Tujuan Konferensi Asia Afrika: Memperkuat Solidaritas dan Kerjasama Antarnegara

Pelajari tujuan utama Konferensi Asia Afrika, sejarah penyelenggaraannya, serta dampak penting konferensi ini bagi negara-negara Asia dan Afrika.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Jan 2025, 18:38 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2025, 18:38 WIB
tujuan konferensi asia afrika
tujuan konferensi asia afrika ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan peristiwa bersejarah yang memiliki arti penting bagi negara-negara di kawasan Asia dan Afrika. Diselenggarakan pada 18-24 April 1955 di Bandung, Indonesia, konferensi ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat solidaritas dan kerjasama antarnegara yang baru merdeka dari penjajahan. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai latar belakang, tujuan, serta dampak penting dari Konferensi Asia Afrika ini.

Latar Belakang Diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika lahir dari konteks sejarah yang kompleks pasca Perang Dunia II. Beberapa faktor utama yang melatarbelakangi diselenggarakannya KAA antara lain:

  • Berakhirnya era kolonialisme dan munculnya negara-negara baru yang merdeka di kawasan Asia dan Afrika
  • Ketegangan Perang Dingin antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (Uni Soviet) yang berebut pengaruh di negara-negara berkembang
  • Keinginan negara-negara Asia-Afrika untuk memiliki posisi tawar yang lebih kuat di kancah internasional
  • Kebutuhan untuk menjalin kerjasama ekonomi dan politik di antara negara-negara yang baru merdeka
  • Upaya mencari jalan tengah di tengah polarisasi dunia akibat Perang Dingin

Gagasan awal KAA muncul dalam Konferensi Kolombo pada April-Mei 1954 yang dihadiri oleh lima negara yaitu Indonesia, India, Pakistan, Myanmar (Burma), dan Sri Lanka (Ceylon). Pertemuan ini kemudian dilanjutkan dengan Konferensi Bogor pada Desember 1954 yang membahas rencana konkret penyelenggaraan KAA.

Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno menjadi motor penggerak utama terselenggaranya KAA. Soekarno melihat pentingnya membangun solidaritas di antara negara-negara Asia-Afrika untuk menghadapi tantangan bersama pasca era kolonialisme. Bandung dipilih sebagai tuan rumah karena dianggap mewakili semangat perjuangan melawan penjajahan.

Tujuan Utama Diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika memiliki beberapa tujuan utama yang ingin dicapai, antara lain:

1. Memperkuat Solidaritas Negara-negara Asia dan Afrika

Salah satu tujuan terpenting KAA adalah membangun rasa persatuan dan solidaritas di antara negara-negara Asia dan Afrika yang memiliki pengalaman sejarah serupa sebagai bekas jajahan. Dengan bersatu, diharapkan negara-negara ini bisa memiliki posisi tawar yang lebih kuat di kancah internasional.

2. Menentang Kolonialisme dan Imperialisme

KAA menjadi wadah bagi negara-negara Asia-Afrika untuk menyuarakan penentangan terhadap segala bentuk kolonialisme dan imperialisme yang masih tersisa. Konferensi ini mendorong proses dekolonisasi di berbagai wilayah yang masih terjajah.

3. Memajukan Kerjasama Ekonomi dan Budaya

Negara-negara peserta KAA menyadari pentingnya membangun kerjasama di bidang ekonomi dan budaya untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Konferensi ini membuka peluang kerjasama bilateral maupun multilateral antar negara peserta.

4. Mempromosikan Perdamaian Dunia

Di tengah ketegangan Perang Dingin, KAA berupaya mempromosikan perdamaian dunia dan menentang penggunaan kekerasan dalam penyelesaian konflik internasional. Konferensi ini mendorong penyelesaian sengketa secara damai melalui negosiasi dan diplomasi.

5. Meningkatkan Peran Asia-Afrika di Kancah Global

KAA bertujuan meningkatkan peran dan pengaruh negara-negara Asia-Afrika dalam percaturan politik internasional. Negara-negara ini ingin suara mereka lebih didengar dalam pengambilan keputusan global.

Negara-negara Peserta Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika dihadiri oleh 29 negara yang mewakili lebih dari separuh populasi dunia saat itu. Negara-negara peserta KAA antara lain:

  • Indonesia (tuan rumah)
  • Afghanistan
  • Burma (Myanmar)
  • Kamboja
  • Sri Lanka (Ceylon)
  • Republik Rakyat Tiongkok
  • Mesir
  • Ethiopia
  • Ghana
  • India
  • Iran
  • Irak
  • Jepang
  • Yordania
  • Laos
  • Lebanon
  • Liberia
  • Libya
  • Nepal
  • Pakistan
  • Filipina
  • Arab Saudi
  • Sudan
  • Suriah
  • Thailand
  • Turki
  • Vietnam Utara
  • Vietnam Selatan
  • Yaman

Kehadiran 29 negara ini menunjukkan besarnya antusiasme dan dukungan terhadap penyelenggaraan KAA. Meski sebagian besar peserta berasal dari Asia, keikutsertaan beberapa negara Afrika menandai awal kerjasama yang lebih erat antara kedua benua.

Hasil dan Capaian Penting Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika menghasilkan beberapa capaian penting yang memiliki dampak signifikan bagi perkembangan hubungan internasional, antara lain:

1. Dasasila Bandung

Salah satu hasil terpenting KAA adalah disepakatinya Dasasila Bandung atau Sepuluh Prinsip Bandung. Prinsip-prinsip ini menjadi landasan hubungan antarnegara yang menekankan pada perdamaian dan kerjasama. Isi Dasasila Bandung antara lain:

  • Menghormati hak-hak dasar manusia sesuai Piagam PBB
  • Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
  • Mengakui persamaan semua ras dan bangsa
  • Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri negara lain
  • Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri
  • Menyelesaikan perselisihan internasional secara damai
  • Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
  • Menghormati keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional

2. Deklarasi Bandung

KAA juga menghasilkan Deklarasi Bandung yang berisi pernyataan bersama negara-negara peserta. Deklarasi ini menegaskan penentangan terhadap kolonialisme, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa terjajah, serta menyerukan kerjasama ekonomi dan budaya yang lebih erat.

3. Cikal Bakal Gerakan Non-Blok

KAA menjadi cikal bakal terbentuknya Gerakan Non-Blok yang secara resmi berdiri pada 1961. Gerakan ini mewadahi negara-negara yang memilih untuk tidak berafiliasi dengan blok Barat maupun Timur dalam konteks Perang Dingin.

4. Penguatan Solidaritas Asia-Afrika

Konferensi ini berhasil memperkuat rasa solidaritas dan persatuan di antara negara-negara Asia dan Afrika. Hal ini membuka jalan bagi kerjasama yang lebih erat di berbagai bidang di kemudian hari.

5. Peningkatan Peran Internasional

KAA meningkatkan peran dan pengaruh negara-negara Asia-Afrika dalam percaturan politik global. Suara mereka mulai lebih didengar dalam forum-forum internasional.

Dampak dan Signifikansi Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika memiliki dampak yang luas dan signifikan, baik bagi negara-negara peserta maupun tatanan politik internasional secara umum. Beberapa dampak penting KAA antara lain:

1. Mendorong Proses Dekolonisasi

KAA memberikan dorongan moral dan politik bagi perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih terjajah. Dalam dekade-dekade berikutnya, semakin banyak negara di Afrika yang berhasil meraih kemerdekaan.

2. Memperkuat Posisi Negara Berkembang

Konferensi ini memperkuat posisi tawar negara-negara berkembang dalam hubungan internasional. Mereka tidak lagi sekadar objek, tapi menjadi subjek yang aktif dalam politik global.

3. Membuka Peluang Kerjasama Selatan-Selatan

KAA membuka jalan bagi penguatan kerjasama antar negara berkembang atau yang dikenal sebagai kerjasama Selatan-Selatan. Hal ini menjadi alternatif dari ketergantungan terhadap negara-negara maju.

4. Mempengaruhi Kebijakan Luar Negeri

Prinsip-prinsip yang dihasilkan KAA mempengaruhi arah kebijakan luar negeri banyak negara peserta. Indonesia misalnya, semakin mengokohkan politik luar negeri bebas aktifnya.

5. Inspirasi bagi Gerakan Solidaritas Lain

Semangat KAA menginspirasi lahirnya berbagai gerakan solidaritas lain seperti Gerakan Non-Blok, Kelompok 77, dan berbagai forum kerjasama regional.

Tantangan dan Kritik terhadap Konferensi Asia Afrika

Meski dipandang sebagai peristiwa bersejarah yang penting, Konferensi Asia Afrika juga tidak lepas dari berbagai tantangan dan kritik, antara lain:

1. Keragaman Kepentingan Negara Peserta

Negara-negara peserta KAA memiliki kepentingan dan agenda politik yang beragam, sehingga sulit mencapai konsensus dalam beberapa isu.

2. Keterbatasan Implementasi

Banyak resolusi dan kesepakatan KAA yang sulit diimplementasikan karena keterbatasan sumber daya dan perbedaan prioritas masing-masing negara.

3. Pengaruh Perang Dingin

Meski berupaya netral, KAA tetap tidak bisa sepenuhnya lepas dari pengaruh persaingan blok Barat dan Timur dalam Perang Dingin.

4. Dominasi Negara Besar

Beberapa pihak mengkritik adanya dominasi negara-negara besar seperti India dan Tiongkok dalam KAA.

5. Kurangnya Mekanisme Tindak Lanjut

KAA tidak memiliki mekanisme tindak lanjut yang jelas untuk mengimplementasikan berbagai keputusan yang dihasilkan.

Peringatan dan Kelanjutan Semangat Konferensi Asia Afrika

Meski KAA hanya berlangsung sekali pada 1955, semangat dan prinsip-prinsipnya terus dikenang dan diperingati hingga kini. Beberapa upaya untuk melanjutkan semangat KAA antara lain:

1. Peringatan Dasawarsa KAA

Setiap dasawarsa, Indonesia menyelenggarakan peringatan KAA yang dihadiri perwakilan negara-negara Asia dan Afrika.

2. New Asian African Strategic Partnership (NAASP)

Pada 2005, negara-negara Asia dan Afrika meluncurkan NAASP sebagai kerangka kerjasama baru yang melanjutkan semangat KAA.

3. Revitalisasi Gedung Merdeka

Gedung Merdeka di Bandung, lokasi bersejarah KAA, direvitalisasi menjadi museum yang mengenang peristiwa bersejarah tersebut.

4. Forum-forum Kerjasama Regional

Berbagai forum kerjasama regional seperti ASEAN, African Union, dan BRICS dapat dilihat sebagai perwujudan semangat solidaritas KAA.

5. Studi dan Riset Akademik

KAA terus menjadi objek kajian dan riset akademik di berbagai perguruan tinggi, menjaga relevansi prinsip-prinsipnya dalam konteks kontemporer.

Kesimpulan

Konferensi Asia Afrika 1955 merupakan tonggak penting dalam sejarah hubungan internasional yang dampaknya masih terasa hingga kini. Tujuan utamanya untuk memperkuat solidaritas, menentang kolonialisme, dan meningkatkan peran negara-negara Asia-Afrika telah membawa perubahan signifikan dalam tatanan global.

Meski menghadapi berbagai tantangan, semangat dan prinsip-prinsip KAA tetap relevan sebagai panduan dalam menghadapi berbagai persoalan kontemporer. Di tengah dinamika politik internasional yang terus berubah, nilai-nilai seperti penghormatan kedaulatan, penyelesaian konflik secara damai, dan kerjasama yang setara tetap menjadi fondasi penting bagi hubungan antarnegara.

Bagi Indonesia sendiri, KAA menjadi salah satu prestasi diplomasi terbesar yang menempatkan negara ini sebagai pemain penting dalam politik internasional. Warisan KAA terus menjadi inspirasi bagi kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional sekaligus berkontribusi bagi perdamaian dunia.

Memasuki abad ke-21 dengan berbagai tantangan baru, semangat solidaritas dan kerjasama yang diusung KAA tetap relevan untuk terus dipupuk. Hanya dengan bersatu dan bekerjasama, negara-negara Asia dan Afrika dapat menghadapi berbagai persoalan global seperti ketimpangan ekonomi, perubahan iklim, dan ancaman keamanan transnasional. Dalam konteks inilah, pemahaman mendalam tentang sejarah, tujuan, dan dampak Konferensi Asia Afrika menjadi penting bagi generasi saat ini dan masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya