Â
Allhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw'atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghn biha 'an rahmatin min siwaka, wa alhiqhu biman kama yatawallhu.
Artinya: "Ya Allah, kasihanilah keterasingannya, sambungkanlah kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenangkanlah ketakutannya. Berikanlah kepadanya dari rahmat-Mu yang membuatnya tidak membutuhkan rahmat selain-Mu, dan pertemukanlah dia dengan orang-orang yang dicintainya."
Adab dan Larangan Saat Ziarah Kubur
Untuk memastikan ziarah kubur dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan dan larangan yang harus dihindari. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut:
Adab Ziarah Kubur
- Berniat dengan ikhlas untuk mengambil pelajaran dan mendoakan ahli kubur
- Berpakaian sopan dan menutup aurat
- Menjaga kebersihan area pemakaman
- Bersikap tenang dan khusyuk
- Membatasi percakapan yang tidak perlu
- Mendoakan semua penghuni kubur, tidak hanya kerabat sendiri
Larangan Saat Ziarah Kubur
- Meminta-minta atau berdoa kepada penghuni kubur
- Melakukan ritual-ritual yang tidak ada tuntunannya dalam syariat
- Menyentuh atau mencium batu nisan
- Menangis dengan suara keras atau meratapi secara berlebihan
- Meletakkan sesajen atau benda-benda tertentu di atas kuburan
- Melakukan shalat menghadap kuburan
- Duduk atau berjalan di atas kuburan
Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur." (HR Muslim)
Larangan-larangan ini bertujuan untuk menjaga kemurnian akidah dan menghindari praktik-praktik yang dapat mengarah pada kesyirikan atau bid'ah.
Advertisement
Manfaat dan Hikmah Ziarah Kubur
Ziarah kubur, khususnya ke makam orang tua, memiliki berbagai manfaat dan hikmah yang dapat diambil. Beberapa di antaranya adalah:
- Mengingatkan akan kematian: Ziarah kubur menjadi sarana yang efektif untuk menyadarkan diri akan kefanaan dunia dan kepastian kematian. Hal ini dapat mendorong seseorang untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi kehidupan akhirat.
- Meningkatkan ketakwaan: Kesadaran akan kematian yang ditimbulkan dari ziarah kubur dapat mendorong seseorang untuk lebih giat dalam beribadah dan menjauhi maksiat.
- Sarana introspeksi diri: Melihat kuburan dapat menjadi momen untuk merenungkan perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan dan memperbaiki diri.
- Menumbuhkan rasa syukur: Ziarah kubur dapat mengingatkan kita akan nikmat kehidupan yang masih diberikan oleh Allah SWT, sehingga menumbuhkan rasa syukur yang lebih dalam.
- Menyambung silaturahmi: Meskipun orang tua telah meninggal, ziarah kubur menjadi cara untuk tetap menyambung tali silaturahmi dan berbakti kepada mereka.
- Mendoakan orang tua: Ziarah kubur memberikan kesempatan untuk mendoakan orang tua yang telah meninggal, yang merupakan salah satu bentuk amal jariyah.
- Menguatkan ikatan keluarga: Ketika dilakukan bersama anggota keluarga lainnya, ziarah kubur dapat memperkuat ikatan dan mempererat hubungan kekeluargaan.
- Melestarikan nilai-nilai kebaikan: Dengan mengingat jasa dan kebaikan orang tua yang telah meninggal, ziarah kubur dapat menjadi sarana untuk melestarikan dan meneruskan nilai-nilai kebaikan yang mereka ajarkan.
Dengan memahami dan menghayati manfaat serta hikmah dari ziarah kubur, diharapkan praktik ini tidak hanya menjadi rutinitas semata, tetapi benar-benar dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan spiritual dan sosial seseorang.
Kesimpulan
Ziarah kubur ke makam orang tua merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam, dengan syarat dilakukan sesuai tuntunan syariat. Praktik ini memiliki berbagai manfaat, mulai dari mengingatkan akan kematian hingga menjadi sarana berbakti kepada orang tua yang telah meninggal. Dalam melakukan ziarah kubur, penting untuk memperhatikan adab dan tata cara yang benar, seperti mengucapkan salam, membaca Al-Qur'an dan doa, serta menjaga sikap selama di area pemakaman.
Melalui pemahaman yang benar tentang cara ziarah kubur orang tua, diharapkan umat Muslim dapat mengambil hikmah dan manfaat dari praktik ini tanpa terjebak dalam hal-hal yang menyimpang dari ajaran Islam. Ziarah kubur hendaknya menjadi momen untuk meningkatkan ketakwaan, introspeksi diri, dan menguatkan ikatan keluarga, bukan sekadar rutinitas atau tradisi semata. Dengan demikian, ziarah kubur dapat menjadi sarana yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan akhirat.
Advertisement