Liputan6.com, Jakarta Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi yang serius jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri demam berdarah yang sudah parah agar dapat segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah dengue (DBD) adalah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue. Penyakit ini umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. DBD dapat menyerang siapa saja, namun anak-anak dan orang dewasa muda lebih rentan terkena penyakit ini.
Virus dengue termasuk dalam genus Flavivirus dan memiliki empat serotipe berbeda (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4). Infeksi oleh salah satu serotipe memberikan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe tersebut, namun hanya memberikan perlindungan parsial dan sementara terhadap serotipe lainnya.
Ketika seseorang terinfeksi virus dengue, tubuh akan mengalami masa inkubasi selama 4-10 hari sebelum gejala mulai muncul. Selama periode ini, virus berkembang biak dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala yang terlihat.
Advertisement
Gejala Awal Demam Berdarah
Gejala awal demam berdarah seringkali mirip dengan gejala flu biasa, sehingga terkadang sulit dibedakan pada tahap awal. Berikut adalah beberapa gejala awal yang perlu diwaspadai:
- Demam tinggi mendadak (biasanya mencapai 38-40°C)
- Sakit kepala parah, terutama di bagian belakang mata
- Nyeri otot dan sendi
- Mual dan muntah
- Ruam kulit yang muncul 2-5 hari setelah demam
- Kelelahan dan lemas
- Kehilangan nafsu makan
Gejala-gejala ini biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan gejala yang jelas. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan yang mirip dengan flu biasa.
Ciri Demam Berdarah yang Sudah Parah
Ketika demam berdarah berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, beberapa ciri khas akan muncul. Berikut adalah ciri-ciri demam berdarah yang sudah parah dan perlu mendapat perhatian segera:
- Pendarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit (petechiae)
- Muntah terus-menerus atau muntah darah
- Nyeri perut yang hebat
- Kulit dingin dan lembab
- Gelisah atau letargi
- Penurunan kesadaran
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Penurunan produksi urin
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Denyut nadi cepat dan lemah
Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda menunjukkan ciri-ciri tersebut, segera cari bantuan medis. Kondisi ini dapat berkembang menjadi syok dengue yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Advertisement
Fase-Fase Demam Berdarah
Demam berdarah biasanya berkembang melalui tiga fase utama. Memahami fase-fase ini penting untuk mengenali perkembangan penyakit dan menentukan penanganan yang tepat.
1. Fase Demam (Febrile Phase)
Fase ini ditandai dengan demam tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari. Selama fase ini, pasien mungkin mengalami:
- Demam tinggi mendadak (38-40°C)
- Sakit kepala parah
- Nyeri otot dan sendi
- Mual dan muntah
- Ruam kulit
Pada fase ini, jumlah trombosit dalam darah mulai menurun. Penurunan trombosit dapat terjadi dengan cepat, mencapai level di bawah 100.000 per mikroliter darah dalam waktu 2-3 hari.
2. Fase Kritis (Critical Phase)
Fase kritis biasanya terjadi saat demam mulai turun, sekitar hari ke-3 hingga ke-7 sejak gejala awal muncul. Fase ini berlangsung selama 24-48 jam dan merupakan periode paling berbahaya. Ciri-ciri fase kritis meliputi:
- Penurunan suhu tubuh (di bawah 38°C)
- Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
- Kebocoran plasma darah
- Penurunan jumlah trombosit yang signifikan
- Risiko tinggi terjadinya syok dengue
Selama fase ini, pasien perlu dipantau ketat karena risiko komplikasi serius sangat tinggi. Penanganan yang tepat dan cepat sangat krusial untuk mencegah kondisi memburuk.
3. Fase Pemulihan (Recovery Phase)
Jika pasien berhasil melewati fase kritis, mereka akan memasuki fase pemulihan. Fase ini ditandai dengan:
- Perbaikan kondisi umum
- Kembalinya nafsu makan
- Stabilisasi tanda-tanda vital
- Peningkatan jumlah trombosit
- Penyerapan kembali cairan yang bocor ke jaringan
Meskipun kondisi pasien membaik pada fase ini, pemantauan tetap diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan komplikasi seperti edema paru atau gagal jantung.
Diagnosis Demam Berdarah
Diagnosis demam berdarah dilakukan melalui kombinasi pemeriksaan fisik, gejala klinis, dan tes laboratorium. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan untuk mendiagnosis DBD:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk:
- Mengukur suhu tubuh
- Memeriksa tanda-tanda dehidrasi
- Mencari ruam atau tanda-tanda perdarahan pada kulit
- Memeriksa tekanan darah dan denyut nadi
- Menilai tingkat kesadaran pasien
2. Tes Darah
Beberapa tes darah yang mungkin dilakukan meliputi:
- Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count/CBC) untuk menilai jumlah trombosit dan hematokrit
- Tes NS1 antigen untuk mendeteksi protein virus dengue
- Tes antibodi IgM dan IgG untuk menentukan apakah infeksi baru atau infeksi ulang
3. Tes Fungsi Hati
Pemeriksaan fungsi hati dilakukan untuk menilai dampak infeksi virus dengue terhadap organ hati.
4. Tes Pencitraan
Dalam kasus yang lebih serius, dokter mungkin merekomendasikan:
- Rontgen dada untuk memeriksa adanya cairan di paru-paru
- USG perut untuk mendeteksi kebocoran cairan atau pembesaran organ
Diagnosis yang akurat dan cepat sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi serius.
Advertisement
Penanganan Demam Berdarah
Penanganan demam berdarah tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Berikut adalah beberapa pendekatan yang umumnya digunakan:
1. Penanganan Gejala Ringan hingga Sedang
- Istirahat yang cukup
- Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
- Pemberian obat penurun panas seperti paracetamol (hindari aspirin atau ibuprofen karena dapat meningkatkan risiko perdarahan)
- Pemantauan rutin tanda-tanda vital dan jumlah trombosit
2. Penanganan Kasus Parah
- Rawat inap di rumah sakit
- Terapi cairan intravena untuk mengganti cairan yang hilang
- Transfusi darah atau trombosit jika diperlukan
- Pemantauan ketat tanda-tanda vital dan fungsi organ
- Penanganan komplikasi seperti syok atau gagal organ
3. Penanganan Syok Dengue
Syok dengue adalah komplikasi serius yang memerlukan penanganan segera:
- Resusitasi cairan agresif
- Pemantauan ketat di unit perawatan intensif
- Penggunaan obat-obatan vasoaktif jika diperlukan
- Penanganan komplikasi lain yang mungkin muncul
Penting untuk diingat bahwa tidak ada pengobatan spesifik untuk virus dengue itu sendiri. Penanganan terutama berfokus pada mengatasi gejala dan mencegah komplikasi.
Pencegahan Demam Berdarah
Pencegahan demam berdarah terutama berfokus pada mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti dan menghindari gigitan nyamuk. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Metode 3M Plus adalah strategi utama dalam pemberantasan sarang nyamuk:
- Menguras: Membersihkan tempat-tempat penampungan air secara rutin
- Menutup: Menutup rapat tempat penampungan air
- Mendaur ulang: Mengubah fungsi barang-barang yang dapat menampung air menjadi sesuatu yang bermanfaat
- Plus: Tindakan tambahan seperti menaburkan bubuk abate, menggunakan kelambu, dan memelihara ikan pemakan jentik
2. Perlindungan Diri
- Menggunakan lotion anti nyamuk
- Memakai pakaian lengan panjang dan celana panjang
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah
- Menggunakan kelambu saat tidur
3. Pengendalian Lingkungan
- Membersihkan lingkungan sekitar rumah dari sampah dan genangan air
- Memastikan sistem drainase berfungsi dengan baik
- Melakukan fogging atau pengasapan secara berkala (dilakukan oleh petugas kesehatan)
4. Vaksinasi
Vaksin dengue tersedia di beberapa negara, termasuk Indonesia. Namun, penggunaannya masih terbatas dan direkomendasikan hanya untuk individu yang pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya. Konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan vaksinasi.
Advertisement
Komplikasi Demam Berdarah
Demam berdarah yang parah dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:
1. Syok Dengue
Syok dengue terjadi ketika kebocoran plasma yang parah menyebabkan penurunan volume darah yang signifikan. Kondisi ini dapat mengakibatkan:
- Penurunan tekanan darah yang drastis
- Gangguan perfusi organ
- Kegagalan organ multipel jika tidak segera ditangani
2. Perdarahan Hebat
Penurunan jumlah trombosit yang ekstrem dapat menyebabkan perdarahan serius, termasuk:
- Perdarahan saluran cerna
- Perdarahan otak
- Perdarahan organ dalam lainnya
3. Gangguan Fungsi Hati
Virus dengue dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel hati, yang dapat mengakibatkan:
- Hepatitis akut
- Gagal hati dalam kasus yang parah
4. Gangguan Fungsi Ginjal
Penurunan perfusi ginjal akibat syok atau efek langsung virus dapat menyebabkan:
- Gagal ginjal akut
- Gangguan keseimbangan elektrolit
5. Gangguan Neurologis
Meskipun jarang, infeksi dengue dapat mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan:
- Ensefalitis (peradangan otak)
- Kejang
- Sindrom Guillain-Barré
6. Miokarditis
Dalam beberapa kasus, virus dengue dapat menyebabkan peradangan pada otot jantung, yang dapat mengakibatkan:
- Gangguan irama jantung
- Gagal jantung
Mengingat potensi komplikasi yang serius ini, penting untuk mengenali gejala demam berdarah sejak dini dan mencari perawatan medis segera jika dicurigai terkena DBD.
Demam Berdarah pada Anak
Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 15 tahun, memiliki risiko lebih tinggi terkena demam berdarah dan mengalami komplikasi serius. Beberapa faktor yang membuat anak-anak lebih rentan terhadap DBD antara lain:
- Sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang
- Lebih sering beraktivitas di luar ruangan, meningkatkan risiko terkena gigitan nyamuk
- Kesulitan dalam mengkomunikasikan gejala yang dirasakan
Gejala DBD pada Anak
Gejala DBD pada anak-anak mungkin sedikit berbeda dari orang dewasa. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai meliputi:
- Demam tinggi mendadak
- Lesu dan tidak berenergi
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
- Nyeri perut
- Ruam kulit
- Mimisan atau gusi berdarah
Penanganan DBD pada Anak
Penanganan DBD pada anak-anak memerlukan perhatian khusus:
- Pemantauan ketat tanda-tanda vital dan tingkat dehidrasi
- Pemberian cairan yang adekuat, baik oral maupun intravena
- Penggunaan obat penurun panas yang aman untuk anak (hindari aspirin)
- Pemeriksaan darah rutin untuk memantau jumlah trombosit dan hematokrit
- Rawat inap jika diperlukan, terutama jika ada tanda-tanda perburukan
Pencegahan DBD pada Anak
Langkah-langkah pencegahan DBD pada anak meliputi:
- Mengajarkan anak-anak tentang bahaya nyamuk dan cara menghindari gigitan
- Menggunakan lotion anti nyamuk yang aman untuk anak
- Memastikan anak-anak memakai pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh saat bermain di luar
- Menggunakan kelambu saat tidur
- Membersihkan lingkungan rumah dan sekolah dari potensi sarang nyamuk
Orang tua dan pengasuh perlu waspada terhadap gejala DBD pada anak dan segera mencari bantuan medis jika ada kecurigaan infeksi dengue.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Demam Berdarah
Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai demam berdarah. Penting untuk membedakan antara mitos dan fakta untuk penanganan yang tepat:
Mitos 1: Demam berdarah hanya menyerang pada musim hujan
Fakta: Meskipun kasus DBD memang meningkat pada musim hujan, penyakit ini dapat terjadi sepanjang tahun. Nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak di air bersih yang tergenang, baik di musim hujan maupun kemarau.
Mitos 2: Minum jus jambu biji dapat menyembuhkan demam berdarah
Fakta: Meskipun jus jambu biji kaya akan vitamin C dan dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa jus ini dapat menyembuhkan DBD. Penanganan medis tetap diperlukan.
Mitos 3: Orang yang pernah terkena DBD tidak akan terkena lagi
Fakta: Seseorang dapat terkena DBD lebih dari sekali. Infeksi oleh satu serotipe virus dengue hanya memberikan kekebalan terhadap serotipe tersebut, bukan terhadap serotipe lainnya.
Mitos 4: DBD selalu ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah
Fakta: Meskipun ruam kulit adalah salah satu gejala DBD, tidak semua penderita akan mengalaminya. Beberapa orang mungkin hanya mengalami demam tinggi tanpa ruam yang jelas.
Mitos 5: Fogging adalah cara terbaik untuk mencegah DBD
Fakta: Meskipun fogging dapat membantu mengurangi populasi nyamuk dewasa, ini bukan satu-satunya cara pencegahan DBD. Pemberantasan sarang nyamuk dan perlindungan diri dari gigitan nyamuk tetap menjadi langkah pencegahan utama.
Kapan Harus ke Dokter?
Mengingat potensi komplikasi serius dari demam berdarah, penting untuk mengetahui kapan harus mencari bantuan medis. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala berikut:
- Demam tinggi (di atas 38°C) yang berlangsung lebih dari 2 hari
- Nyeri perut yang parah atau terus-menerus
- Muntah berulang atau muntah darah
- Perdarahan dari gusi atau hidung
- Tinja berwarna hitam atau mengandung darah
- Sulit bernapas atau napas cepat
- Kulit dingin dan lembab
- Gelisah atau letargi yang tidak biasa
- Penurunan produksi urin
Jika Anda tinggal di daerah endemik DBD dan mengalami demam, sebaiknya periksakan diri ke dokter sejak hari pertama atau kedua demam. Diagnosis dan penanganan dini dapat mencegah perkembangan penyakit menjadi lebih parah.
Advertisement
Kesimpulan
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit serius yang dapat berkembang menjadi kondisi mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat. Mengenali ciri-ciri demam berdarah yang sudah parah sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat. Gejala seperti pendarahan, nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, dan penurunan kesadaran merupakan tanda-tanda bahwa DBD telah memasuki fase kritis yang memerlukan perawatan medis segera.
Pencegahan tetap menjadi kunci utama dalam mengendalikan penyebaran DBD. Langkah-langkah seperti pemberantasan sarang nyamuk, perlindungan diri dari gigitan nyamuk, dan menjaga kebersihan lingkungan harus dilakukan secara konsisten. Edukasi masyarakat tentang gejala, penanganan, dan pencegahan DBD juga sangat penting untuk mengurangi angka kejadian dan keparahan penyakit ini.
Ingatlah bahwa meskipun DBD dapat menjadi penyakit yang serius, dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan cepat, risiko komplikasi dapat dikurangi secara signifikan. Jika Anda mencurigai diri sendiri atau anggota keluarga terkena DBD, jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis. Kesehatan dan keselamatan Anda adalah prioritas utama.