Ciri-ciri Hipertiroid: Kenali Gejala dan Penanganannya

Kenali ciri-ciri hipertiroid dan cara menanganinya. Pelajari gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan hipertiroid secara lengkap di sini.

oleh Fitriyani Puspa Samodra Diperbarui 18 Feb 2025, 09:08 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 09:08 WIB
ciri ciri hipertiroid
ciri ciri hipertiroid ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Hipertiroid merupakan salah satu gangguan pada kelenjar tiroid yang cukup umum terjadi. Kondisi ini perlu dikenali gejalanya sejak dini agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai ciri-ciri hipertiroid, penyebab, diagnosis, pengobatan, hingga cara pencegahannya.

Definisi Hipertiroid

Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Kelenjar tiroid yang terletak di leher bagian depan ini berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh. Ketika produksi hormon tiroid meningkat, metabolisme tubuh pun akan meningkat dan menimbulkan berbagai gejala.

Hormon tiroid yang dihasilkan terdiri dari dua jenis utama yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon ini berperan dalam mengatur berbagai fungsi tubuh seperti detak jantung, suhu tubuh, pencernaan, dan penggunaan energi. Pada hipertiroid, kadar T3 dan T4 dalam darah meningkat di atas batas normal.

Peningkatan hormon tiroid ini menyebabkan metabolisme tubuh menjadi lebih cepat dari biasanya. Akibatnya muncul berbagai gejala seperti jantung berdebar, keringat berlebih, penurunan berat badan, dan perasaan gelisah. Jika tidak ditangani, hipertiroid dapat menimbulkan komplikasi serius pada jantung, tulang, dan organ lainnya.

Penyebab Hipertiroid

Ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya hipertiroid, di antaranya:

  • Penyakit Graves - Merupakan penyebab tersering hipertiroid. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid sehingga memproduksi hormon berlebih.
  • Nodul tiroid toksik - Benjolan pada kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroid secara berlebihan.
  • Tiroiditis - Peradangan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan pelepasan hormon tiroid ke dalam aliran darah.
  • Konsumsi yodium berlebih - Asupan yodium yang terlalu tinggi dari makanan atau suplemen dapat memicu hipertiroid.
  • Tumor hipofisis - Tumor pada kelenjar hipofisis dapat merangsang produksi hormon tiroid berlebih.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu - Beberapa obat seperti amiodarone dan lithium dapat memicu hipertiroid.

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipertiroid:

  • Jenis kelamin wanita
  • Usia di atas 60 tahun
  • Riwayat keluarga dengan penyakit tiroid
  • Memiliki penyakit autoimun lain seperti diabetes tipe 1
  • Kehamilan atau melahirkan dalam 6 bulan terakhir
  • Merokok
  • Stres berlebihan

Memahami penyebab dan faktor risiko hipertiroid penting untuk mengenali gejala lebih awal dan mendapatkan penanganan yang tepat. Jika Anda memiliki faktor risiko tersebut, sebaiknya lakukan pemeriksaan tiroid secara rutin.

Gejala dan Ciri-ciri Hipertiroid

Gejala hipertiroid dapat bervariasi pada setiap orang, namun umumnya meliputi:

  • Peningkatan denyut jantung - Jantung berdebar kencang atau tidak teratur (aritmia).
  • Keringat berlebih - Berkeringat lebih banyak dari biasanya, terutama di telapak tangan.
  • Penurunan berat badan - Berat badan turun meski nafsu makan meningkat.
  • Tremor - Tangan gemetar atau bergetar halus.
  • Kecemasan dan mudah gelisah - Perasaan gugup atau cemas yang berlebihan.
  • Gangguan tidur - Sulit tidur atau insomnia.
  • Perubahan pada mata - Mata menonjol atau terasa gatal dan berair.
  • Kulit menjadi lebih hangat dan lembab
  • Rambut rontok - Rambut menipis atau mudah rontok.
  • Otot lemah - Terutama pada bagian paha dan lengan atas.
  • Perubahan siklus menstruasi - Menstruasi menjadi tidak teratur atau lebih jarang.
  • Peningkatan frekuensi buang air besar
  • Pembesaran kelenjar tiroid - Terlihat atau terasa benjolan di leher bagian depan.

Pada lansia, gejala hipertiroid bisa berbeda dan lebih ringan. Mereka mungkin hanya mengalami peningkatan denyut jantung, intoleransi panas, atau mudah lelah. Sementara pada anak-anak dan remaja, hipertiroid dapat menyebabkan pertumbuhan yang terlalu cepat dan masalah perilaku.

Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala di atas bisa disebabkan oleh kondisi lain. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk memastikan diagnosis hipertiroid.

Diagnosis Hipertiroid

Diagnosis hipertiroid melibatkan beberapa tahapan pemeriksaan, antara lain:

  • Anamnesis dan pemeriksaan fisik - Dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa kelenjar tiroid di leher.
  • Tes darah - Pemeriksaan kadar hormon tiroid dalam darah, meliputi:
    • TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
    • T4 bebas (Free T4)
    • T3 total atau T3 bebas
  • Pemindaian tiroid - Untuk melihat struktur dan fungsi kelenjar tiroid, dapat dilakukan:
    • USG tiroid
    • Scan tiroid radioaktif
  • Tes antibodi tiroid - Untuk mendeteksi penyakit autoimun seperti penyakit Graves.
  • Tes fungsi hati - Karena hipertiroid dapat memengaruhi fungsi hati.
  • Pemeriksaan densitas tulang - Untuk mengecek kepadatan tulang yang bisa berkurang akibat hipertiroid.

Hasil pemeriksaan ini akan membantu dokter menentukan penyebab hipertiroid dan merencanakan pengobatan yang tepat. Penting untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh agar diagnosis akurat dan penanganan bisa optimal.

Pengobatan Hipertiroid

Pengobatan hipertiroid bertujuan untuk mengembalikan kadar hormon tiroid ke level normal dan mengatasi gejala yang muncul. Beberapa pilihan pengobatan yang tersedia antara lain:

  • Obat antitiroid - Seperti methimazole dan propylthiouracil, berfungsi menghambat produksi hormon tiroid.
  • Terapi yodium radioaktif - Menggunakan yodium radioaktif untuk menghancurkan sel-sel tiroid yang overaktif.
  • Operasi tiroidektomi - Pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid melalui pembedahan.
  • Beta blocker - Untuk mengatasi gejala seperti jantung berdebar dan tremor.
  • Terapi pengganti hormon - Jika pengobatan menyebabkan hipotiroid, pasien perlu mengonsumsi hormon tiroid sintetis.

Pemilihan metode pengobatan tergantung pada beberapa faktor seperti usia pasien, tingkat keparahan penyakit, penyebab hipertiroid, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Dokter akan mempertimbangkan risiko dan manfaat setiap pilihan pengobatan sebelum merekomendasikannya.

Selain pengobatan medis, pasien hipertiroid juga perlu melakukan perubahan gaya hidup untuk mendukung kesembuhan, seperti:

  • Mengurangi asupan yodium dalam makanan
  • Berhenti merokok
  • Mengelola stres dengan baik
  • Melakukan olahraga ringan secara teratur
  • Menjaga pola makan seimbang

Pengobatan hipertiroid membutuhkan waktu dan pemantauan rutin. Pasien perlu melakukan kontrol secara teratur untuk memastikan efektivitas pengobatan dan mendeteksi kemungkinan efek samping.

Komplikasi Hipertiroid

Jika tidak ditangani dengan baik, hipertiroid dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, antara lain:

  • Masalah jantung - Seperti fibrilasi atrial, gagal jantung, atau hipertensi.
  • Osteoporosis - Pengeroposan tulang akibat peningkatan resorpsi tulang.
  • Oftalmopatia Graves - Gangguan pada mata seperti mata menonjol, penglihatan ganda, atau kerusakan saraf mata.
  • Krisis tiroid - Kondisi darurat medis akibat peningkatan hormon tiroid yang ekstrem.
  • Masalah kehamilan - Seperti keguguran, kelahiran prematur, atau preeklamsia.
  • Gangguan mental - Depresi, kecemasan, atau gangguan mood lainnya.
  • Myopati tiroid - Kelemahan otot terutama di bagian proksimal.

Komplikasi ini menekankan pentingnya diagnosis dini dan pengobatan yang tepat untuk hipertiroid. Pasien perlu memahami risiko komplikasi dan melakukan pemeriksaan rutin untuk mencegah atau mendeteksi komplikasi sedini mungkin.

Pencegahan Hipertiroid

Meskipun tidak semua kasus hipertiroid dapat dicegah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko atau mencegah kekambuhan:

  • Konsumsi yodium secukupnya - Hindari asupan yodium berlebihan dari makanan atau suplemen.
  • Berhenti merokok - Merokok meningkatkan risiko penyakit Graves dan memperburuk oftalmopatia.
  • Kelola stres - Stres dapat memicu atau memperburuk gangguan tiroid.
  • Periksa tiroid secara rutin - Terutama jika memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan penyakit tiroid.
  • Hindari paparan radiasi - Radiasi pada area leher dapat meningkatkan risiko gangguan tiroid.
  • Konsumsi makanan sehat - Perbanyak sayur dan buah, kurangi makanan olahan.
  • Olahraga teratur - Aktivitas fisik membantu menjaga kesehatan tiroid.

Bagi yang pernah mengalami hipertiroid, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan mengikuti anjuran dokter untuk mencegah kekambuhan. Jika mengalami gejala hipertiroid, segera konsultasikan ke dokter agar mendapat penanganan dini.

Kapan Harus ke Dokter

Penting untuk mengenali kapan Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala hipertiroid. Berikut adalah situasi-situasi yang mengharuskan Anda untuk segera mencari bantuan medis:

  • Gejala yang mengganggu - Jika Anda mengalami gejala seperti jantung berdebar kencang, tremor, atau penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab jelas.
  • Perubahan pada mata - Mata menonjol, penglihatan ganda, atau nyeri pada mata.
  • Benjolan di leher - Jika Anda merasakan atau melihat pembengkakan di area leher.
  • Gangguan menstruasi - Perubahan siklus menstruasi yang tidak biasa.
  • Kecemasan berlebihan - Perasaan cemas atau gelisah yang tidak bisa dijelaskan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Intoleransi panas - Jika Anda merasa sangat tidak nyaman dengan suhu hangat yang biasanya tidak mengganggu.
  • Kelemahan otot - Terutama jika terjadi pada otot-otot besar seperti paha dan lengan atas.

Selain itu, segera ke unit gawat darurat jika mengalami gejala krisis tiroid seperti:

  • Demam tinggi
  • Detak jantung sangat cepat atau tidak teratur
  • Penurunan kesadaran
  • Mual dan muntah hebat
  • Diare parah

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasa khawatir tentang kesehatan tiroid Anda. Diagnosis dan pengobatan dini dapat mencegah komplikasi serius dan meningkatkan prognosis penyakit.

Mitos dan Fakta Seputar Hipertiroid

Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat tentang hipertiroid. Mari kita luruskan dengan fakta yang benar:

  • Mitos: Hipertiroid hanya menyerang wanita.
    • Fakta: Meskipun lebih sering terjadi pada wanita, pria juga bisa mengalami hipertiroid.
  • Mitos: Hipertiroid selalu menyebabkan penurunan berat badan.
    • Fakta: Tidak semua penderita hipertiroid mengalami penurunan berat badan. Beberapa bahkan bisa mengalami kenaikan berat badan.
  • Mitos: Hipertiroid bisa disembuhkan dengan diet khusus.
    • Fakta: Meskipun diet dapat membantu mengelola gejala, pengobatan medis tetap diperlukan untuk mengatasi hipertiroid.
  • Mitos: Jika sudah diobati, hipertiroid tidak akan kambuh lagi.
    • Fakta: Hipertiroid bisa kambuh bahkan setelah pengobatan. Pemantauan rutin tetap diperlukan.
  • Mitos: Hipertiroid hanya memengaruhi kelenjar tiroid.
    • Fakta: Hipertiroid dapat memengaruhi berbagai sistem tubuh, termasuk jantung, tulang, dan mata.

Memahami fakta yang benar tentang hipertiroid penting untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan penanganan yang tepat.

FAQ Seputar Hipertiroid

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang hipertiroid:

  • Apakah hipertiroid bisa sembuh total?

Dengan pengobatan yang tepat, hipertiroid bisa dikendalikan dengan baik. Namun, beberapa jenis pengobatan seperti terapi yodium radioaktif atau operasi dapat menyebabkan hipotiroid permanen yang memerlukan terapi hormon seumur hidup.

  • Apakah hipertiroid berbahaya jika tidak diobati?

Ya, hipertiroid yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah jantung, osteoporosis, atau krisis tiroid yang mengancam jiwa.

  • Bisakah stress menyebabkan hipertiroid?

Stress tidak secara langsung menyebabkan hipertiroid, tetapi dapat memicu atau memperburuk gejala pada orang yang sudah memiliki kecenderungan gangguan tiroid.

  • Apakah hipertiroid mempengaruhi kesuburan?

Hipertiroid dapat memengaruhi siklus menstruasi dan kesuburan. Namun, dengan pengobatan yang tepat, banyak wanita dengan hipertiroid bisa hamil dan melahirkan bayi yang sehat.

  • Berapa lama pengobatan hipertiroid?

Durasi pengobatan bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan hipertiroid. Beberapa pasien mungkin memerlukan pengobatan jangka panjang atau bahkan seumur hidup.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang hipertiroid, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Anda.

Kesimpulan

Hipertiroid merupakan gangguan endokrin yang perlu diwaspadai. Mengenali ciri-ciri hipertiroid sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi. Gejala seperti jantung berdebar, penurunan berat badan, tremor, dan kecemasan berlebih bisa menjadi tanda awal hipertiroid.

Diagnosis hipertiroid melibatkan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium. Pengobatan dapat berupa obat-obatan, terapi yodium radioaktif, atau operasi, tergantung pada kondisi pasien. Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup juga berperan penting dalam mengelola hipertiroid.

Penting untuk diingat bahwa hipertiroid adalah kondisi yang dapat dikelola dengan baik jika ditangani secara tepat. Jika Anda mencurigai adanya gejala hipertiroid, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan penanganan yang tepat dan pemantauan rutin, penderita hipertiroid dapat menjalani hidup yang normal dan berkualitas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya